16 |that night

1.5K 230 6
                                    

🚫typo bertebaran.




Semua orang di ruang tamu terlihat tegang, tak terkecuali pemuda berkulit tan itu yang beberapa kali mengubah posisi duduknya karna gelisah.

Sampai sosok perempuan yang di nantinya keluar dari pintu kamar. Semuanya langsung menatap sosok itu.

"Bang gue butuh waktu"























Seperti biasa kediaman Jisoo selalu di jadikan tempat untuk ngumpul, kaya saat ini. Jisoo sama Bian lagi pacaran di atas sofa, sedangkan Cassie dan Lisa menonton film di karpet sambil goleran.

"Diem jis, nanti kalo gerak aku cium pokoknya" kata Bian sambil liatin pacarnya scroll timeline instagram.

"gamau, aku berat lohh" protes Jisoo  Bian menjadikan dirinya sebagai senderan sofa buat Jisoo.

"aku cium ya!" ancam Bian

"musnah lo berdua!" Sungut Lisa sambil melirik keduanya dengan tatapan tajam, lalu keduanya bisik-bisik ngeledekin Lisa.




"cass.."

Kedatangan sosok bebadan tinggi itu membuat semua orang yang berada di lantai dua itu kaget. Cassie langsung bangun dari posisinya, gak perlu tanya gimana pemuda itu dapat menemukannya, pasti Bian yang laporan.

Bian sedikit bingung melihat Angga dengan raut muka yang sangat serius, berbeda dengan Angga yang ia kenal selama ini yang selalu bersikap konyol dan kekanakan.

Jisoo yang mengerti situasi keduanya memberi mereka privasi langsung menyuruh Cassie dan Angga berbicara di balkon, lalu menyeret badan Lisa yang berniat menguping pembicaraan keduanya.

"Ga bukannya udah jelas?" tanya Cassie pelan.

"Cassie... gua mau ngelurusin semuanya" Angga meraih tangan Cassie, namun perempuan itu menepis.

"tapi gue gak butuh penjelasan dari lo, ngga!"

"lo egois" Jelas Angga. "dan akan selalu begitu" Angga nyesel sekaligus lega setelah bertahun-tahun baru bisa ngutarain semua yang dia rasain.

"karna LO SALAH ANGGA!" Bentak Cassie.

"bisa gak lo jelasin semua kesalahan gua dulu sebelum bertindak untuk menjauhi gua?" Tanya Angga setenang mungkin.

"gue rasa saat itu lo udah cukup sadar sama kesalahan lo!"

"FUCK!" Angga mengerang,
"Berenti nyakitin orang lain dengan sikap egois lo, gak semuanya harus sesuai dari sudut pandang lo cass"

"MASALAH LO APASIH?!"

"gua gak bisa ada di samping lo lagi, dan gak akan pernah bisa sama lo lagi mulai sekarang"

"maksudnya? lo nyerah sama gue? hahaha lo gapunya harga diri yaa? setelah mohon-mohon minta gue balik, sekarang apa? lo mau ngebales gue?" Tanya Cassie dengan tampang meremehkan.

"cass tolong berenti buat puas sama apa yang lo liat sendiri" mohon Angga.

Air mata Cassie menggenang di pelupuk matanya, "rasanya gue bodoh banget buat ngikutin lo ke mall buat dapet kesan baik dan bikin lo mau balik ke gue, yaa semuanya rencana gue dan kebetulan saat itu lo ngasih Rosie tumpangan" Jelas Cassie yang bikin ekspresi dari wajah Angga.


"cas... " Angga spechless.

Pria itu sampe saat ini masih gak ngerti sama sikap perempuan yang berdiri di depannya, berjalan bersama selama bertahun-tahun tetapi Angga tidak mengerti mengapa Cassie selalu melakukan sesuatu yang tidak bisa ia pikirkan dan melukainya perlahan. Tentu saja Angga menutupinya seolah tidak terjadi apapun dan berusa berpikiran positif tentang perempuan itu.

"Ini bakal jadi terakhir kalinya gua peduli dan berdiri di sisi lo kaya gini, gua harap lo nemuin cowok yang bisa ngubah sifat buruk lo cass"





































Barom masih memeluk erat tubuh Rosie, jujur perempuan itu lelah tetapi jemarinya tak berenti untuk mengusap punggung kekasihnya itu.

"Jangan pergi"

"Engga, aku gak pergi"

"Tadi mamah ngabarin aku, kalo papah... " Barom menghentikan ucapannya.

Air mata Barom jatuh dengan mudahnya di hadapan perempuan yang ia cintai, ia begitu membenci fakta yang ada. Dan sangat membenci bahwa ia merupakan putra dari lelaki itu.

Semua memori berputar di kepalanya, ia merasakan kerinduan, kehangatan, kasih sayang, dan kebencian yang bercampur pada hatinya.

"Kamu harus pergi Barom" ucap Rosie sambil melepaskan pelukan mereka.

Rosie menghapus air mata Barom dan tersenyum tipis berusaha menyemangati pria itu dengan senyumannya.

"Temuin keluarga kamu dan hibur mereka, aku bakalan tunggu kamu disini gak peduli apapun yang terjadi aku bakal nunggu kamu pulang"

Malam itu Barom bakal ninggalin Rosie buat datang ke hadapan papahnya untuk terakhir kali dan menyemangati wanita yang telah melahirkannya.

Setelah mengemasi semua barang, Barom berangkat menuju Aussie bersama Scott (sahabatnya) agar dapat mengarahkan Pria yang sedang berpikiran kacau itu.

"Aku bakalan balik secepatnya" gumam Barom dengan senyuman terpaksanya.

"Iya aku bakal nunggu kamu"

Barom mencium bibir Rosie berusaha mengingat moment saat ia mengutarakan prasaannya pada perempuan itu, lalu melepaskan lumatannya dan mengelus kepala Rosie dengan sebuah senyuman yang terlihat dipaksakan.

"I love you Rosseane"





























Keadaan yang hening membuat setiap hembusaan angin malam itu bertambah dingin, keduanya tidak ada yang ingin memulai untuk membuka suara.

Suara deritan pintu kaca membuat mereka berdua kompak menoleh, perempuan yang membuka pintu menaruh dua gelas coklat panas dengan senyuman tipis, lalu kembali berlalu dan menutup kembali pintu kaca.

"Di minum coklatnya, udaranya dingin"

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Seilma sambil memeras ujung sweater kuningnya.

"Gimana keadaan lo? Masih morning sick gak?" Tanya Angga sambil natap wajah Seilma yang lagi mandangin langit mendung.

"Masih, anak lo nyusahin juga yaa" jawab Seilma kemudian tertawa kecil.

Angga berdeham.


"Malem ini tidurnya mau gua temenin gak?" Tawar Angga kemudian pria itu menyesap coklat panas dari mug.

"Boleh, kalo lo gak keberatan"

Otomatis Angga noleh, ini Seilma loh yang ngomong. Angga langsung merinding disko.

Angga nyuruh Seilma buat natap matanya, kemudian tangannya memegang erat kedua tangan perempuan itu yang terasa dingin.

"Kamu boleh anggap aku nikahin kamu sebagai sebuah tanggung jawab, tapi aku bakal berusaha buat ngejaga kamu dan anak kita, Seilma.. will you marry me?"








×××
Ada yang kangen?
Apa ada yang bosen?
Cuman mau ngingetin cerita ini kan yang bikin gue alurnya mau gimana kek/ si ini dipasangin sama siapa kek yaa terserah gue dong yang nulisnya, kalau gak suka yaudah. Sumpah sih bikin down banget yang ngatur alur cerita ini. Btw, ini sisa 4chapter doang.

Jangan lupa vomment,
sider I'm watching you😊

cherry n. whisky ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang