Part 1

180 23 1
                                    


"Hatcihh... Hatcihh..."

"Oppa... Ada apa denganmu? Sepertinya kau sedang sakit, Oppa. Sebaiknya kita ke rumah sakit. Kajja..." Ucap seorang wanita berkulit gelap dan berambut cokelat panjang sambil membantu seorang lelaki yang ia sebut Oppa tadi.

"Ahh... Aku baik-baik saja, Yul." Jawab laki-laki itu sambil tersenyum lembut kepada wanita berkulit gelap itu.

"Kau sedang tidak baik-baik saja, Oppa. Sebaiknya kau tidak usah membantah ku saat ini. Karena aku akan tetap membawa mu ke rumah sakit sekarang juga." Ujar wanita itu sambil kembali memapah lelaki itu keluar dari rumah mereka.

*Rumah Sakit*

Seorang wanita berkulit gelap beserta seorang lelaki terlihat sedang memasuki salah satu rumah sakit terbesar yang ada di kota Seoul.

"Permisi... Saya ingin memeriksakan kakak saya. Dia sedang sakit, dan..."

"Silahkan daftarkan nama kakak anda, nona. Dan harap bersabar, karena pasien yang ingin periksa disini bukan hanya kakak anda." Ucap seorang suster berkulit putih sambil menyodorkan sebuah buku panjang ke hadapan seorang wanita berkulit gelap dan kemudian berlalu kepada pasien yang lain.

"Hhh... Susternya tidak punya etika kali yaa... Judes amat sama pasien." Gerutu wanita berkulit gelap tersebut sambil memulai mendaftarkan sang kakak untuk di periksakan.

"Permisi, nona. Apakah saya bisa meminjam buku itu? Saya ingin mendaftarkan ibu saya untuk di periksa." Tanya seorang wanita tinggi kepada wanita berkulit gelap tersebut.

"Hahh... Ahh, iyaa. Silahkan." Ucap wanita berkulit gelap itu sambil memberikan buku pendaftaran yang ia pegang.

"Terima kasih."

"Yaa... Sama-sama."

"Khmm... Kalau boleh saya tahu, ibu anda sakit apa?" Tanya gadis berkulit gelap itu.

"Hhh... Aku tidak bisa memastikan dia sakit apa. Karena ibu saya menunjukkan banyak gejala-gejala yang menganehkan." Jawab wanita tinggi tadi.

"Apa gejala yang di alami ibu anda itu, seperti demam tinggi, bersin-bersin, dan mimisan?"

"Yaa... Seperti itulah gejalanya."

"Kakak saya juga seperti itu." Ujar wanita berkulit gelap.

"Ahh, iyaa... Kita belum kenalan. Nama kamu siapa?" Tanya wanita tinggi tadi sambil mengulurkan tangannya.

"Ahh, iyaa... Namaku Yuri." Jawab wanita berkulit gelap itu sambil mengulurkan tangannya juga.

"Yuri? Nama yang bagus. Kalau aku Yoona... Im Yoona." Ucap wanita tinggi itu sambil tersenyum manis.

"Senang berkenalan dengan mu Yoona." Ujar wanita berkulit gelap itu sambil membalas senyum.

"Yaa..."

*****

"Suster... Tolong siapkan saya alat-alat periksa saya." Ujar seorang Dokter.

"Siap, Dok." Jawab seorang suster dan kemudian berlalu bersama dokter tersebut ke ruang UGD.

"Yoona-ah... Coba kau perhatikan semua pasien-pasien disini. Mereka memiliki gejala yang sama, kan?" Tanya Yuri.

"Ahh... Kau benar. Aku sampai tidak memperhatikan itu." Jawab Yoona sambil mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

"Sebenarnya mereka ini sakit apa?"

"Aku pun juga..." Ucapan Yoona terpotong oleh suara bising yang berasal dari ruang UGD.

"Wraghh... Arrghhh... Wraghh..."

Suara-suara itu berasal dari makhluk-makhluk aneh yang keluar dari ruang UGD dan menyerang orang-orang di sekitarnya.

"Suster... Mereka mulai tak terkendali. Semuanya menghindar." Teriak seorang suster lain.

"Arrghhh... Oppa, ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini? Kau terlihat menyeramkan. Lepaskan aku, Oppa. Sadarlah. Arrghhh..." Ucap Yuri sambil menahan sang kakak yang terlihat seperti ingin memangsanya.

"Omma... Jangan seperti ini. Ada apa dengan mu? Kenapa kau tampak menyeramkan? Arrghhh..." Teriak Yoona juga sambil menahan sang ibu yang ingin memangsanya juga.

"Bukkhh... Bukkhh..."

Seseorang terlihat memukul kepala belakang kakak dari Yuri dan Ibu dari Yoona, sampai keduanya terjatuh dan tak berdaya lagi.

"Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya wanita tinggi yang tadi memukul kakak dan ibu dari Yuri dan Yoona.

"Omma..." Teriak Yoona sambil menghampiri sang ibu yang tak berdaya lagi.

"Yakk... Apa yang kau lakukan, hah? Kau membunuh omma ku... Kau membunuhnya..." Teriak Yoona sambil mencengkram erat kerah baju wanita di depannya itu.

"Hentikan..." Teriak wanita yang di hadapan Yoona.

"Look... Look... She is not your mother again!.." Teriaknya lagi di hadapan Yoona.

"Hiksss... Omma..."

"Sudahlah... Kau tidak usah menangis lagi. Lebih baik sekarang kau selamatkan dirimu..." Ujar wanita tinggi tadi dan kemudian berlalu dari hadapan Yuri dan Yoona.

"Tunggu, dokter." Ucap Yuri menahan langkah wanita tinggi itu yang tak lain adalah seorang dokter.

"Bolehkah kami ikut dengan mu?" Tanya Yuri pada dokter itu.

"Hhh... Silahkan." Jawab dokter itu kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

"Yoona-ah. Kajja, kita akan mati jika terus-terusan berada disini." Ucap Yuri sambil menarik tangan Yoona.

"Hiksss... Omma..." Tangis Yoona.
Keduanya pun mengikuti langkah dokter tadi.

*****

*Markas angkatan udara Korea Selatan*

"Letnan Lee. Sebenarnya apa yang terjadi di luar sana?" Tanya seorang lelaki tinggi kepada seorang lelaki yang ia panggil dengan Letnan Lee.

"Menurut informasi dari kepala pemimpin Rumah Sakit Severence Hospital, adanya sebuah virus baru yang memiliki kemampuan mematikan sel-sel hidup dalam tubuh manusia. Dan yang membuat manusia mati dan hidup kembali dan mulai tak terkontrol, Jendral." Jawab seorang lelaki yang tak lain adalah Letnan Lee.

"Sampaikan ke semua anggota agar segera mungkin berkumpul di aula. Ada yang harus kita bicarakan." Ujar lelaki yang dipanggil Jendral tersebut.

"Siap, Jendral." Ucap Letnan Lee dengan hormat dan segera berlalu.

*****

Hai-hai readers...👋🤗🤭

Aku kembali dengan cerita yang baru nihh...

Cerita aku kali ini berkaitan lagi dengan yang namanya ZOMBIE... 👻🤭

Tapi kali ini ceritanya sedikit berbeda dengan ceritaku yang satu. Dan pastinya ceritaku ini tokohnya beda lagi...

Kali ini aku ambil tokohnya dari The Queen of K-POP... Girls generation... 👏👏👏🤗🤭

Ohiyaa... Part 1 ini pendek ya? Sengaja sih... Hehehe... Cuma ingin lihat dulu reaksi dari kalian gimana dengan cerita ku ini... 🤭

Udah ahh... Segini aja aku ceritanya... Jgn lupa vote+coment yaa readers" ku... Jgn jadi pembaca gelap...🚫 Ok...😉🤭

Bye-bye readers... Sampai jumpa di part selanjutnya yaa... 😉👌🤭

ZOMBIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang