O4 ♕ Fainted

1.7K 208 12
                                    

"Yeji?"

"Hai."

Deg. Rasa takut itu muncul lagi. Rasa takut disakiti, ditelantarkan, tidak diurus, diabaikan, dan tidak dipedulikan bercampur menjadi satu. Membuat Jeongin merasakan kepalanya sakit luar biasa.

Seluruh badan Jeongin mulai mengalami tremor. Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Bibirnya bergetar. Wajahnya pucat pasi.

Tangan bergetarnya terangkat, menyentuh lengan Hyunjin pelan.

"H-hyunjin. A-aku m-mau p-pu-pulang."

"H-hei. Kau kenapa?" Hyunjin mengecek suhu badan Jeongin. Lalu mengambil tisu dan mengusap keringat di dahi Jeongin.

"A-ayo p-pulang. K-kumohon. Y-ya?" Suara Jeongin memelan di akhir. Matanya sudah terpejam. Kepalanya sangat pusing.

"Y-yasudah. Yeji, aku pulang duluan." Lalu Hyunjin menggandeng tangan Jeongin untuk membawanya keluar restoran menuju parkiran.

Tapi, baru saja berjalan dua langkah, tubuh Jeongin ambruk ke lantai. Badannya bergetar parah, keringat dinginnya mengalir membasahi sekujur tubuhnya. Airmata terus menerus keluar dari manik indah Jeongin. Gumaman-gumaman kecil juga terus keluar dari bibir pucatnya.

Hyunjin tidak pernah sepanik ini sebelumnya. Ia benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Ketika Jeongin ambruk ke lantai, Hyunjin hanya menatap kosong ke arah tubuh mungil Jeongin. Setelah dua detik barulah Hyunjin sadar dan segera menggendong tubuh mungil itu.

"Jeongin kumohon, bertahanlah sebentar! Aku akan membawamu ke rumah sakit!"

"Jeongin kumohon, bertahanlah sebentar! Aku akan membawamu ke rumah sakit!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, kenapa ia bisa seperti itu?"

Sekarang Hyunjin sedang bertanya pada dokter yang tadi menangani Jeongin.

"Trauma. Saya tidak tau persis trauma apa yang diderita Jeongin tapi sepertinya trauma masa lalu."

Hyunjin kemudian mengangguk tapi tidak paham. Trauma?

"Saya tinggal dulu, saya ada pekerjaan lain. Selamat siang." 

"Baiklah. Terimakasih." Hyunjin membungkuk singkat pada dokter tadi.

Hyunjin mendudukkan diri di sebelah ranjang Jeongin. Hyunjin mengalihkan pandangannya ke arah lelaki manis yang sedang tertidur tenang sambil sesekali mengusap surainya.

Trauma katanya? Setelah melihat Yeji? Kenapa? Bahkan Jeongin bertemu Yeji saja tidak pernah.

Hyunjin menggenggam tangan pucat milik Jeongin kemudian meremasnya pelan.

"Aku jadi ingin tahu lebih banyak tentangmu. Kau kenal Yeji? Apa yang dia lakukan hingga membuatmu seperti ini?"

Tentu saja tidak ada jawaban. Jeongin masih belum sadar.

Kemudian rasa kantuk mulai mendatangi Hyunjin. Yang tadinya duduk tegak sambil setia mengelus surai Jeongin, sekarang kepalanya telah jatuh bertumpu pada ranjang.

Ecstasy [HyunJeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang