Dari sekian banyak orang, Doni adalah orang yang tidak mengetahui perihal kedekatan Bian dengan Rio. Bukan tanpa alasan, itu semua karena ketika Bian bercerita tentang kedekatannya dengan Rio tetapi Doni tidak berada disana.
Maka dari itu, ketika Doni mendengar itu secara tak sengaja melalui percakapan Rani dan Bian ketika ia akan ke kelas sang sahabat. Doni merasa dikhianati.
Ketika akan kembali ke kelas, Doni bepapasan dengan Gani.
"Mau masuk?"
Doni menggeleng, "Gue balik ke kelas dulu."Gani melihat Doni dengan aneh, tapi mengedikkan bahu tanda tak mengerti. Masuk ke kelas, Gani mendengar Rani tengah mencari tau informasi Rio dari Bian.
"Apa mungkin Doni mendengar ini?" tanya Gani dalam hati.
***
"Siapa cowok yang lagi deketin Bian? Apa dia ganteng kaya gue? Atau dia satu sekolah disini?" itu adalah sekian banyak dari pertanyaan yang ada dibenak Doni saat ini. Mungkin ia baru saja memutuskan untuk move on dari Bian, namun hatinya tetap tak rela ketika Bian menemukan orang lain dalam waktu sesingkat ini."Tapi, kita kan gak pacaran." Gumam Doni lemah, jadi memang itu hak Bian juga. Sungguh ini membuat Doni tak bersemangat melanjutkan hari.
Dilain tempat,
Seorang ibu tengah memandang foto seorang anak laki - laki dan perempuan. Ia mengelus gambar itu dengan sayang, "Kenapa kalian bisa pergi secepat itu?" gumamnya sedih.Pundaknya ditepuk pelan, "Mereka akan bersedih jika kamu tetap tak merelakan kepergiannya."
"Aku tahu, tapi kepergian mereka ini membuatku tak rela." Isaknya.
***
Bian tidak mempermasalahkan ketika ia bertemu Rio saat malam hari. Tapi, ketika dipertemuan mereka kali ini. Bian penasaran ingin bertanya pada Rio kenapa mereka tidak bisa bertemu saat siang hari.
"Apa kamu keberatan dengan pertemuan kita yang hanya bisa pada saat malam saja Bi?" tanya Rio.
Bian menggeleng, "Aku hanya bingung, setiap kali aku harus bertemu denganmu dan meminta izin mamaku. Itu agak sulit Rio," keluh Bian.
Rio tersenyum, "Aku punya solusi."
"Apa? Apa kamu akan mau bertemu pada siang atau minggu pagi?" tanya Bian antusias.
Rio menggeleng, "Aku akan menemuimu sendiri,"
"Caranya?"
"Jangan kunci jendela kamarmu,"
"Kenapa harus begitu?"
"Karena dari situ kita bisa bertemu."
Maka, disinilah Bian menunggu janji Rio yang akan menemuinya lewat jendela kamarnya. Tapi, Bian masih bingung. Bagaimana cara Rio untuk sampai ke jendela kamarnya jika jaraknya saja setinggi ini.
Mencoba manghabiskan waktu dengan membaca buku, Bian hampir saja terlelap ketika suara ketukan pada jendelanya membuat matanya terbuka kembali.
"Rio,"
Disana, Rio tengah duduk didahan pohon yang mengarah ke jendela kamarnya. Bian segera membuka jendela dan melambaikan tangannya ke arah Rio.
"Aku menempati janjiku bukan?"
Bian mengangguk, "Kamu memang hebat, tapi bagaimana caranya kamu naik? Pohon itu kan tinggi."
"Itu sangat mudah untukku," jawab Rio acuh.
Mereka tertawa, mengobrol dengan suara rendah karena tak ingin membuat mama dan papa tau bahwa ada seorang anak laki - laki yang duduk didahan pohon menghadap ke jendela kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Misteri (END)
Horor"Akankah cinta berbeda dunia bisa berjalan?" Banyak kejadian yang menimpa Bian setelah pindah. Di mulai dari Doni yang mengerjarnya secara terang - terangan. Gani yang diam - diam peduli pada Bian. Rani yang sering curhat pada Bian mengenai perasaan...