Cinta Misteri : Bagian 1

481 22 3
                                    

Semester awal belum dimulai. Syabian atau biasa di panggil Bian masih bisa tidur di hari senin ini. Tapi rencana tidur perempuan itu terganggu karena suara gaduh yang berasal dari luar kamarnya. Membuka mata, lantas Bian menarik selimut sampai ke atas kepala untuk meredam suara gaduh itu.

"Aduh berisik banget sih," ucap Bian kesal. Mau tak mau Bian akhirnya bangun dari tidur pagi istimewanya ini. Membuka pintu, Bian langsung di suguhi tampilan rumah yang berantakan.

"Mah, ini kenapa sih? Berisik tau ga," omel Bian. Mama yang sedah memasukan barang - barang langsung menghampiri Bian, "Kebetulan sayangnya mama, ayo bantu mama beres - beres biar besok kita bisa langsung pindah," ucap mama dengan mendorong tubuh Bian.

Bian menahan tangan mama, "Tunggu, kita pindah?" tanya Bian. Mamanya mengangguk dengan tersenyum, lalu mendorong tubuh Bian lagi.

Tapi Bian menahannya, "Mama ga cerita kalo kita bakal pindah, terus pindahnya kemana?" tanya Bian masih heran. Mendengar pertanyaan Bian yang beruntun seperti itu, lantas mama duduk di kursi dan menepuk kursi agar Bian ikut duduk juga.

"Bian, kita harus pindah," ucap mama pelan, "Papa bilang kita pindah deket ke sekolah kamu kok, jadi kamu gak bakal terlambat sekolah lagi." Lanjut mama dengan senyuman. Mendengar itu, Bian masih belum merasa mendapat jawaban. Tapi tetap membantu mama membereskan barang  mana saja yang akan di bawa.

"Sekarang kamu bereskan barang - barang kamu ya Bi, cepet sana." perintah mama adalah tugas bagi Bian. Melangkah ke kamarnya di lantai atas, Bian melamun sejenak masih merasa aneh. Kenapa keluarga mereka pindah dengan terburu - buru.

"Bi, jangan lama - lama. Kamu belum mandi sama sarapan!" Teriak mama. Bian langsung bergegas merapikan beberapa baju dan buku - buku sekolah. Setelah itu ia langsung mandi sesuai dengan perintah sang mama.

Setelah keluar dari kamar mandi, Bian melihat kamarnya yang sedikit rapi akibat beberapa barang yang ia masukan ke dalam kardus. Menghela napas pelan, "Kenapa kita harus pindah?" tanyanya dalam hati.

Namun, Bian tak bisa berbuat apa - apa. Ketika papanya sudah mempunyai keputusan maka harus di patuhi. Melangkah lunglai ke tempat tidur mungilnya, Bian menghempaskan diri di sana. Merasakan dinginnya rambut setelah di keramas, hampir saja Bian terlelap tapi terganggu oleh ketukan pintu kamar.

"Bian, kamu gak tidur kan?" itu suara mama. "Iya ma, Bi gak tidur kok," jawab Bian dengan enggan. Bangun dari tempat tidur, Bian membuka pintu dan menemukan mamanya sedang tersenyum jenaka. "Ada apa mamaku sayang?" tanya Bian dengan senyum yang sama.

"Sarapan dulu sayangnya mama. Nanti bantu mama belanja ya," ucap mama seraya melangkah pergi. Bian menghembuskan napas kasar, "Pasti ada maunya deh kalo gitu. Udah ketauan." Gumam Bian.

***

Keesokan harinya, Bian dan orangtuanya memulai pindahannya. Mama dan papa sibuk dengan barang - barang yang harus di masukkan ke dalam mobil, sedangkan Bian hanya memperhatikan mereka dengan satu buku dan pensil berada di tangannya. Bian tersenyum ketika mama memberitahu sang supir yang harus hati - hati dengan barang yang gampang pecah. Ekspresi mama membuatnya terasa lucu sekali, papa di sampingnya hanya mengangguk mengiyakan. Tak lupa, Bian mempotret itu lewat gambar di tangannya.

Bian memang menyukai menggambar, terutama melukis. Banyak yang sudah ia lukis atau gambar, namun tak ada yang pernah ia tunjukkan pada siapa pun terkecuali orangtuanya.

"Bi, kamu kok disitu aja. Ayo kita harus berangkat," ucap papa. Bian mengangguk dan beranjak dari duduknya.

Perjalanan mereka sedikit memakan waktu, setengah jam berlalu Bian melihat sekolahnya. "Jadi rumah kita yang baru memang dekat dengan sekolah ya?" tanya Bian.

Cinta Misteri (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang