Aku ngga ngerti dengan semua ini, kenapa Aku merasa seminggu ini kesialan selalu mengikutiku?? Contohnya sekarang ini Aku hanya ingin pulang dengan Skateboard tercinta dan kini rodanya terlepas?? bagus sekali bukan??
Oke, Aku jadi sedikit menyesal menolak ajakan Genna untuk pulang bersamanya tadi. Kini Aku memilih duduk di pinggir jalan dan mengeluarkan ponsel untuk menelfon Abang atau sahabatku, tapi baru saja ku nyalakan tiba-tiba layar ponselku kembali menghitam. Aku hanya bisa menatap kosong kearah ponselku, kenapa kesialanku masih berlanjut?!
Aku melirik kekanan dan kekiri yang ternyata jalanan sudah sangat sepi, ini juga salah satu kebodohanku yang tak pernah hilang. Aku memilih untuk melewati gang rawan yang rumornya disini ada preman suka malak, duh. Aku segera memasukan ponsel ke dalam tas dan bergegas untuk pergi dari sini secepat mungkin, namun belum ada dua langkah dari tempatku berdiri seseorang menarik tasku yang membuatku hampir terjatuh.
Aku menoleh kesal padanya "Lepasin!!" teriakku, tapi laki-laki berkumis ini melihatku dengan smirk anehnya yang malah membuatku sebal bukannya takut. tiba-tiba papan skate yang sedang ku pegang di ambil paksa oleh seseorang yang ternyata temannya si Kumis ini, aku mencoba meraihnya namun si Kumis semakin menarikku.
"Wah papan skate yang bagus, tapi sudah rusak ya??" tanyanya sambil memperhatikan papan skateku, kemudian dengan kurang ajarnya dia mematahkannya di depan mataku "Lebih baik di hancurkan saja" lanjutnya dengan senyum tak berdosa.
Aku menatapnya marah "Sialan!! berani-beraninnya lo patahin papan Skate gue?!"
"Uuuu Gadis manis, aku suka ketika melihatmu marah. Kau punya waktu sedikit tidak??" tanyanya sambil menyentuh daguku, dengan kesal ku ludahi wajahnya dan kutendang bagian sensitifnya. Dia meringis kesakitan, aku juga melakukan hal yang sama pada si kumis dan segera berlari dari sana secepat mungkin.
"WOI JANGAN LARI LO SL*T!!" teriak si Kumis dan berlari mengejarku. sial, berani-beraninya dia memanggilku seperti itu.
Karena Aku hanya terfokus melihat ke depan aku tidak memperhatikan langkahku dan kalian tau apa yang terjadi bukan?? Aku tersungkur dengan indah dan sialnya Aku tertangkap lagi oleh si Kumis. Aku mencoba memberontak, tapi tenagaku hilang begitu saja. Aku pasrah, mungkin inilah akibatnya jika harus membohongi Papamu sendiri. kualat.
"Kau tidak akan bisa lari lagi Gadis kecil, kau akan bermain dahulu bersama kami dan kau pasti akan menikmatinya" ujar si Kumis dengan memajukan wajahnya.
Aku mendengus geli "Kau yakin aku akan menikmatinya??"
"Tentu saja, kau pasti akan merasa seperti melayang diudara" balasnya dengan senyum menggoda yang malah membuatku ingin mengeluarkan Bakso dan Pizza yang tadi siang baru saja masuk ke dalam pencernaanku.
"Kau tau Kumis?? Sayangnya aku sangat benci ketinggian" balasku lalu meludahinya lagi dan menatapnya tajam, Dia melotot marah padaku dan bersiap untuk mengeluarkan tinjunya padaku. Hingga tiba-tiba dia tersungkur kebawah, Aku yang saat itu masih dalam terkejut mode on hanya diam dan melihati si Kumis berguling-guling menahan sakit.
"LARI BODOH!" ujar seseorang menyadarkanku dan Dia segera menarik tanganku untuk berlari, Aku menoleh kebelakang dan melihat si Kumis dan temannya sedang mengejar kami. Aku dan si Pria ini berlari lebih cepat, hingga Aku melihat sebuah motor bewarna abu-abu di pinggir jalan.
"Naiklah" ujarnya kemudian memberikan helm padaku, Aku yang sedang panik langsung saja naik tanpa basa-basi dan meninggalkan tempat kejadian perkara itu.
Aku menghembuskan nafas lega, Aku selamat. tapi, setelah kupikir-pikir apakah Aku benar-benar selamat??
Aku di boncengi Pria tak di kenal apakah Aku benar-benar SELAMAT??
Ouh, Aku melakukan kebodohan lagi :).
***
Begitu Aku sadar dari kebodohanku, reflek Aku memukul helm si Pria ini dengan kencang. Karena terkejut tak sengaja motor yang di kendarainya sedikit oleng, namun dengan cepat dia menguasainnya kembali.
"Hey siapa kamu? Tolong berhenti" teriakku memintanya untuk berhenti, namun ucapanku seperti angin lewat dan dia tetap mengendarainya. Ada sepintas pikiran nakal untuk memukul helmnya kembali, namun setelah di pikir ulang itu bisa merugikanku.
Hei, bagaimana kalau Dia tidak seberuntung tadi?? Wajah malaikatku bisa tergores tahu, tapi sejauh ini Dia membawaku ke tempat yang ramai. Setidaknya kalau Dia berbuat macam-macam Aku bisa teriak meminta tolong oleh orang sekitar, jadi Aku memilih diam dan melihat Dia ingin membawaku kemana.
Tak berapa lama Dia menepikan motornya di sebuah mini market, kemudian Dia melepaskan helmnya dan menatapku, Aku terkesiap saat melihat wajahnya
"Gama?!" teriakku kaget, Gama menghela nafasnya lelah lalu turun dari motornya.
"Kita duduk dulu" ajaknya sambil menuntunku untuk duduk di sebuah bangku, kemudian Dia masuk ke dalam untuk membeli sesuatu. Tak lama kemudian Dia keluar membawa 2 botol Air Mineral dan memberikannya padaku. Dia duduk di depanku lalu meminum Air Mineralnya, Aku masih memandangnya dengan bingung. Dia menoleh, kemudian menarik botol yang ku pegang dengan paksa dan membuka tutup botolnya.
"Minumlah, wajahmu terlihat pucat" ujarnya menyodorkan kembali Botol mineral yang sudah terbuka, Aku menerimanya dengan ragu.
"Apa yang sedang kamu lakukan di gang sepi seperti itu??" tanyanya tiba-tiba dan terdengar bingung.
"Bukan urusanmu!" jawabku ketus.
Dia memutar matanya "Jadi ini ucapan Terima Kasihmu padaku??"
Oke, Aku memang harus berterima kasih padanya. kalau Tadi dia tidak lewat situ mungkin aku sekarang sudah...., ahhh menakutkan sekali untuk di bayangkan.
"Terima Kasih" ujarku tulus.
"Sudah kabari Orang Tuamu?" tanyanya membuatku tersedak air yang sedang kuminum, Oh tidak, aku melupakannya.
"Emm, sebenarnya ponselku Low" ujarku sedikit ragu, kemudian Dia merogoh sakunya dan memberikan ponselnya padaku.
"Kabari sekarang" suruhnya yang entah kenapa Aku turuti begitu saja, setelah mengabari Aku langsung memberikan ponselnya kembali dan melanjutkan minumku yang sempat tertunda. Aku meliriknya yang sedang menatap ponselnya dengan serius, ugh kenapa dia begitu terlihat lumayan??
"Feel better?" tanyanya tanpa melihatku.
"Ya begitulah" jawabku sedikit terkejut.
"Lebih baik pulang sekarang" ajaknya yang hanya ku angguki saja.
Sial, kenapa hari ini begitu aneh dan menyeramkan?!
*
*
*
clear