I. PERTEMUAN

22 1 0
                                    

Hujan deras masih mengguyur kota Jakarta. Aku yang masih mengenakan seragam sekolah duduk di sebuah halte bus yang tidak jauh dari sekolahku. Mataku memandangi tiap rintik hujan yang jatuh sambil menunggu bus yang biasanya aku tumpangi untuk pulang kerumah.

Sampai akhirnya mataku menangkap sosok Laki-laki dengan mengenakan seragam yang sama dengan ku, memarkirkan sepeda motor di pinggir jalan depan halte. Laki-laki itu pun turun dari motornya untuk berteduh di halte yang sama dan ia juga duduk di bangku kosong yang ada di sebelah ku.

Aku dan Laki-laki itu sama-sama menoleh ke arah satu sama lain dan wajah kami saling berhadapan. "Seragam kita sama, tapi kok muka lo asing banget ya?" tanya aku spontan saat aku melihat jelas muka nya.

"Gue anak baru, baru masuk hari ini" jawab laki-laki itu.

"Kelas?" tanya Aku lagi.

"11 IPS 2, kalo lo?" Laki-laki itu bertanya balik.

"Seangkatan kita, cuma beda kelas aja, gue di 11 IPA 1" jawabku santai. Laki-laki itu pun mengangguk.

Percakapan itu membuat kami terus larut ke dalam percakapan selanjutnya. Mulai dari ia yang bertanya kepadaku tentang keberadaan ku di halte ini. Apakah untuk menunggu bus atau hanya sekedar berteduh dari hujan deras seperti dirinya ?. Aku pun menjawab bahwa aku juga sedang menunggu bus yang biasa aku tumpangi setiap pulang sekolah. Sampai aku yang menceritakan tentang sekolahku yang menjadi sekolah baru Laki-laki itu. Ia baik dan terlihat dari cara ia berbicara seperti nya ia Laki-laki yang sopan.

Menyadari bahwa kami belum mengetahui nama satu sama lain, Aku pun berinisiatif untuk memperkenalkan diri.

"Ohiya, dari tadi kita ngobrol tapi belum saling kenal ya. Gue Kinara Salshabilla, panggil aja Kinara" Aku mengulurkan tangan seraya tersenyum kepada Laki-laki itu.

Tanpa ragu, laki-laki itu pun membalas uluran tanganku.
"Regan Aditya, bisa di panggil Regan". Ia pun tersenyum juga. "Salam kenal ya Kinara".

Ternyata namanya Regan, nama yang bagus, cocok dengan paras nya yang tampan.

Tak lama setelah itu, bus yang aku tunggu datang. Aku pun berpamitan kepada Regan dan segera menaiki bus tersebut.

Regan. Pikiranku terus memikirkan sosok Laki-laki pemilik nama itu. Laki-laki yang mampu membuat ku tertarik sejak pertemuan pertama kita. Aku harap pertemuan kita bukan hanya sekedar kebetulan dan aku juga berharap setelah ini kita akan kembali bertemu, saling sapa, mengobrol, bahkan kita bisa menjadi teman dekat.

▪️▪️▪️

Banyak orang yang percaya bahwa tidak ada pertemuan yang kebetulan, dan saat ini aku menjadi salah satu orang yang mempercayainya. Aku percaya saat pertemuan itu terjadi di antara aku dan kamu.
▪️▪️▪️

KATA TENTANG KITA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang