Pukul 23.00
Ara masih terjaga, berulang kali ia mencoba untuk tidur, tapi bayangan lelaki itu selalu menghampiri. "Apa lelaki itu baik-baik saja? Haruskah aku menemui papa tentang obat itu?" ucap Ara bermonolog.
****
29 Oktober 20xx
Ara sedikit menimang-nimang untuk memasuki gedung di depannya saat ini. Apa dirinya harus masuk dan menanyakan hal yang membuat pikirannya terbebani belakang ini?
Akhirnya Ara memutuskan untuk memasuki gedung dihadapannya, gedung yang merupakan tempat papanya berkerja, sebagai dokter umum di rumah sakit ternama di kota Malang.
Ara terus berjalan masuk hingga langkah kakinya terhenti tepat di depan ruang bertuliskan dr. Riyan lalu mengetuknya.
Tok tok
Terdengar suara dari dalam yang memintanya masuk, Ara memutar perlahan gagang pintu ruang itu. Nampak sudah ruang serba putih dan bau obat yang membuat Ara pusing.
"Papa?"
"Wah Ara, ada apa?" Papa Ara masih mengenakan jas putih dokternya, terlihat jelas kelelahan pada wajahnya. Namun, masih bisa tersenyum kala anak semata wayangnya itu datang berkunjung.
"Aku ingin menanyakan sesuatu, apa aku menganggu?"
"Tentu saja tidak sayang! Katakan, apa ada yang menganggu pikiranmu?"
"Papa tau obat imatinib? Obat itu untuk sakit apa?"
"Imatinib? Kenapa kamu tanya obat itu? Apa terjadi sesuatu padamu sayang?" Papa Ara mengerutkan kening menatap anaknya curiga, dengan cepat Ara menggelengkan kepala.
"Aku baik-baik saja, Pa. Hanya saja aku kerap kali melihat temanku mengonsumsi obat itu! Jadi itu obat apa?"
Papa Ara mencari sesuatu dari laci meja kerjanya, beberapa menit kemudian. Ia menemukan dokumen yang entah isinya apa, Ara hanya mengamati pergerakan orang tuanya.
"Menurut catatan disini, obat imatinib adalah obat untuk penderita leukimia kronis, yang dikonsumsi untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker. Sebaiknya katanya pada temanmu untuk segera kemoterapi agar segera sembuh," saran papa Ara setelah membaca keterangan obat.
Deg!
Tiba-tiba otak Ara berhenti berputar, suhu tubuhnya serasa naik dan degup jantungnya seakan berhenti berdetak. Ara mencoba mencerna penjelasan papanya. Tunggu dulu! Leukimia? Obat penghambat kanker? Kalau begitu Laskar ...
Perasaan Ara terasa perih, matanya memanas, ia tersenyum miris mendengar penjelasan papanya. Pikirannya melayang pada lelaki itu. Dirinya tak percaya jika lelaki bernama Laskar itu mempunyai riwayat penyakit yang parah. Padahal lelaki itu terlihat sehat. Sehat? Tidak dengan belakang ini.
****
30 Oktober 20xx
Laskar berjalan dengan sedikit gontai sambil memegangi keningnya yang terasa nyeri. Berkali-kali ia usap darah yang mengalir dari hidungnya dan berkali-kali pula ia terjatuh dari keseimbangan. Hari ini seperti biasa, Laskar berjalan menuju halte bus tempat biasa ia bertemu dengan gadis manis yang mencuri perhatiannya akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You Again (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal 'GANJIL' dan sudah direvisi. Kamu tidak hilang ataupun lenyap, kamu berada diantara hari kemarin yang ku tinggalkan. Dan aku sepasang mata yang membuatmu kembali ada. - Ara Aurel Jangan lupa follow dan vote ya sebelum baca😊 ×plagiat jan...