Today

806 48 1
                                    

"APA APAAN NILAI KAMU INI ARIN!!" Bentak papa Arin

Sementara Arin hanya menunduk tak ada keinginan untuk menatap papanya. Sebelumnya dia tidak pernah dibentak seperti ini. Bahkan abang dan mamanya pun seperti tak ada niatan menenangkan papanya.

"UDAH PAPA BILANGKAN KALO KAMU ITU BELAJAR SEBELUM UJIAN! LIAT NILAI KAMU MERAH SEMUA! PAPA BAKALAN BAKAR BARANG BARANG KAMU SEKALIAN GITAR KAMU ITU!!" Ujar papa dengan nada tinggi.

Arin yg mendengar itu langsung menatap papanya tak percaya. Apa papanya tidak kasihan padanya? Dia membeli gitar dan barang barang lainnya dengan hasil menabung uang jajannya selama ini. Bahkan dia rela tidak jajan sewaktu istirahat hanya untuk membeli album comeback idola nya. Apa dia salah? Dia salah jika dia meminta uang dari orang tuanya untuk membeli semua itu. Dan gitarnya, dia sangat lama menabung bahkan dari dia berusia 12 thn, ia berangan untuk membeli gitar.dia membeli gitarnya pada usia 15 thn. Dan apa? Papanya ingin membakarnya? What the hell!.

"Papa, aku mohon jangan bakar barang barang dan gitar aku pa" ujar Arin sambil memegang tangan papanya tetapi ditepis oleh papanya

"Mama" panggil Arin dengan nada kecewa

"Pa udah dong" mama. Sungguh mama tidak tega melihat putri kesayangannya dimarahin

"Enggak ma, sekali sekali harus diberi pelajaran biar jera" papa

Papa berjalan kearah kamar Arin dan mengkoyak semua poster bias bias nya yg tertempel di dinding kamar, membawa album lagu idolanya dan mengambil gitar kesayangan Arin yg berwarna silver itu.

Papa keluar dari kamar Arin dengan membawa kardus besar berisi album dan poster yg sudah terkuyak dengan gitar yg dipegang di tangan kirinya

Arin yg melihat posternya yg terkuyak pun semangkin menangis.

Dia mengejar papanya yg sudah pergi ke halaman belakang diikuti oleh mama dan abangnya

Saat dia disana sudah ada api untuk membakar semua barang barangnya.

Saat papanya ingin memasukan albumnya satu persatu Arin berbicara

"Kalau papa bakar itu aku bakalan ikut masuk ke api itu" ujar Arin

"Kamu mengancam papa?" Tanya papanya

"Arin jangan aneh aneh deh" Arlan yg berjalan ke arah Arin untuk berjaga jaga jika Arin melakukan hal yg diluar pikiran.

"Arin sayang jangan lakuin itu" Mama pun ikut mendekati Arin

Papanya mulai memasuki barang Arin ke api dari mulai poster, album dan terakhir gitarnya. Arin? Ia dipeganginya oleh Arlan dan mamanya yg memeluknya. Tentu saja ia memberontak tapi saat melihat gitarnya yg sudah hangus terbakar ia lemas, bahkan kakinya seperti meleleh. Tidak bisa menahan tubuhnya lagi akhirnya dia terduduk dengan air mata yg bercucuran di pipinya.

Flashback on

Singkat cerita. Arin yg biasanya selalu mempunyai nilai yahh rata rata sekarang menjadi sangat turun derastis. Gimana papanya gak marah? Saat papanya mengambil rapot Arin dia terkejut melihat nilai Arin yg merah semua, jelas dia kecewa. Dia pikir dengan menikahkan Arin dan Guanlin, Arin bakalan pintar. Arin memang pintar tapi karena dia sering membuat onar itu membuat nilainya berkurang. Guanlin? Dia lagi ikut lomba basket di luar kota, dan dia mendapatkan peringkat 1 bahkan juara umum.

Selama Guanlin pergi, Arin tinggal di rumah mama dan papanya.

Dia udah belajar tapi dia lagi banyak pikiran. Gimana nggak? Dia udah mulai cinta ke Guanlin. Disaat itu pacar Guanlin yg berada di Jepang datang dan bersekolah di sekolah ygsama,sama Arin dan Guanlin.

Mana dia ikut pula ke perlombaan dengan alasan jadi anggota kesehatan.

Jadi Arin setiap hari mikirin itu mulu. Belajar gk konsentrasi. Dia selalu mikirin Guanlin 'gimana Guanlin disana?' 'guanlin udh makan belom?' 'gimana klo mereka macem macem dibelakang gue?'

Flashback end

"Arin badan kamu panas sayang" Mama

"Pa tahan emosi pa" jengah mama

Arin langsung menepis lembut tangan mama yg memeluknya dan tangan Arlan yg memegang bahunya. Dia berdiri dan masuk kedalam

"Thanks pa" ujarnya sebelum meninggalkan halaman belakang

Dia langsung ke kamarnya dan menguncinya.

"Hiks hiks" air matanya keluar kembali saat melihat kamarnya yg kosong tanpa oppa oppanya

Biasanya ada poster oppa oppanya di setiap dinding sekarang tidak ada, biasanya ada gitarnya yg setia dipojok dekat meja belajarnya sekarang tidak ada, dan album album yg ada di meja belajarnya sekarang tidak ada

Dia terduduk dan menyembunyikan wajahnya di sela lututnya

Dia bangun dan menidurkan tubuhnya ke kasur dan tak lama terlelap

Sementara di tempat yg lain

"Arin mana nih? Masa pacarnya gk dijemput" ucap Daniel saat tak melihat Arin menjemput Guanlin

Mereka taunya kalo Arin dan Guanlin itu pacaran bukan udh nikah.

"Gue Luan ya" Guanlin langsung menghidupkan motornya.

"Eehh den udah pulang toh" ujar pak Yanto, satpam di rumah GuanRin

"Udah pak, Arin udh pulang pak?" Tanya Guanlin

"Belum den, non belum pulang" Pak satpam

Guanlin memasukin halaman rumah dan memasuki motornya ke bagasi

Setelah itu dia masuk kedalam rumah. Dia langsung ke kamar membersihkan diri dan tidur.

______________________________________

Maafkan author ya para reader
Karena lama update. Sorry banget loh.

Kasih author ide dong

Btw jangan jadi silent reader please
Pencet bintang yg dipojok ya

Salam dari Guanlin❤️

DIJODOHIN-(LGL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang