Prolog

14 1 0
                                    

**Kamar Callista**

.
.
.
.
.

"Jadi kenapa lu nangis gini ta?" Tanya Diva pada Callista yang sedang melamun.

Diva baru saja datang ke rumah Callista. Ia ingin mendengarkan keluh kesah sahabat nya itu. Namun saat ia sudah bersama Callista, Ia hanya melihat Callista Yang terdiam sambil menangis. . .

"Ta? Callista!!!" Tegur Diva dengan kesal.. Ia sudah bosan melihat yang hanya melamun dan menangis.. Callista menatap diva sekilas. Dapat Diva lihat pancaran kesedihan yang tersirat dari mata Callista.

"Lo kenapa ta? Cerita sama gue" Bujuk Diva dengan halus. Callista menangis tersedu sedu. Diva langsung memeluknya, berharap bisa menenangkan hati sahabatnya itu

Sedangkan Callista, ia teringat perkataan Dokter tadi. Yang mengatakan bahwa Callista terkena Penyakit leukemia Stadium awal. Belum lagi Teringat sikap Mama dan keluarga nya yang sangat membenci dirinya, membuat ia semakin terpuruk.

"Gue capek div. Gue sakit.. gue ga kuat lagi." Ucap Callista histeris. Callista terus menangis membuat hati Diva perih

"Kenapa ta?? Cerita sama gue! Gue sahabat lo... Gue bakal bantu elo, setidaknya gue bisa kasih saran.."

"Gak div.. gue sudah cukup nyusahin orang... Gue anak pembawa sialll ... " Ucap Callista terus menangis... Perasaan nya saat ini sedang kacau

"Stop ta!!! Lo itu sahabat gue, lo itu berharga bagi gue dan orang lain.. lo itu tanpa elo mungkin gue udah hancur.. lo inget saat gue di gangguin preman malam itu..? Bahkan lo ngorbanin nyawa lo demi gw yang bahkan gak lo kenal. Gimana bisa lo ngomong kalo elo ga berguna???" Ucap diva, diva ingat awal pertemuan nya dengan Callista. Saat ia hampir di perkosa oleh preman dan Callista yang menolongnya

**Flash Back On**

"Aduh mama mana sih.?" Keluh seseorang yang sedang menunggu jemputan.. dia adalah Diva. Dia sedang selesai les, dan sedang menunggu mama nya menjemputnya

"Gue pulang naik taksi aja kalik ya???" Diva berjalan perlahan menuju halte

Langit semakin gelap, dan jalan yang ia lewati sangat sepi.. sangat kontras dengan keadaan di saat siang.. Diva terus berusaha menelphone mama nya. Di tengah jalan, ia melihat tiga orang pria berbadan besar berjalan ke arah nya. Diva berbalik arah dan berlari. Namun tangan nya di tarik oleh salah satu di antara mereka. Diva berjinggit kaget. Ia ketakutan.

"Lepasin!! Brengsek kalian!!!" Teriak Diva terus meronta. Mereka terus menarik Diva, Diva menangis histeris dan terus meronta meminta di lepaskan

"Diam kamu, kamu itu harus melayani kita" ucap sallah satu dari mereka yang memiliki badan paling besar

"Lepasin!!! Dasar Bajingan.. Biadab kalian!!!" Teriak Diva lagi. Ia sangat ketakutan dan terus menangis

"Diam nhona manis, kita akan bersenang senang malam ini."  Ucap Ucap salah satu dari mereka yang mempunyai rambut gondrong

Diva menangis histeris saat sebuah tangan besar dan kasar mengelus dagunya.. Dan semakin histeris saat salah satu dari mereka mencoba melepaskan pakaian yang ia kenakan.. Mereka terus mencoba melecehkan Diva. Pria yang mempunya banyak tato di tubuhnya, merobek baju bagian depan Yang diva kenakan.. Membuat dada diva terpampang jelas. Saat tangan tangan nakal mereka hendak menyentuh Diva lagi, sebuah suara seseorang menghentikan  mereka. Diva merasa sedikit lega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CallistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang