Hari pertama

22 2 0
                                    

"Ken kok nggak jadi liburan kesini?" Seorang gadis serba putih memandang layar dihadapannya dengan memasang wajah cemberut.

"...."

"Huuu, alasan. Pokoknya Nia marah sama Ken." Gadis putih itu memalingkan wajah dari layar itu.

"...."

"Surprise apanya? Orang Ken aja masih di London."

"...."

Setelah itu tiba-tiba sambungan diputus sepihak dari seberang.

"Ken nyebelin!" Gerutu gadis itu kesal.

Seorang pemuda muncul dan merangkul gadis putih itu. "Ada apa sih Nia, kok cemberut gitu mukanya?"

"Itu lho kak, si Ken jahat banget. Masa nggak pulang sih? Kan Nia kangen." Adu gadis itu manja pada kakak tertua nya.

"Kan bisa telepon kalau kangen, tadi barusan kamu juga habis video call sama Ken kan?"

"Ihh, kan beda sama ngomong langsung kak Kean." Gadis itu semakin menekuk wajahnya, membuat sang kakak gemas.

walaupun bagi orang lain wajah itu nampak menakutkan.

~~◎◎~~

"Lihat itu, dia aneh."

"Ngapain dia bawa payung?"

"Pake payung pake mantel, emang hujan?"

"Rambutnya putih?"


"Kok dia kulitnya pucat banget sih."

Sepanjang perjalanan dari gerbang menuju gedung sekolah, banyak murid lain yang memandangnya aneh.

Gadis itu Gania, hanya menunduk menghindari tatapan-tatapan yang menghujam nya.

Sang kakak, Alvano Kean Smith. hanya bisa memandang beberapa meter dibelakangnya dengan sedih.

Flashback on

"Pokoknya selama di sekolah kakak jangan bilang kalau Nia itu adiknya kakak."

"Loh, kok gitu?"

"Pokoknya kakak jangan deket-deket Nia."

"Nggak bisa gitu dong Ni!"

"Kalau kakak nggak mau, Nia bakal diemin kakak selama satu bulan."

"Eh, Iya iya. tapi jangan diemin kakak. Kakak nggak bakal bilang kalau Nia adiknya kakak, tapi kalau jauh-jauh dari Nia kakak nggak janji."

~~◎◎~~

Ingin sekali Alvan meneriaki satu persatu orang yang berbisik-bisik tentang adiknya itu, bahkan kalau bisa ia ingin melempari mereka dengan batu satu persatu.

Memangnya siapa mereka? berani-berani nya membicarakan Gania.

Tanpa disadari oleh Alvan, Gania telah berhenti di depan kelas baru nya dan memandang tajam pada Alvan.

Alvan yang masih melamun tanpa sengaja menabrak seorang  murid lain, yang ditabrak pun terjatuh.

"Eh, maaf." Alvan yang sadar langsung meminta maaf pada murid itu, seorang pemuda yang masih berseragam biru-putih. Dia murid baru, sama seperti Gania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang