Jariku gatel buat up hehe. Sorry for typo. Enjoy..
Seperti biasa, pagi ini sama dengan pagi yang sebelum sebelumnya. Dimana suara alarm yang membangunkan tidur si manis yang juga langsung membuka mata sipitnya.
Setelah menggosok pelan kedua matanya, Jimin mencoba duduk bersandar ke kepala ranjang. Diliriknya sebuah boneka beruang yang ia terima dari sang penggemar rahasia.
Lalu dengan semangat Jimin memeluk boneka itu dengan erat, "mmh.. rasanya masih ingin tidur saja." gumam si mungil dengan pelukan yang masih mengerat.
Tok tok!
"Jimin, ayo bangun dan lekaslah mandi!"
Jimin mengenal suara ini, siapa lagi jika bukan sepupunya, "ya! sebentar!" balas Jimin.
Dengan berat hati ia melepas pelukan pada boneka berbulu halus yang selalu menemaninya tidur itu, "nanti kita main lagi oke?!" Jimin tertawa geli, merutuki sikapnya sendiri yang terlihat seperti seorang gadis berumur lima tahun yang tengah bermain bersama boneka.
"cha.. saatnya mandi!"
Jimin pun beranjak untuk ke pergi membersihkan diri, tak menyadari di balik mata berkilau si beruang terdapat kamera tersembunyi yang selalu menyorot keadaan ruangannya.
Mungkin juga Jimin belum menyadari bebek karet yang selalu menemaninya mandi itu merekam segala aktivitasnya.
~~~
"wah~ Jimin sudah cantik! kau mau pergi ke sekolah atau kencan?!" seruan itu membuat Jimin menunduk malu, diremas nya sisi dari sweater yang menutupi baju seragam SMA nya. Sedangkan Hoseok semakin gemas pada makhluk mungil di depannya.
Tak heran jika Hoseok selalu berada di rumahnya, lelaki berwajah lonjong itu sering berkunjung untuk menemui Jimin atau sekedar menumpang makan.
Hoseok bukannya tidak mampu untuk membeli makanannya sendiri, tapi lelaki itu lebih suka masakan rumah, apalagi sekarang dirinya jauh dari orang tua. Meskipun punya apartement sendiri, orang tua Jimin merasa senang saja Jika Hoseok menginap untuk menemani Jimin.
"ibu dan ayah dimana? kenapa meja makan sangat sepi?" tanya Jimin, biasanya kedua orang tuanya sudah duduk di depan meja makan.
"apa kau lupa? mereka pergi ke rumah Paman Song." Jimin menepuk Jidatnya, huhh.. padahal kemarin sang ibu sudah memberitahu nya jika dia dengan ayahnya akan pergi.
"sudahlah, cepat sarapan, sudah ku oleskan selai coklat pada roti mu."
Jimin mengangguk, lalu ia mendudukan pantat bulatnya pada kursi kayu di hadapan Hoseok. Setelah itu mereka berdua sarapan seperti biasa.
Hanya saja pagi ini terdapat suara rusuh Hoseok yang tersedak akibat terlalu banya bicara juga tertawa.
Jangan di tiru ya teman teman.
~~~
Entah mengapa mood Jimin sepertinya tengah bagus saat ini, entah itu karena hari ini terbebas dari yang namanya pelajaran membosankan atau senior tampan yang selalu diam diam menatapnya?
Saat istirahat Jimin pasti ke kantin dengan teman temannya, siapa lagi jika bukan Lisa, Somi dan Bambam.
Kerika orang itu yang selalu bersama Jimin dari tingkat pertama.
"hohoho.. Lihat di belakangmu mochi, sepertinya seekor elang siap memangsa mu."
Mendengar perkataan Lisa membuat Jimin menoleh ke belakang, ternyata memang ada seseorang yang sedang menatapnya. Dengan cepat Jimin kembali menegakan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsession Jeon
FanfictionKini kehidupan Jimin tak seindah dulu. Hanya ketakuan dan trauma yang mengikuti, juga seorang pengagum rahasia dengan obsesi besar yang menyebabkan semuanya terjadi. Kookmin. ~Jungkook - top ~Jimin - bott baca? silakan.. Votment? boleh banget! sider...