Black rose, itu kekasihku.
jika semua orang menjadikannya duka.
maka ia kuberi mahkota keindahan yang terselubung dalam.
asa, angan, dan cinta.
bisakah kau temukan?
Sttt...
Dia bersembunyi dengan begitu cerdik, juga picik
Dan takdir membantunya
Membuat keindahan nya tertutup sempurna
***
Spring 2015
"Doyoung, ayo sebentar lagi gelap"
Gadis itu bergeming, masih dalam posisinya sejak kurang lebih empat jam lalu. Seakan otot-ototnya tak mengeluh kaku karena tak bergerak sejak tadi. Matanya masih menatap mentari senja yang mulai ditelan cakrawala dengan tatapan kosong, namun begitu jelas adanya gores luka yang begitu dalam.
Mata sehitam arangnya sanggup membuat orang yang menantap matanya dapat ikut merasakan kosong, hampa, dan perih yang gadis itu rasakan. Rambut halus panjangnya sedikit berantakan tertiup anak angin nakal yang ingin menggodanya.
Tubuh kurusnya seakan tak peduli dengan dingin yang mulai menggelitik kulit walau sweater wol hangat telah menyelmuti kulit putih bersihnya.
"Kajja, Pak Wang sudah menunggu. Kau sudah kedinginan."
Musim dingin telah berakhir, namun udara masih sedikit dingin membuat orang-orang enggan keluar rumah sebelum musim semi benar-benar telah tiba. Hidung bangirnya mengeluarkan uap hangat tipis, tanda bahwa ia benar-benar kedinginan.
Bujukan gadis yang satunya masih tak ia indahkan. Jemari tangannya yang kaku masih menggenggam beberapa kuntum bunga mawar hitam yang menjadi kesukaannya menggantikan bunga matahari yang dulu selalu gadis itu agungkan. Entah apa alasannya, mawar hitam bukan bunga yang lazim untuk jadi bunga favorit. Duka.
Doyoung jelas seakan menyampaikan bahwa hidupnya penuh duka yang mendalam.
Doyoung beranjak dari posisinya, nyaris membuat Ten yang tengah menatapnya sendu memekik kesenangan. Ten dengan sigap menuntun langkah Doyoung yang tak seimbang. Otot kakinya nyaris putus membuatnya kesulitan berjalan untuk sementara waktu. Kecelakaan naas membuatnya hampir meregang nyawa membuatnya harus mengikuti serangkaian terapi untuk mengembalikan kerja ototnya agar dapat kembali seperti semula.
Ten menuntun Doyoung melewati taman yang sudah sepi menuju BMW i8 yang punya harga selangit yang terparkir di pinggir jalan. Melihat nona mudanya datang, Pak Wang bergegas keluar mobil dan membukakan pintu belakang, mempersilahkan nona mudanya masuk dibantu Ten. Pak wang segera melajukan mobilnya menuju rumah sang majikan dengan hati-hati.
Menatap kedua nonanya yang masih menatap lurus kedepan dengan kosong, mengabaikan semua celotehan Ten yang mencoba mengajaknya bicara. Didepan ia hanya bisa tersenyum sedih, Pak Wang bahkan sudah lupa, kapan terakhir kali nona mudanya tersenyum manis bersama mata hitam cantiknya yang berbinar bagai berlian yang begitu memikat. Bertingkah manja dan kekanakan yang membuat orang disekitarnya tertawa melihat aksinya.
Entahlah, Pak Wang benar-benar telah lupa.
.****
Summer 2015
Suara tembakan memenuhi sebuah ruangan, diikuti jengan jerit memekakan yang membuat suasana makin ricuh. Seorang pemuda tengah menyeringai penuh kemenangan, menatap kawan disebelahnya dengan pandangan luar biasa mencela. Membuat objek yang ditatap mendengus sebal melihat tingkah sok namja dihadapannya.