Mentari menyambut pagi dengan sinarnya. cuaca cerah pagi ini dikota yang terkenal dengan gerabahnya, Yogyakarta. Namun, pagi yang indah ini tak membuat senyum di wajah Gafi, gadis yang baru saja pindah ke jogja ini, dan hari ini adalah hari pertamanya sekolah di SMA Wiz sekolah barunya.
"Grafika, putrinya pa Wira ya?" Tanya seorang guru, yang bernama Bu Wuri. Gafi hanya menjawab seadanya, dengan anggukan kepala.
"Mari ibu antar ke kelas mu." Gafi mengekori guru cantik itu.
Kelas dua belas IPA1, itulah kelas yang sekarang di masuki Gafi.
"Anak-anak, ini ada murid baru. Dia pindahan dari Bandung, Grafika perkenalkan diri mu."
"Nama saya Irjid Grafika, panggil saja Gafi. Saya pindahan dari SMA Delton."
"Baik, anak-anak ada yang ingin kalian tanyakan kepada Gafi?"
Seorang cowok yang di pojokmengangkat tangannya.
"Kala, mau nanya apa?"
"Grafika, Udah punya pacar belum?"
"Huuuu, dasar. " Sorak dari para siswa-siswi setelah mendengar pertanyaan tidak penting dari Kala.
"Sudah-sudah."Ucap Bu Wuri membuat sorakan itu terhenti. "Kamu ini ya Keva, nanya itu yang penting."
"Gimana lagi dong bu, murid barunya udah kaya bidadari. Bukan bidadari abal-abal kaya..." Mata nakal Kala melirik kearah Bianca dan gadis itu menyadarinya.
"Apa lo?" Hardik Bianca.
"Galak bener jadi cewek, pantes Arga kagak mau."
"Ja-... " Bianca ingin menyahut lagi, namun segera di lerai oleh Bu Wuri.
"Sudah-sudah. Kala, tolong jaga omongan mu," Tegur Bu Wuri pada cowok iti, dan Kala hanya menyengir.
"Gafi, kamu duduk di sebelah Arda ya."
Gadis yang bernama Arda itu mengangkat tangannya, Gafi pun melangkah menuju meja itu dan duduk di sana.
"Baik. anak-anak, pagi ini pa rudi tidak ada jadi kelas kalian kosong, jangan ribu ya." Bu Wuri keluar dari ruangan.
"Kenalin gue Arda."
"Ngakak, lo ar." Gafi menatap sinis ke arah teman sebangkunya.
"Hahaha, gue seneng lo pindah fi." Gadis itu memeluk Gafi. "Lo gak seneng ketemu gue lagi?"
"Seneng lah, ar."
"Lo ini ya, masih sama aja kaya waktu SMP judes nya." Arda melepaskan pelukannya.
"No judes, no Gafi."
Mendengar itu mereka berdua tertawa bersama-sama. Gafi menatap Arda, sudah lama ia tak bertemu sahabatnya itu.
"Eh, lo gak boleh duduk di sini." Ucap seseorang, yang menghampiri meja mereka dan dibelakangnya ada dua orang yang mengekor.
Gafi menatap heran ke arah mereka.
"Lo, gak boleh duduk sama dia!" orang itu mengulangi ucapannya.
"Kenapa emang?"
"Ck, dia itu sasaran buly kita di sini, lo mau juga, heh?"
"Zaman sekarang masih ada pembulyan? Kuno lo." sinis Gafi.
"Berani ya lo ngo-."
"Bianca, lo diem aja." Potong gadis itu. "Lo pindah sekarang!"
"Gue gak mau, dan lo gak berhak ngatur-ngatur gue."
"Lo berani ngelawan gue!" Gadis itu menaikan oktaf suaranya.