DILEMA 9

3 1 0
                                    

Di Sepajang jalan Rivaldo dan Farasya hanya diam, tidak ada yang memulai pembicaraan. Hingga motor Rivaldo berbelok ke sebuah Café.

“Kita mau ngapain?“ Tanya Farasya

“kalau ke café emang biasanya ngapain?“ Tanya Rivaldo balik.

Farasya terlihat berpikir sebentar “Makan, nongkrong, ketemu temen, jalan sama pacar-“

“itu kamu tau, ayo masuk“ Ucap Rivaldo segera untuk menghentikan  Farasya yang tengah mengabsen satu persatu kegiatan orang saat berada di Café.

Gadis itu kini mecebikkan bibirnya sambil turun dari motor menyusul Rivaldo yang sudah masuk terlebih dahulu. Baru aja tadi minta maaf, sekarang udah bikin kesel lagi. Gerutu Farasya dalam hati.

Sesampainya di dalam Farasya mencari Rivaldo, ia melihat cowok itu tengah membaca menu dengan pelayan yang mencatat apa-apa yang dipesan cowok itu.

Farasya menyusul Rivaldo lalu duduk di hadapan cowok itu, Farasya tidak berniat untuk membaca menu. Malah memilih sibuk dengan ponselnya, sebab Farasya tahu Rivaldo pasti memesankannya makanan seperti kebiasaannya.

Selepas pelayan itu pergi Rivaldo meminta Farasya untuk meletakkan ponselnya “Taruh Hp kamu“

Farasya mengalihkan tatapannya dari ponsel ke Rivaldo “kenapa?“

Rivaldo menghela nafas panjang. Tidakkah Gadis yang ada dihadapannya ini tahu, bahwa Rivaldo hampir gila setiap saat memikirkannya setelah perdebatan itu?

“Ngak ada yang penting di sana, aku ada di sini kok“

Farasya menaikkan sebelah alisnya menatap Rivaldo “siapa bilang ngak ada yang penting?“

“Siapa emang yang penting selain aku?“ Tanya Rivaldo.

Cowok ini sebenarnya sudah berpikir macam-macam selama beberapa hari mereka berdebat, tentang beberapa cowok yang terang-terangan mendekatai Farasya meski tahu bahwa Farasya adalah Pacar dari Rivaldo, apalagi perihal Raihan yang katanya adalah sahabat Farasya yang Rivaldo tidak yakini, hal-hal inilah yang membuat Rivaldo hampir gila selama beberapa hari.

Farasya meletakkan ponselnya “Mama  Papaku untuk sementara pindah ke Jerman“

“Kapan?“

“kemarin, aku lagi kabarin mereka tadi. kalau aku pulangnya ngak sama kak Gerald dan kak Glen“

Rivaldo mengangguk “kabarin lagi aja“

Farasya berdecak “tadi aja suruh taruh Hp“ ujarnya setengah kesal kemudian kembali megabari kedua orang tuanya.

“Aku kangen sama kamu"

Farasya menanggapinya dengan tawa ringan “siapa suruh waktu itu ngajakin aku debat sampai aku emosi“ tuturnya

Rivaldo mengangguk membenarkan ucapan Farasya, bisa apa lagi memang ketika seorang cowok di salahkan selain mengiyakan?

“ya aku tahu. Makanya sekarang aku pengen temenan sama Raihan“

Farasya berbinar “beneran? Kamu beneran mau temenan sama Raihan?“

Rivaldo lagi-lagi mengangguk “ngak ada salahnya“ memangnya dengan cara apa lagi untuk mengetahui bagaimana Raihan sebenarnya? selain itu Rivaldo juga ingin menjaga jarak aman antara Raihan dan Farasya.

“besok kita istirahat harus bareng di kantin“ ucap Farasya semangat

“Iya“ jawab cowok itu.

Kemudian pesanan mereka datang.

**

Gerald berjalan di depan menuju mobilnya meninggalkan Glen di belakang yang berjalan pelan karna fokus cowok itu sekarang tengah tertuju pada ponselnya. Hingga cowok itu tanpa sadar menabrak seseorang.

Become A DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang