Suara dentuman musik yang memenuhi club itu nampak nya membuat seorang jeon jungkook merasa kerisihan dengan sangat.
Dia sangat kesal, bagaimana bisa nuna nya itu memilih tempat seperti ini untuk membahas pekerjaannya.
Jungkook mencari cari sosok wanita dengan rambut panjang lurus berwarna pirang dengan poni khasnya.
Tak lama, terlihat seorang wanita dengan ciri ciri tersebut sedang melambaikan tangan nya dengan wajah datar dari pojok ruangan itu.
Jungkook pun menghampirinya.
"Duduklah.." kata nya memberi perintah pada jungkook.
Jungkook pun duduk dihadapan wanita itu, dengan segera beberapa pelayan berdatangan dan menyediakan bir terbaiknya dari club itu kepada jungkook.
Jungkook hanya menggerakan bola matanya kearah beberapa bir dan gelas kecil tersebut tanpa menggerakkan tubuhnya.
"Ada apa?" Tanya jungkook dengan langsung.
"Aku mendapat beberapa tugas darinya. Dan dia memerintahku untuk meminta bantuan kepadamu." Ujar perempuan itu sambil menatap mata jungkook.
"Ini berkasnya.." lanjutnya seraya menaruh sebuah berkas di hadapan jungkook.
Jungkook pun mengambilnya dan membaca isinya dengan sangat teliti dan telaten.
"Apakah harus memakai senjata khusus juga?" Tanya jungkook.
"Tentu saja.. kita akan menghadapi segerombol komunitas bertato dengan jumlah yang banyak." Jawabnya.
Jeon Lisa, gadis cantik dengan paras sexy dan manis. Lisa berumur 2 tahun lebih tua dari jungkook. Jungkook mengenal lisa sejak dia berumur 7 tahun. Sejak kecil mereka sudah menjadi partner belajar, berlatih, dan bekerja. Itulah sebab mengapa jungkook sudah menganggap lisa sebagai kakaknya sendiri. Begitupun lisa yang menganggap jungkook sebagai adiknya.
Dahulu, saat jungkook berumur 12 tahun, dan lisa 14 tahun. Mereka hampir mengakhiri hidupnya bersama. Sama-sama Merasa terbebani dengan segala takdir mereka sebagai seorang Jeon.
Namun aksi itu gagal karena mereka tak berani melompat dari atas gedung, tak berani melompat dari jembatan, tak berani menyayat lengan sendiri, dan mereka paling benci dengan obat obatan.
Dari sana mereka berjanji, setelah pensiunnya mereka dari agensi Jeon, mereka akan membubuh mr.rapmon bersama sama.
-
Jungkook dan lisa sudah mengatur strateginya sedemikian rupa hingga akhirnya mereka berani untuk maju mendahului musuhnya.
Perlengkapan pelindung diri dan senjata sudah mereka atur agar tak terluka terlalu fatal.
Tak perlu menunggu waktu lama, beberapa orang bertato berdatangan sembari memperlihatkan senjata senjata yang mereka bawa. Pisau dan pistol. Jungkook dan lisa bekerja sama untuk saling melindungi dan menyerang musuh bersamaan.
Beberapa musuh dapat dilumpuhkan. Tetapi, semakin banyak musuh dilumpuhkan, semakin banyak pula musuh itu berdatangan. Meski jungkook ahli bertarung dan lisa ahli melindungi diri, keduanya dapat kewalahan apabila bertarung dan bertahan secara terus menerus tanpa henti.
Hingga saatnya musuh memuncak, dan keduanya kewalahan, ada beberapa musuh yang berhasil menggores tubuh jungkook dan lisa sedikit demi sedikit menggunakan pisaunya.
Jungkook dan lisa mengerahkan seluruh serangan dan kekuatannya pada musuh. Tak peduli sudah ada berapa tusukan pisau yang menancap di bagian perut, lengan dan kakinya. Musuh semakin sedikit. Dengan sisa tenaganya, mereka dapat mengalahkan semua musuh.
-
Terdengar suara ketukan pintu, jungkook memerintah shasa agar selalu mengunci pintu kala jungkook keluar dari rumah.
Shasa segera menghampiri dan melirik ke arah lubang kaca untuk melihat siapa orang yang datang.
Betapa terkejutnya shasa melihat orang yang mengetuk pintu adalah jeon jungkook yang penuh dengan luka.
Dengan segera shasa membuka pintunya. Pintu terbuka lebar, benar benar tekejut. Shasa ketakutan melihat jungkook yang terluka disekujur tubuhnya dan lumuran darah dimana mana.
"J-jungkook ssi.. ke-kenapa?" Tanya shasa terbata bata sembari mendekatkan tubuhnya kepada jungkook dan memegangi tubuh jungkook.
Tak ada balasan apapun dari jungkook. Jungkook hanya melirik shasa dengan lemas sampai akhirnya dia kehilangan kesadarannya dipelukan shasa.
Shasa menangkap tubuh lemah nan berat milik jungkook. Semakin panik. Dengan sedikit tenaga dari seorang jeon, shasa menggendong tubuh lemah nan tinggi besar milik jungkook ke kamar nya yang berada dilantai dua.
Tepat didekat tangga , kamar terdekat tangga adalah kamar milik shasa. Sebenarnya dia ingin membawa jungkook ke kamarnya sendiri yang berada di pojok ruangan, namun dia sudah tak cukup kuat lagi untuk memopang tubuh besar jungkook. Akhirnya shasa membawa jungkook ke kamar miliknya. Walau tak rela membuat kamarnya yang cantik dilumuri oleh darah.
Shasa meletakan tubuh jungkook yang tak sadarkan diri diatas kasurnya. Membuka beberapa pelindung ditubuhnya.
Ntah sudah keberapa kali shasa terkejut dihari ini. Darahnya sudah benar benar melumuri baju jungkook hingga basah. Shasa harus membuka bajunya.
"Maafkan aku yang lancang, tapi ini harus kulakukan." Batin shasa seraya membuka baju jungkook secara perlahan.
Lagi dan lagi, shasa takut dan terkejut melihat tubuh jungkook. Tak sedikit goresan menghiasi tubuh kekar pria itu, dimulai dari goresan kecil, hingga goresan paling dalam. tusukan diperutnya ada lebih dari 2. Shasa heran, bagaimana bisa seorang manusia masih bisa bertahan dan bernafas dalam keadaan seperti ini?
Shasa membuka celana jungkook. Beruntunglah jungkook memakai celana pendek setelah memakai celana panjangnya. Shasa yakin, tidak akan ada luka diatas pahanya. Shasa tak akan membuka yang itu.
Shasa bangun untuk segera mencari pengobatan pertama seperti perban dan lainnya. Sebelum melangkah, shasa sempat menatap tubuh jungkook yang sangat kekar.
Penuh keringat dan darah. Shasa menelan air liurnya sendiri. Bagaimana bisa shasa baru tersadar bahwa lelaki yang selama ini tinggal bersamanya akan setampan dan segagah ini?.
Shasa segera menyadarkan lamunannya dan berlari mencari perban dilantai satu.
Shasa mengobati luka jungkook, mengelap seluruh darah ditubuh jungkook, menjahit goresan yang dalam. Setelahnya memindahkan tubuh jungkook kesamping agar tak terkena darah lagi di tempat awal. Shasa membersihkan tubuh jungkook dari keringat dan kotoran, memakai kan perban dengan sangat berhati hati, memakaikan pakaian.
Shasa memindahkan tubuh jungkook ke sofa disamping kasurnya dan segera mengganti sprei kasurnya agar bersih. Setelahnya, kembali membawa tubuh jungkook ke kasurnya.
Selesai, shasa kembali ke lantai satu untuk memasakkan bubur. Menyiapkan beberapa makanan, shasa kembali ke lantai dua, memasuki kamar, meletakkan makanan itu diatas nakas.
Tak terasa, shasa mengurus jungkook hingga larut malam, tetapi jungkook belum sadarkan diri juga. Shasa akhirnya merebahkan dirinya di sofa, enggan di samping jungkook, takut merasa lancang.
Karna dia kewalahan mengurus jungkook, dia pun melenyapkan kesadarannya untuk tertidur sejenak sambil menunggu jungkook bangun.
Jjk
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweats and Tears
Bí ẩn / Giật gânmy bloods sweats and tears. my last dance. Take it away. ~ Tiga insan rusak yang dipersatukan. [Blood]. Dia yang Melindungi, menyembunyikan, dan mencari. [Sweat]. Dia yang Bersembunyi, menyesuaikan, dan melayani. [Tears]. Dia yang Memiliki, ketak...