🌴🌴

21 0 0
                                    

Bibi yang melihat berita yang di tayangkan di TV itu segera mematikan TV dan berlari menaiki anak tangga menuju kamar wulan.Setelah sampai di depan pintu kamar wulan,tanpa berpikir panjang bibi langsung membuka pintu dan berlari sambil terisak dan memeluk wulan.Wulan yang sedang asik dengan laptopnya pun tersentak kaget dengan perlakuan bibinya,"Bibi..bibi kenapa menagis?"tanya wulan denganlembut pada bibinya yang masih memeluknya."Bibi ada apa,kenapa bibi nangis?"tanya wulan lagi sambil melepas pelukan bibinya namun bibinya tetap menangis tersedu-sedu dan tidak menjawab pertanyaan wulan."Bibi,tenang dulu,tarik nafas lalu hembuskan secara perlahan."pinta wulan mencoba menenangkan bibinya dan bibinya pun melakukan apa yang di ucapkan oleh wulan.Bibinya pun mulai sedikit tenang namun masih sering sesegukan."wu..wulan..."kata bibi menjeda perkataannya.Dengan berat hati bibi pun akhirnya melanjutkan perkataannya,"paman mu..paman mu..""Bibi,paman kenapa, bi?"tanya wulan memotong pembicaraan bibinya yang mulai meneteskan air matanya kembali."Pesawat yang di tumpangi oleh paman mu jatuh ketengah laut hiks..hiks.."tangis bibi pun kembali pecah.Wulan yang mendengar semua yang di katakan bibinya pun tak mampu membendung buliran kristal yang sejak tadi ingin meluncur dari pelupuk matanya dan tangis keduanya wanita itu pun pecah.

"Dulu aku kehilangan kedua orang tua ku dan sekarang aku kehilangan paman ku.Dan saat ini aku hanya punya bibi dan aku tidak mau bibi juga pergi meninggalkan ku sendiri.Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini.satu demi satu orang yang ku sayangi pergi meninggalkan ku,apakah aku tidak pantas merasakan kasih sayang dari dan merasakan kebahagiaan?? Apa salah ku??" batin wulan.

Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang