Selamat membaca,semoga suka 😀
*****
Awal tahun ajaran baru,baru saja dimulai. Khalila bersemangat melakukan aktivitas dipagi hari,dari mulai menyapu,membuat sarapan dan juga berdandan simple."Bundaa sarapan sudah siap." Katanya riang sambil menata nasi goreng.
Ia memasakan sarapan pagi untuk keluarganya sendiri,tanpa bantuan bi Ijah sang asisten rumah tangga.
Bundanya turun bersama dengan sang ayah,jangan lupakan tangan bunda yang melingkar mesra dilengan ayahnya. Romantis.
Khalila geleng-geleng, tersenyum. "Heumm... Ayah digandeng terus." Katanya, bundanya terkekeh malu.
Bunda kemudian duduk disamping ayah, menuangkan nasi kedalam piring. Ayah menerima piring dari bunda dengan senyuman manis,lesung dipipinya terlihat. Semakin menua ayah semakin tampan.
"Terimakasih." Ucap ayah,bunda mengganguk 'sama-sama'.
Makan pagi berlangsung dengan tenang, dentingan sendok sebagai pengisi suara. Khalila selesai terlebih dahulu, setelahnya ayahnya menyusul selesai sarapan.
Khalila meminum susu coklat yang tadi ia seduh didapur,diteguknya perlahan.
Bunda dan ayahnya saling pandang, membuat Khalila mengernyit.
"Mesra-mesraan nya nggak kenal waktu sama tempat yah? padahal ini dimeja makan bukan dikamar. Tapi terus aja tatap-tatapan." Batin Khalila."Lilaaa.." panggil ayahnya. Khalila bergumam.
"Kenapa yah?"
"Umur kamu sekarang berapa tahun nak?" Khalila mengernyit,untuk apa ayahnya menanyakan umurnya? pentingkah?.
"Kenapa nanyain umur yah?"
"Ayah mau tahu aja."
Khalila mengusap tepian bibirnya,susu coklat yang tadi diminumnya masih tertinggal disana. "18 tahun, kan sekarang Khalila kelas 12. Bentar lagi lulus yah."
Ayahnya tersenyum, menampilkan lesung pipi disisi kiri kanannya. Begitupun bundanya.
"Udah punya pacar belum?" Bundanya kini ikut-ikutan, mempertanyakan soal status hubungan.
"Ini lagi pada kenapa sih? bunda apa-apain lagi nanyain pacar?. Gebetan aja nggak punya, paling-paling deket doang jadian nggak." Batinnya.
"Apa sih bunda nanyain pacar segala?bikin males aja. Udah tau Lila jomblo. Astaghfirullah berasa ngenes banget."
Bundanya kini tersenyum senang,girang sepertinya. Begitupun dengan ayahnya.
"Syukurlah."
Khalila mengerutkan alisnya "kok bersyukur sih bun?"
"Nggak papa,nanti selesai kamu pulang sekolah kita makan bareng gimana?ayah punya rezeki Alhamdulillah. Jadi kita bisa makan bersama,bunda udah kabarin kak Rathila buat ikut. "Terang bundanya.
"Ambigu banget deh." Lirih Khalila.
"Iya udah gih berangkat sekolah. Udah mau jam 7 tuh." Kata bunda, kemudian Khalila segera beranjak dari kursi dan berangkat ke sekolah diantar oleh pak Yono supir pribadi keluarganya.
"Halo?jam tiga jadi yah. Kita ketemuan di kafe biasa, tempat kemarin kita ngobrol." Ujar bundanya pada seseorang ditelepon.
Setelahnya telepon ditutup, "ayah berangkat dulu bun,bunda baik-baik dirumah." Ayahnya mencium kening bundanya sayang.
🌳🌳🌳🌳
"Khalilaaaa....."teriakan menggema juga cempreng mengganggu pendengaran Khalila.
KAMU SEDANG MEMBACA
the prince's in love
Teen FictionAkan ada fase dimana kamu harus ikhlas akan kepergian, mungkin fase itu kamu akan merasakan yang namanya kesedihan. tapi percayalah,bahwa setiap ada kesedihan semua akan terganti dengan kebahagiaan. bersedih secukupnya,bahagia selanjutnya. bahagiamu...