Chapter 04 : Barbaric Hour

793 195 8
                                    

Malam telah semakin larut membentang angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam telah semakin larut membentang angkasa. Gelap memusat di atas dengan sedikit kemerahan telah terlihat membumbung pada celah yang lebih jauh. Sementara alunan yang semakin sunyi tampak menjadi redam yang kencang terasa.

Angin tampak jelas berhembus dengan kuat menerpah sepanjang hal. Meskipun dari dalam mobil hanyalah tentang tajuk yang tak terasa sama sekali. Tetapi, dari bagaimana batang dan dedaunan itu berhembus menjadi penerang jelas atas bagaimana wujud keberadaan angin ada di sana.

Tetapi pikiran lain tiba-tiba menyusup. Bagaimana jika tarian yang didentingkan semua itu hanyalah ilusi yang dilihat oleh dirinya seorang dan sejatinya tak ada angin berbentuk apapun yang berhembus menyisir sepanjang jalanan.

Sebab ada yang tak baik dari dirinya.

Sesuatu yang kian membesar bersama dengan semilir angin yang terus menyusup menyentuh bulu kuduknya terus menciptakan remangan yang menusuk. Seperti sebuah jarum beracun telah ditempatkan pada belakang kepalanya dan perlahan membuat dirinya lemah dalam ketakutan.

Berulang kali mata Jennie harus dikejutkan dengan sesuatu yang tiba-tiba terlihat di sepanjang jalanan ini.

Sosok yang berdiri di tepi jalan melambaikan tangan, sosok yang menyala bak api di tengah pepohonan kering, sosok yang berdiri tepat di tengah jalan lalu tersenyum ke arahnya hingga sosok yang begitu besar tampak sedang menunggu mobil mendekat lalu tiba-tiba menghilang.

Sejak kapan Jennie bisa melihat mahkluk seperti itu?

Atau semua ini memang hanyalah halusinasinya saja karena rasa stress dan lelah yang memusat pada tubuhnya?

Mobil kemudian berhenti pada sebuah minimarket di daerah Haman. Itu merupakan daerah pemukiman pertama yang ada setelah hampir menempuh jalanan kosong tanpa kehidupan sepanjang satu jam lebih. Sekaligus menjadi pertanda bahwa mereka akan memasuki wilayah Changwon.

“Kita istirahat dan mencari makan malam dulu,” kata Jungkook ke arah Jennie.

Jungkook lantas turun dari dalam mobil. Pria itu kemudian beralih menuju ke arah pintu di tempat Jennie berada lalu membukakan pintu untuk perempuan itu.

Sejak tadi pria itu menyadari ada yang tidak benar sedang terjadi kepada Jennie. Pergerakan aneh perempuan itu yang hanya menundukan kepala bersama dengan tubuh yang terlihat menggigil berkeringat dingin. Bahkan, ketika Jungkook membuka pintu Jennie menggelengkan kepala enggan turun.

“Ada apa?”

“Aku di sini saja,” jawab Jennie penuh dengan permohonan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Light is Calling (KTH X KJN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang