Ending

1.4K 177 28
                                    

Tempat itu temaram. Layaknya ruang Tuan Zero pada sinema kesukaannya Hotel Grand Budapest. Sebuah ranjang dengan selimut hijau kusam serta sebuah meja dan kursi lalu lilin yang menerangi. Mark terdiam. Terduduk sembari sesekali menepuk pipi atau mencubit diri sebab menganggap semuanya hanya khayalan.

Lalu sebuah dobrakan pada pintunya, mendapati Jeno berdiri dengan napas terengah di sana.

"Para cecunguk bodoh itu mulai mencari Donghyuck."

Mark tertarik, terseret, penuh kebingungan dan kebimbangan meski kini yang bisa ia lakukan hanya mengikuti arah jalan yang dipimpin Jeno. Mimpinya semakin aneh, mulai dari segala hal berkaitan dengan masa lampau sejak Donghyuck menginjakkan kaki ke sekolahnya, lalu kini Jeno mulai terlibat. Sedikit banyak ia percaya pada instingnya bahwa semua orang yang ia kenal sudah dimanipulasi oleh Donghyuck.

Jeno pengendara sepeda yang buruk. Mark bisa memastikan itu. Bagaimana kini mereka melewati jalan kecil berbatako diantara gedung-gedung rumah dan toko yang begitu kental akan gaya eropa lama. Membiarkan sepeda besi yang mereka tumpangi seolah berteriak akan laju dan beban yang diterima. Pun tikungan yang terlampau tajam akan gang kecil yang Jeno ambil, hampir saja membuat Mark memasrahkan diri akan nyawa sekalipun ia percaya kini dirinya masih ada dalam sebuah buai tidur semata.

Bunyi decitan roda menjadi akhir dari derita pantat milik Mark yang harus bersitegang dengan silinder besi yang menyakitkan pada posisi penumpang. Ia turun. Kembali mengikuti Jeno yang sudah membiarkan sepeda tua itu tergeletak di samping dinding. Menghampiri pintu baja dan masuk tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Kau kembali."

Kegelapan menyapa Mark, namun pria itu dapat menangkap siluet beberapa orang yang berkumpul di dalam sana tanpa penerangan. Menghadap ke arah mereka seolah menerka siapa yang Jeno bawa.

"Mark ikut denganku."

Dengingan kursi yang bergesekan dengan lantai menyambut ucapan Jeno. Lalu sebuah nyala api mulai berpendar dan melayang dari tangan sosok yang sedari kemarin menghantui diri Mark. Menampilan lima orang yang begitu ia kenali ada di sana. Renjun dan Chenle duduk di dua kursi yang tersisa selain milik Donghyuck, kemudian Jaemin dan Jisung yang berdiri diantara meeka bertiga.

"Tidak. Mark tidak akan ikut. Tidak akan ada yang ikut kecuali diriku sendiri."

ーdan itu Donghyuck. Berdiri marah lalu beranjak setelah Jeno mengatakan sesuatu,

"Tapi dia kekasihmu! Walau dia tak bisa melindungimu, setidaknya dia berhak tahu semuanya!"

Setelahnya gelap kembali menyelimuti, sebab Donghyuck hilang dalam satu tutupan keras pintu di ruangan ujung lorong dan membawa api yang membara tadi hilang dalam genggamannya.

Setelahnya gelap kembali menyelimuti, sebab Donghyuck hilang dalam satu tutupan keras pintu di ruangan ujung lorong dan membawa api yang membara tadi hilang dalam genggamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark terbangun. Keringat sebagai residu mulai berlomba keluar melalui pori-pori wajahnya. Membuatnya seperti sudah membasuh muka, namun bukan dengan air yang menyegarkan. Detak jantungnya bertalu. Menekan dadanya dan tak membiarkan pemuda itu bernapas dengan baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pyrokinesis [MarkHyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang