3

9.5K 790 18
                                    

.

.

.

.

.

Tidak ada yang bertahan selamanya, benarkan? Taehyung kembali ke kantor yang sama, duduk di kantin yang sama, sendirian. Makan siangnya selalu sendirian.

Sudah seminggu sejak pertemuan pertamanya dengan bosnya yang tampan.

Taehyung duduk di mejanya di kantin kantornya, menatap keluar gedung dengan tanpa memperdulikan siapapun.

"Tuan Kim," Taehyung menolehkan kepalanya, membuat lehernya sakit seketika, dan saat melihat siapa yang memanggil nya ia segera berdiri dari duduknya.

"Jangan terlalu formal padaku, kau bisa duduk kembali. Aku di sini hanya untuk memberi tahu sesuatu padamu. Duduklah."  Kata Jungkook tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pada kelucuan taehyung.

Lucu? Apa Jungkook baru saja mengatakan kalau Taehyung itu lucu? Yang benar saja.

"Jadi aku di sini untuk memberitahumu mengenai pesta makan malam yang diadakan oleh perusahaan kita. Acara ini akan diadakan pada esok hari dan semua karyawan harus datang."

Taehyung tidak menyadari ketika Jungkook pergi setelah memberitahukan hal itu padanya.  Dia masih tenggelam dalam pikirannya tentang hari yang esok.

Pesta makan malam bersama rekan-rekan kerjanya. Kolega dan bukan teman.  Bagaimana dia akan tinggal di suatu tempat dengan rekan-rekannya di lingkungan yang berbeda?

Taehyung terbiasa untuk menyendiri di kantor.  Bagaimana Taehyung bisa menghabiskan waktu dengan mereka di suasana yang sama baru? apa yang akan terjadi besok?  Apakah dia akan sendirian sepanjang malam?  Atau dia akan meminta seseorang untuk diajak bicara?

.

Duduk di sisi lain restoran karena sisi utama penuh, Taehyung merasa bosan setengah mati. Melihat rekan kerjanya berbicara dan mengobrol dengan topik tidak menarik sama sekali bagi Taehyung.

Taehyung mengenakan sweter putih sederhana dan celana jeans hitam, cukup nyaman untuk acara makan malam hari ini.  Cuaca di luar dingin.  Dan sekarang di sana, dia berkeringat.  Orang-orang macet ke restoran seperti pasar.

Jungkook ada di sisi utama restoran tempat mereka makan malam. Dimana disana dipenuhi dengan semua staf wanita. Mereka tidak meninggalkan Jungkook ketika Jungkook ingin pergi untuk bertemu dengan Taehyung. Para wanita itu bahkan berani menghentikannya, tidak ada yang menggunakan formalitas saat itu karena mereka terlalu  mabuk untuk peduli.

Sebenarnya pesta itu direncanakan oleh Jungkook untuk membuat Taehyung bergaul dengan rekan kerjanya. Jungkook tidak buta untuk tidak melihat orang-orang mengabaikan Taehyung.

Jungkook mengamatinya selama seminggu ini melalui jendela kaca di ruang kerjanya. Taehyung terlihat tidak pernah berbicara sepatah kata pun kepada mereka. Tidak tersenyum pada mereka, ia hanya diam dan terkadang bicara pada dirinya sendiri. Sebenarnya Jungkook tidak pernah melihatnya tersenyum. Terakhir kali Jungkook melihatnya tersenyum adalah ketika Taehyung meninggalkan ruang kerja milik Jungkook.

Terkadang Taehyung pergi makan siang di area kantin. Jungkook mengikutinya hanya untuk melihat ia duduk sendirian menatap jauh entah kemana. Yang membuat jungkook khawatir adalah bagaimana seseorang bisa terisolasi seperti ini.

Taehyung menarik perhatian Jungkook pada saat Taehyung berani menatap lurus ke matanya. Ia merasa bingung untuk saat itu. Orang-orang selalu menganggap Jungkook mengintimidasi, bahkan ibunya juga tetapi tidak dengan Taehyung.

Bahkan ibunya merasa takut pada saat Jungkook menyerang keluarganya. Jungkook melawan karena ibunya mencoba mengendalikannya, mengendalikan hidupnya. Ibunya mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak ia katakan.  Itu menyakitinya sampai ke bagian terdalam diri Jungkook. Tapi kenapa tidak, Jungkook bahkan hampir membunuh orang asing di gang karena frustrasinya.

Kesepian, Jungkook merasakan hal itu di seluruh hidupnya. Dilahirkan di keluarga kaya tidak akan selalu membuat seseorang merasa bahagia.Uang tidak bisa membeli perasaan.  Uang tidak bisa membeli emosi. Uang tidak bisa menahanmu ketika menangis di malam hari.

.

Mengambil napas dalam-dalam, dia memasuki kabin hanya untuk melihat taehyung duduk di ujung ruangan.Taehyung dengan gelas kosong yang berada dihadapan nya.

Jungkook menghela nafas.  Dia duduk di samping Taehyung. Taehyung masih tidak merasa jika seseorang telah duduk di sampingnya seolah-olah ia berada di dunianya sendiri.

"Tuan Kim, kamu harus menikmati pesta malam ini." Kata Jungkook mencondongkan tubuh ke arah Taehyung, berbisik dekat dengan telinganya.

"Dengan?"  Taehyung berkata dengan kasar ketika dia berbalik untuk menghadapnya. Dia tidak bermaksud bersikap tidak sopan pada Jungkook, tetapi dia semakin frustrasi dari menit ke menit berada disini.

"Aku, mungkin?" kata jungkook sambil tersenyum kecil. Jungkook tahu rasa frustrasi ini. Ia biasanya melampiaskannya dengan meminum minuman keras di kamarnya dan menghancurkan semua yang ada di sekitarnya.

Taehyung menatapnya dengan ekspresi yang bagi Jungkook sangatlah lucu. Keduanya bahkan tidak menyadari betapa dekatnya jarak diantara mereka. Mereka hanya bisa melihat satu sama lain karena keduanya saling memandang. Tapi tiba-tiba tawa menjengkelkan yang keras mengganggu kontes menatap mereka sebelum itu bahkan bisa dimulai. Taehyung melihat ke bawah dengan gelisah dan memainkan jarinya. Tanda kalau ia sedang gugup.

"Akan lebih baik, jika kamu dan aku akan datang ke sini bersama daripada memanggil seluruh karyawan."  Kata Jungkook membuat Taehyung gugup membuatnya terlihat jauh lebih tercengang.

Sebelum taehyung bisa mengatakan sesuatu, dia tidak akan mengatakan apa-apa karena dia merasa mati kutu.  Terjebak dengan kata-katanya, terjebak dengan pikirannya, berkedip seperti anak anjing di depan Jungkook.

Jungkook melanjutkan, "Kopi? Besok di kafe dekat perusahaan, setelah bekerja".

Dan Jungkook pergi begitu saja.  Bahkan tidak meminta pendapat Taehyung tentang itu.  Apakah begitu mudah bagi orang-orang atau lebih tepatnya bagi Jungkook untuk datang dan memerintah padanya? Jelas itu mudah bagi Jungkook.  Bagaimanapun, dia adalah bosnya.  Apa yang dipikirkan Taehyung!
.
.
.
Yok tinggalin jejaknya oke..

Next

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next

Little Happiness | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang