first enccounter

111 21 5
                                    

"wuhuuu ayo jalan!" seru seorang pemuda bertubuh pendek dengan gembiranya, membuat orang di sekitar menggeleng pelan,

sementara dua bocah yang sedang berbaris di belakangnya bagaikan kereta hanya terkekeh lucu. yah, kecuali pemuda yang tengah menutup setengah wajahnya sekarang, pemuda dengan rambut ikal cokelat itu terlihat sangat malu. apalagi ia berada di barisan paling depan.

"dongpyo.. tidak malu? kita di tatap orang sedari tadi.." cicitnya pelan, menoleh sedikit kebelakang, mendapatkan sebuah cengiran lebar dari sang empu; dongpyo itu.

"aihh, apa-apaan sih, hari ini kan ulang tahun mu hyungjun-ie~ bersenang-senang bak orang gila di jalan sekali setahun tidak apa, iyakan?" dongpyo mengatakan itu dengan sepasang mata sipitnya yang melengkung lucu, tapi tetap saja, yakali hyungjun ingin disamakan dengan orang gila?

"enak saja! ide berjalan seperti ini dari sekolah itu ide kamu pyo! aku tidak mau disebut gila."

dongpyo hanya mendorong pemuda di depannya agar lebih cepat berjalan, "aku kan cuma bercanda~ udah udah ayo jalan lagi!"

pemuda-pemuda itu kemudian melanjutkan perjalanan mereka, berbaris dengan kedua tangan yang memegang bahu satu sama lain.


"hyung, masih jauh tidak sih?" tanya pemuda yang berada di belakang dongpyo, terpaksa nyanyian lagu selamat ulang tahun yang dongpyo nyanyikan secara berulang kali itu terhenti. hyungjun menghela nafas lega diam-diam.

"mana aku tahu jinwoo?" jawab dongpyo seadanya, pemuda dibelakangnya menganguk kecil, dan tak lama kemudian hyungjun memelankan langkahnya.


"teman-teman, ini cafe yang ku maksud!"


lantas ketiga pemuda di belakangnya ikut berhenti, dongpyo selaku yang paling antusias langsung berjalan kearah pintu cafe itu masih dengan senyuman sumringahnya.

kririri~ng, suara bel diatas pintu cafe itu berbunyi.


ketiga bocah yang sekarang berada di sebelah hyungjun itu terus menganga sambil melihat interior cafe bernama 'aho_ing' yang modern-namun-tetap-terlihat-cukup-nyaman itu.

pemuda yang paling tinggi diantara mereka semua berdecak kagum, "wah... pemiliknya pasti orang kaya yah.. di lihat dari designnya, ini cukup bagus." ucapnya seraya melirik-lirik.

jinwoo di sebelahnya menganguk setuju, "kamu benar dohyon-ah, ini pertama kalinya jinu melihat cafe yang menjual kerajinan tangan sendiri." sahutnya, menunjuk boneka-boneka bulat kecil warna warni yang di pajang di dekat kasir.

hyungjun berdehem kencang dengan sengaja karena teman-temannya malah salah fokus dan mengagumi isi cafe tersebut. jangan salah, hyungjun juga suka kok.

"kapan aku traktirnya kalau kalian saja tidak mengagapku ada?" tanyanya dramatis, dengan kedua mata yang di bulatkan

dongpyo terbahak-bahak, diikuti dengan tawa lumba-lumba dohyon dan kekehan kecil jinwoo,

hyungjun hanya mengerutkan alisnya dengan bibir yang cemberut, hingga seseorang datang dengan celemek hitam ala baristanya datang menghampiri mereka, "selamat datang? apa kalian ingin makan di sini? silahkan tempati duduk yang tersedia, kebetulan cafe kami baru saja buka." ucap pelayan itu dengan senyuman ramahnya.

hyungjun menundukkan kepalanya dan melihat name tag orang itu, "baik, terima kasih banyak, eum-- ..tony-ssi."

setelah itu semua, keempatnya menempati tempat duduk yang berada di dekat jendela, dongpyo terus-terusan menahan tawa setelah insiden tadi.

barista  -minglem-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang