"5"

2.3K 327 38
                                    

24 July 2017. 03.28 p.m

  Pria disudut ruang kuasanya tersebut kini tengah sibuk menekuri lembaran kertas yang tertumpuk rapi. Memilahnya menjadi 2 bagian dan memasukkannya pada map biru dan merah yang terlihat mengkilat.

  Semilir udara dingin memasuki celah kemeja biru lautnya. Membuat perasaannya turut mendadak lebih tergesa. Suara ketukan pada pintu kayu berjarak 25 m membuatnya tersadar, sesosok pria dengan setelan jas datang dengan raut wajah gusar. Ia tahu, ada yang tak beres.

  "Saya sudah memeriksanya Tuan."

  Alis sempurna Kyle terangkat, cukup untuk mewakilkan pertanyaan 'selanjutnya apa?'

  "Tak ada gadis dengan nama Im Yoona disana. Kurasa dia sudah pindah beberapa minggu lalu." Lapor pria dihadapannya, wajahnya rikuh menandakan rasa bersalah karena tak memberikan hasil kerja yang memuaskan.

  Sudut bibir Kyle terangkat putus asa, ia tahu, sudah terlambat untuk mencarinya.

  Untuk menyelamatkannya.

-


  Ia terbangun dari tidurnya lalu duduk sejenak pada tepi ranjang. Cahaya matahari menyelinap dibalik kaca, menerpa wajah tegasnya dengan lamat.

  Paras tampannya masih saja datar saat ia berjalan menuju kamar mandi. Lantai granit berwarna hitam memberi kesan mewah pada setiap sudutnya.

  Sehun melirik kilas pada bathtup tak jauh darinya, tak pernah menggunakannya untuk berendam. Alih-alih demikian, ia lebih suka mengguyur tubuhnya dengan kucuran deras air shower. Membuatnya lebih merasakan sensasi dingin pada tiap tetes yang menghujani punggung miliknya.

  Sehun mematut dirinya didepan cermin yang berada diseberang pintu kaca kamar mandi. Perlahan jemarinya mengusap kumis tipis yang bermunculan dibalik rahang tegasnya.

  Membuatnya selalu tampak lebih dewasa dan berkharisma. Siapa peduli, Sehun lebih suka wajahnya yang bersih. Tangannya meraih electric shaver yang berada diatas rak kecil dihadapannya, kemudian mulai berkutat untuk mencukur.

  Ingatannya kembali berlompatan pada mimpinya semalam, tentang gadis itu.

  Sehun telah menghindarinya. Selama seminggu ini tak pernah datang kerumahnya untuk menilik keberadaannya. Ia lekas pulang kehotel setelah bekerja. Ingin kembali membangun bentengnya, benteng kokoh dalam dirinya yang tak boleh dimasuki siapapun. Bahkan Yoona.

  Paras gadis itu tiba-tiba saja muncul dibalik bunga tidurnya. Memberi senyum paling sempurna. Walau kilas Sehun masih sangat jelas mengingatnya. Sudah lama sekali sejak ia terakhir kali memimpikan seseorang.

  Keinginan untuk membuang jauh kepeduliannya bahkan masih diperhitungkan.

-

   06.09 p.m

   Yoona menelan ludahnya kecewa. Memberi jeda antara tarikan nafas dan hentakan langkah dijalanan lengang sore hari.

  Sang surya bahkan mulai menenggelamkan tubuhnya pada garis cakrawala dan meninggalkan senja diambangnya. Hari sudah mulai berganti, tapi dirinya sama sekali belum dapat pekerjaan.

  Ah, berbicara tentang pekerjaan, Yoona telah menyerahkan 4 lamaran kerja hari ini. Tapi 2 toko langsung saja menolaknya tanpa memberi kesempatan interview. Maklum, kalau hanya untuk lulusan SMU macam dirinya, pertimbangan masih saja sangat berat.

The WorstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang