XLI

8.9K 2.3K 296
                                    

"Apa kau tahu kalau aku tak pernah menganggapmu sebagai Saudara.
bagiku kau adalah pangeran impianku. Sesuatu yang harus kudapatkan apapun caranya.
Kau adalah satu-satunya Cinta dalam hidupku."

Ungkapan isi hati Vivi membuat Taha kaget. Dia melirik Roam yang diam saja karena memang Roam tak mengerti apa hubungannya dan Vivi tapi saat melihat Aliya yang biasa saja, Taha agak sedikit kaget.
Apakah hanya dia yang tak menyadari betapa dalam perasaan Vivi padanya.
Padahal selama ini Tala pikir Vivi hanya benci pada Tala hingga dia sering menganggu kebersamaannya dan Tala.
Tapi ternyata Vivi melakukanya karena cemburu karena berpikir Tala telah merebut Taha darinya.

"Maafkan aku. Aku tak pernah berpikir kau akan punya perasaan seperti itu padaku. Bagiku kau hanya seorang adik"
Desah Taha yang tiba-tiba merasa lelah saat merasa bebannya semakin banyak sebab semua penderitaan Tala memang diciptakan olehnya.

"Kalau kau tidak tahu, kenapa kau diam saja saat aku sengaja memanasi Tala dan pura-pura punya affair denganmu?" geram Vivi yang kini mulai merasa kalau dia sengaja dimanfaatkan oleh taha.

Memang benar apa yang Vivi pikirkan sebab Taha langsung mengakuinya.
"Karena aku pikir sebesar bencimu pada Tala, maka sebesar itu juga Tala membencimu hingga dia pasti berpikir hal paling buruk tentangmu dan jujur saja aku memang memanfaatkan hal tersebut untuk membuat Tala cemburu dengan harapan dia menyadari betapa berarti aku baginya.
Kalau kau bilang itu memanfaatkanmu maka aku akan bilang maaf padamu"

Apa yang Taha ungkapkan barusan membuat Vivi marah.
"Tidak perlu minta maaf padaku.
Kau yang selalu mengizinkan aku berada di sisimu sudah membuatku bahagia.
Sejujurnya aku tahu kalau aku takkan mungkin memilikimu.
Sama seperti yang papaku dan Rino bilang, cintamu pada Tala benar-benar besar hingga setiap orang bisa melihatnya dari matamu saat kau melihat wanita itu dan itu membuatku tidak tahan"
Ketus Vivi.

"Aku mencoba memisahkan kalian dan untuk itu seharusnya akulah yang minta maaf padamu.
Aku takkan minta maaf pada Tala, karena dia juga sudah membuatku menderita dengan membuatmu yang sebelumnya adalah milik semua gadis menjadi miliknya seorang"
Sinis Vivi yang setelahnya melompat memeluk Taha yang tak membalas pelukannya.

Vivi terisak di dada Taha, suaranya teredam hingga susah untuk dimengerti jika tak begitu dekat dengannya.
"Aku pikir ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir, sebaiknya aku tak ada disini saat kalian berbahagia, karena aku yakin itulah yang akan terjadi setelah ini. Dan tentu saja aku akan menjadi wanita yang menderita karena patah hati untuk seumur hidup.
Karena selama ada kau, aku takkan bisa melihat pria lain"
Ratapnya pilu.

akhirnya Taha balas memeluk Vivi.
"Aku takkan menghalangimu tapi aku juga takkan menahanmu. Semuanya adalah keputusanmu jadi lakukan apa yang menurutmu Bagus untuk hidupmu"
Saran Taha yang setelahnya mendorong Vivi untuk melepasnya.

Vivi menghapus airmatanya yang terus mengalir.
"Terimakasih. Tapi aku mohon jangan pernah melupakanku, setidaknya ingatlah saat-saat kita sebagai kakak adik"
Mohonnya mengiba yang langsung dijawab Taha dengan anggukan.

Vivi berbalik dan melangkah meninggalkan Taha.
Tapi ketika  baru dua langkah, dia kembali menoleh dan berbalik.
"Maukah kau memberiku ciuman, sesuatu yang sangat kuinginkan dari dulu. Anggap saja ini sebagai kado perpisahan" pinta Vivi mengiba.

Taha menghela napas dan perlahan menggeleng.
"Maaf!! Aku tak bisa melakukan itu" jawabnya tegas tanpa tendeng aling-aling.

Wajah Vivi yang berduka kini terlihat begitu menderita tapi dia tetap tersenyum dan mengangguk lemah.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti. Semenjak kau jatuh Cinta padanya kau tidak bisa menyentuh perempuan lain lagi.
Bagimu kami hanya mesin yang membantumu melepaskan hasrat yang tak bisa ditahan terus.
Tapi terimakasih karena aku tidak termasuk diantara wanita Malang yang kau pergunakan seperti itu atau saat ini aku akan hancur dan makin membenci wanita itu"
Desahnya yang langsung berbalik dan berlari meninggalkan Taha yang mematung menatapnya hingga dia hilang dibelokkan paling jauh.

(Repost) Belitan Di HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang