#1 kecupan

29 14 2
                                    

Fahriza💖😘

Za jemput aku!

Fahrizaaaaaaaa

Jemput aku dong

Ish udah malam ini

Aku sudah menahan emosi sedari tadi. Pacarku yang super dingin itu tidak membalas chat atau telpon dariku. Memangnya sesibuk apa Fahriza sampai-sampai lupa dengan janjinya untuk menjemputku di MoonEd__Tempat lesku. Atau jangan-jangan pacarku itu sedang mengerjakan angka-angka yang menurutku tidak penting itu dan lupa menjemputku. Gue benci elo matematika!

Aku terpaksa les di MoonEd karena saran dari Fahriza. Ia menyuruhku les agar nilaiku terbantu. Dikarenakan sekarang kami sudah kelas 12 yang artinya banyak ujian yang akan datang mengahantui kami. Sesuai perintahnya aku menuruti Fahriza.

Sudah satu jam lebih aku menunggu. Tapi tidak ada tanda-tanda kemunculannya. Terpaksa aku menelepon Agung__Teman sekelasku untuk datang menjemputku. Tak butuh waktu lama terdengar suara deru motor mendekat kearah-ku. Aku memicingkan mata melihat ke sumber suara. Bukan Agung yang datang melainkan si manusia es. Fahriza Hamdan.

Mampus.

Fahriza turun dari motornya mendekat ketempat aku berdiri. "Maaf. Ayo pulang." Fahriza meraih tanganku. Aku bergeming diam tidak menuruti ajakannya. Fahriza terlihat heran dengan dengan perlakuanku.

Aku mendongak menatap wajahnya. "Za bentar aku kabari Agung dulu." Fahriza melepaskan tanganku. Samar-samar aku melirik mata Fahriza yang menyiratkan untuk apa?

Aku mengabari Agung tentang pembatalan menjemput diriku. Dan dapat dipastikan bahwa besok aku akan mendapatkan amukan dari Agung. Aku membuka suara untuk menjelaskan perihal tadi. Tetapi belum sempat mengeluarkan sepatah-kata. Fahriza sudah meraih tanganku kembali dan dituntunnya mendekat ke motornya. Aku berjalan mengikutinya.

Fahriza menyodorkan helm serta jaket miliknya kepadaku. Aku menerima dan mengenakannya. "Ayo naik." Pintanya. Aku pun naik keatas motor Fahriza.

Diperjalanan tidak ada yang memulai obrolan. Hanya terdengar suara semilir angin dan beberapa suara deru kendaraan lain. Fahriza mempercepat laju motornya agar aku cepat sampai dirumah.

Motor Fahriza berhenti diperkarangan rumahku. Aku turun dari motornya dan melepaskan helm serta jaket miliknya lalu menyerahkan ke Fahriza.

"Za aku mau jelasin yang tadi." Ucapku pelan menunggu jawaban laki-laki yang ada dihadapanku.

Fahriza membuka suara, "Oke." Balasnya singkat.

Aku mulai menjelaskan perihal mengabari Agung tadi. "Jadi Za karena kamu telat makanya aku minta Agung buat jemput aku." Jelasku. Bukan karena sengaja meminta Agung untuk menjemputku tetapi karena laki-laki yang dihadapan-ku sekarang telat untuk menjemputku

Fahriza memajukan sedikit tubuhnya mendekat kearah-ku. Tidak usah ditanyakan bagaimana kencangnya degup jantungku sekarang. Sekencang orang lari marathon.

"Aku gak bakalan marah kalo yang jemput kamu cowok lain. Tapi aku gak suka kalo cowok itu Agung!." Ucapnya tegas menaikkan satu oktaf nada suaranya.

Aku menunduk malu. Seakan-akan ini adalah salahku. Jelas-jelas si manusia es ini yang salah. Tetapi bagaimana pun juga aku tetap salah. Karena meminta pertolongan pada Agung. Salah satu manusia yang dibenci oleh pacarku.

Fahriza menarik daguku yang tadinya mendunduk, menghadap wajahnya. Jarak yang semakin tipis lagi-lagi membuat degup jantungku kembali berdetak dua kali lipat.

Cup.

Satu kecupan mengenai keningku. Aku terdiam tidak berani mengeluarkan suara. Fahriza benar-benar membuatku hampir pingsan. Disaat-saat suasana tegang seperti ini dia malah membuatku semakin tegang.

"Yauda sana masuk. Jangan lupa belajar lagi." Suruhnya.

Aku yang masih tetap tidak berani menatap matanya hanya mengangguk setuju. Setelah itu suara deru motor kembali terdengar. Kulihat punggung Fahriza sudah menjauh dari hadapanku. Seketika kaki-ku melemas. Untung saja aku menopang tubuhku dengan bantuan pagar. Kalau tidak bokongku sudah dipasti-kan mencium daratan bumi.

****

Hai Peanut's

Kembali lagi di cerita aku yg kedua. Mohon dukungannya ya.
Jangan lupa vote dan komen juga.

Salam Perkacangan,
Natty Nut

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gara-gara Matematika?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang