01

394 42 0
                                    


"Hai Jimin! wah dapat hadiah lagi ya?" Hoseok, lelaki itu menunjuk sebuah kotak berbungkus rapi yang bertali pita berwarna merah.

"huum ya, ini sudah ke tujuh kalinya." jawab Jimin, di lihatnya kado yang selalu ia dapatkan tanpa ada nama pengirim yang selalu tergeletak di depan rumahnya. Mulanya Jimin takut kado itu berisi hal aneh atau barang barang yang mengerikan.

Tapi karena isinya selalu sama-dua tangkai mawar dan secarik kertas- itu tak membuatnya takut, yang berbeda adalah barang yang di kirimkan selalu membuatnya tertawa.

Jimin sangat ingat ketika kotak ke lima yang ia dapatkan tetap sama tetapi terdapat sebuah bebek karet dan boneka beruang dengan mata yang berkilau disana, Jimin jadi tersenyum di buatnya.

dan sekarang ia mendapatkan sebuah buku diary, sampul bukunya sangat lucu dan Jimin menyukainya. Lihatlah stiker bintang dan bulan yang memiliki mata juga mulut yang memenuhi seluruh sampul buku.

Diambilnya dua tangkai mawar yang terlihat masih segar.

"Hoseok-ah ini, ambilah satu." wajah Hoseok yang sedang mengamati langsung berbinar, dengan semangat ia mengambil bunga itu lalu memainkannya. Tak lupa sebuah kecupan atas bentuk terimakasih yang ia bubuhkan pada pipi Jimin. Seketika pipi itu memerah, Jimin hanya tertawa geli menanggapinya.

Dengan penasaran Jimin membawa sebuah kertas yang terlipat rapi. Inilah yang ia tunggu tunggu dari pengagum rahasianya. Jimin sangat menyukai kata kata semangat atau rayuan manis yang bisa membuatnya tersenyum atau bahkan memerah malu.

'Mata mu bagai bulan yang bersinar, binarnya seperti bintang yang berkelip. Dan saat kau tersenyum, kau bagai langit malam dengan cahaya bulan dan kerlip bintang yang menghiasi. Kau sempurna Jimin'

JK.


Pipi Jimin membali memerah, "terimakasih." gumamnya, dengan cepat Jimin membereskan semua barang barang yang ia keluarkan di kotak tanpa pengirim itu.

Lalu pergi ke kamarnya-untuk mandi, meninggalkan sepupunya yang masih memainkan bunga pemberian dari Jimin.

Di tempat lain seorang dengan berperawakan tinggi dan tegap tengah tersenyum puas, di ruangan dengan cahaya minim yang temaram itu menambah kesan mengerikan.

Di setiap sudut tembok terdapat foto foto seorang lelaki cantik dengan ekspresi bermacam macam, salah satunya adalah potret dimana seorang lelaki mungil itu tengah tersenyum lebar sambil memegang bebek karet.

Ya, foto itu diambil saat si mungil tak tau kalau ada yang diam diam mengambil fotonya.


Lalu pria dengan tubuh tegap itu mengutak-atik komputer nya, dan dengan mudahnya layar monitor itu menampilkan sebuah kamar mandi yang tersambung pada sebuah kamera tersembunyi.

Di layar itu menampilkan seorang lelaki manis yang sedang membuka bajunya, lalu tubuh telanjang itu tengah membersihkan diri di bawah guyuran air.


"hhh Jiminhh.." desahan itu mengudara saat si penonton mengocok penisnya pelan dengan wajah mendongak, fantasi liarnya membayangkan lelaki mungil tersebut sedang mendesah di dalam kungkungan nya.

"ohh shit!" pria itu menggeram rendah saat mencapai pelepasan. Dada tegap tak berbalut kain itu naik turun. Wajah tampan dengan di dihiasi keringat itu mendongak, menambah kesah Sexy juga jantan.

Mata tajamnya menatap ke layar monitor yang masih menyala. Lalu sebuah seringai mengerikan tercipta.

"sebentar lagi, sebentar lagi kau akan menjadi milikku Park Jimin."


TBC.

okok, ini cerita kedua aku. gimana? pada minat gak?

hehehe, silakan tekan bintang pojok kiri kalau kalian berminat^^

The Obsession JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang