•5

146 28 2
                                    

-

-

-

-

-

Pulang dari kampus jihyo  lebih memilih berjalan kaki. Karna di kamus hidup nya dia harus hemat.

Jihyo melangkah kan kaki nya menuju apartemen nya, tapi dia merasakan ada seseorang yg sedang mengikutinya.

Suara langkah kaki orang itu semakin didengar oleh  jihyo. Merasakan itu jihyo pun berusaha mempercepat jalan nya, nihil orang itu masih mengikuti nya. Jihyo melihat kebelakang, pria mengunakan masker dan jaket hitam itu yg sedang mengikutinya.

Jihyo berlari dan orang itu pun mengejarnya, rasa panik dan takut mulai ia rasakan.

Jihyo merasakan bahwa jaraknya dan pria itu sangat dekat dan--

GREPP

Orang itu berhasil menarik pergelanggan tangan  jihyo.

"Lepaskan!! Siapa kau? Mengapa kau mengikuti ku?hiks...hiks lepaskan, ini menyakitkan, hiks..."

Bukan nya merasa kasihan orang itu malah memper-erat nya.

"Sudah lama kita tidak jumpa ya? "

Deg....

Suara itu? Suara yg paling menakutkan menurut jihyo.

*Jihyo pov.

"Sudah lama kita tidak jumpa ya? "

Deg...

Tubuh ku langsung menengang, rasa takut semakin besar. Suara itu? Bagaimana ia kembali.

"Le-lepas-kan aku mo-hon,bi-biar-kan aku per-gi, hiks....  Aku mo-hon "

Sungguh aku benci diriku sendiri!! mengapa berbicara seperti itu, tapi yg paling aku benci melihat nya membuka masker nya dan tersenyum remeh terhadap ku.

"Mengapa kau takut anak ku? Mengapa kau takut dengan appa mu ini sayang? "

Sungguh menjijikan!!

"BERHENTI LAH BERKATA SEPERTI ITU!! SEOLAH KAU PERNAH MENYAYANGGIKU SEBAGAI PUTRI MU! AKU BENCI DIRIMU! BENCI! BENCI! "teriak ku yg membuat nya tertawa, heol! Apa aku sedang melucu?.

"Shutt...jangan keras kepala sayang, diam lah jadi lah anak yg penurut KAU MENGERTI? "bentak nya, yg membuat tubuh ku bergetar.

*Author pov

Tuhan aku mohon selamat kan lah aku, aku sangat takut, dan sejujurnya sakit di kepala ku datang kembali, aku mohon selamat kan aku dari pria ini aku mohon, itu lah yg jihyo katakan dalam hatinya serta tangisan nya.

"AKU BILANG DIAM LAH! APA KAU TAK MENGERTI? oh kau ingin bermain kasar rupanya? Baik lah kalau begitu jangan salah kan aku  jika menyakiti mu park jihyo...anak ku"

Sungguh jihyo sudah tidak tahan lagi dengan pria di hadapan nya ini, bertambah rasa sakit dikepalanya semakin menjadi.

Tanpa jihyo sadari tubuh nya mulai merosot, napas nya terasa tercekat, keringat nya sudah bercucur di seluruh wajah nya dan semua gelap.

Tapi jihyo mendengar suara orang sedang berlari kearah nya dan dia merasakan peganggan dari pria itu me longgar dan melangkah pergi.

Dan, suara terakhir yg dia dengar itu sangat tidak asing di telingga nya

"Jihyo aku mohon bertahan lah"

Hanya itu yg jihyo dengar karna dia sudah tak sadarkan diri.

-----------------------------------------------------------

Seorang pria yg terlihat sedang gelisah dan hanya bisa  mondar mandir saja di depan pintu ruangan yg serba putih itu.

Semua perasaan takut akan kehilangan, dan khawatir itu bercampur dipikiran nya. bagaimana tidak cemas, orang yg sangat dia jaga, yg sangat ia cintai dari dulu, walaupun hanya dia saja yg tau, sedang berbaring lemah dengan beberapa orang ber jas putih yg sedang memeriksanya.

Taehyung, merasa takut. Dia tidak ingin kejadian di masa lalu itu terjadi lagi.

Ya, taehyung itu sangat pandai menutupi perasaan nya, dia selalu bilang kalau gadis yg ia cintai  itu adalah tzuyu, yg sekarang sudah menjadi kekasih sahabatnya. Padahal, dia selama ini selalu menutupi nya, menutupi perasaan nya terhadap jihyo, gadis yg sedang berada di dalam ruangan serba putih itu.

Mungkin jika ada orang yg mengetahui akan perasaan nya yg selama ini ia tutupi, pasti orang itu akan menilai dirinya sebagai lelaki pengecut yg tidak berani mengungkap kan perasaan nya terhadap jihyo.

Tapi, bukan itu yg taehyung takut kan bukan. Hal yg paling taehyung takut kan jika ia memberi tau tentang perasaan nya dengan jihyo, jihyo akan menjauh, itu yg taehyung maksud menjaga, menjaga perasaan nya karna ia tak ingin orang yg ia cintai itu pergi. Lebih baik melihat dia tertawa walaupun bukan ia yg membuat nya tertawa. Itu lah prinsip hidup taehyung.

Tapi disisi lain taehyung merasa kan yg nama nya sakit. Bagaimana tidak sakit jikalau orang yg kau cintai itu membicarakan tentang lelaki lain, lelaki yg adalah sahabat mu sendiri,  dihadapan mu?
Apakah sakit? Ya.
Itulah yg taehyung rasakan sejak dulu.

Sudah cukup dia menunggu lama, akhir nya pintu tersebut pun terbuka. Melihat hal itu pun membuat nya menemui seseorang yg memakai jas berwarna putih itu.

Dengan panik ia pun bertanya bagaimana kondisi jihyo saat ini.

"Hmm...dok? Bagaimana kondisi nya dok? "Taehyung bertanya dengan  nada suara yg agak bergetar.

"Apakah kau ini keluarga dari pasien?"

"Ani, saya sahabat nya "

"apakah tidak ada keluarga nya, ada yg ingin saya bicara kan tentang keadaan pasien"

"Hmm, dengan saya saja dok, orang tua pasien sudah tidak ada"

"Hmm baiklah mari masuk  keruangan saya"ujar dokter tersebut, taehyung mengangguk sopan dan mengikuti dokter tersebut.

Taehyung memasuki ruangan tersebut dan duduk dihadapan dokter yg memeriksa jihyo tadi.

"Bagaimana keadaanya dok--"

"Panggil saja dokter lee"

"Ya...bagaimana keadaan sahabat saya dokter lee.? Tidak ada yg serius bukan? "
Taehyung denga segala kepanikan nya.

"Aku merasa ragu dengan mu? Kau ini sahabat nya atau sahabat yg mempunyai parasaan terhadapnya?" Heran dokter. Lee, "tenanglah jangan seperti ini " lanjut Dok. Lee

"Jadi bagaimana? "

"nonna park jihyo baik-baik saja... Dia hanya terlalu  banyak berpifikir yg membuat nya jadi seperti ini, akan lebih baik noona park jihyo ini di rawat di sini. Bagaimana? "

"Jika itu yg terbaik lakukan saja"jawab taehyung yg d balas dengan anggukan dokter Lee.

-----------------------------------------------------------

Gaje gk sih ceritanya?

Hmmm...bagi kalian para pembaca, jangan pelit buat vote dan kalau ada yg gk jelas di chapter ini kalian bisa coment.
oke 👌.

Bye 😘

Suffering•√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang