Chapter 6

4 0 0
                                    

Setelah selesai sarapan, kami pun berangkat ke mall yang biasa aku dan mas Radya datangi sewaktu dulu. Dan aku baru ingat jika aku ingin membeli peralatan melukis.

Kami pergi ke mall mengendarai motor, mas Radya sendiri dan aku membonceng Yuki. Tetapi untung saja jalanan tidak terlalu macet, jadi kami lebih cepat sampai ke tempat yang kami tuju.

Hanya untuk sekedar kalian tau, aku sangat menyukai- bukan, mencintai seni. Menurutku dunia, makhluk hidup, galaxy, alam semesta adalah seni buatan tuhan yang sangat keren.

Dan kita sudah sampai di mall, kami pergi ke lantai atas dimana disitu terdapat Gram•dia, aku yang sangat menanti ini  -karena aku sudah tidak pernah pergi lagi-  langsung pergi melihat alat seni yang ingin ku beli.

Sampai-sampai aku lupa jika aku datang bersama Yuki dan mas Radya. Saat aku sedang mengagumi buku dan alat seni yang sedang ku lihat, ada tangan yang memegang pundak kananku.

Aku yang kaget, otomatis melihat ke arah kanan ku dan hal selanjutnya membuatku ingin memasukkan kepalaku ke dalam baju.

Yuki berada di depan wajahku
Dan wajah kami hanya berjarak 4cm saja

Kau tau apa yang Yuki lakukan setelah itu?

Dia hanya tersenyum padaku

Aku yang reflek tidak biasa berdekatan fisik dengan orang lain langsung menjauhkan wajahku dari wajahnya.

"Yuki..... Kamu ngapain sih?" tanya ku padanya, namun ia hanya menjawab "nyari kamu lah, kamu sih main ngacir gitu aja." sambil menunjukan wajah khawatirnya.

"Ehehe..... Sorry, kan aku terlalu excited. Jadi sampe lupa kalo ada kamu sama mas Radya." ia hanya menggelengkan kepala dan berkata "kamu tuh kebiasaan, dari kecil sampe sekarang nggak berubah kalo soal alat seni."

Aku hanya bisa tersenyum malu dan menghindari tatapan matanya, aku merasa ia sangat keren, sangat tampan.

Ya tuhan......

Tolong kuat kan diri ku ya tuhan...

"Main ngacir aja, tunggu kita ato kasih tau kita kek kalo mau nyari barang sendirian." Kata mas Radya setelah mendekat ke arah kami, "Ya maaf." Balas ku sambil pout dan melihat ke arah lain.

Saat aku melihat ke arah lain, aku melihat barang-barang yang bertema WE BARE BEAR! Aku pun segera menuju ke tempat itu dan mengagumi barang-barang tersebut.

Aku yang sangat mengagumi barang-barang itu sampai-sampai lupa semua yang berada di sekitarku, sampai aku merasakan ada tangan yang menepuk pundak ku.

"Whaa-!" Segera aku menutup mulutku dengan kedua tanganku saat aku men-squeak, ya walaupun tidak terlalu kencang. Ternyata orang yang menepuk pundak ku kali ini mas Radya.

Aku langsung melihat mas Radya dan mas Radya menunjukkan wajah marah, aku hanya tertawa canggung padanya. Aku kembali melihat barang-barang tersebut sementara mas Radya berkata jika ia akan melihat tas-tas yang berada di bagian belakang.

Sedangkan Yuki, ia menemaniku melihat barang-barang bertema We Bare Bear, dan aku sangat ingin membeli plushie dengan character Ice Bear. Aku melihat ke arah Yuki, namun ia malah melihatku.

"Kok kamu malah liatin aku, ini lho... *Menunjuk yang ada di depannya* yang dilihat itu," kataku padanya, "ya nggak papa dong liatin kamu, kan kita sudah lama nggak ketemu. Aku mau ngelihat seberapa berubahnya kamu." Kata Yuki diakhiri senyuman manisnya.

Aku hanya melihatnya dengan poker face lalu menjawab, "okey." Diakhiri dengan senyum dan mata yang setengah terbuka. Aku kembali melihat barang yang ingin ku beli.

Tiba-tiba Yuki mengambil plushie character Ice Bear dan memberikannya padaku, "beli ini aja, kamu suka kan? Dibeli aja," katanya sambil melihat kembali wajahku. Aku hanya bisa melongo dan memproses semua hal yang baru saja terjadi.

"Oke? Tapi ada yang mau aku beli lagi, nanti ke Min•so yah?" Tanya ku pada Yuki, Yuki hanya melihat ke arah lain dan melipat tangan di depan dadanya yang dibalut dengan baju t-shirt dan kemeja yang tidak dikancingkan.

"Tergantung sih, si Radya mau ato nggak," balasnya yang ternyata sedang mencari di mana mas Radya berada.

"Okie dokie!" Kataku sambil menekuk jari ku menjadi 👌, aku kembali mencari barang yang membuatku tertarik. Memutari Gramed•a untuk mencari peralatan seni yang ingin ku beli, dan akhirnya aku menemukannya.

Dan ternyata selama aku memutari Gr•media, Yuki selalu mengikuti ku. Sedangkan mas Radya aku tidak tahu ia berada dimana.

Dan aku membayar barang-barang yang ku beli di kasir, namun saat sang kasir mengatakan harga totalnya, Yuki mengeluarkan dompetnya dan malah dia yang membayar semua barang yang ku beli.

Aku hanya melongo dan Yuki pula yang mengambil barang ku dan mendorong ku keluar antrian, "kok dibayarin sih, kan aku punya uang. Kan yang mau beli aku." Kataku sedikit kecewa dan senang di dalam hati.

"Nggak papa lah," jawab Yuki, "kalo kamu suamiku nggak papa," kataku kemudian dengan tidak sengaja. Yuki yang mendengarnya hanya smirk dan menjawab "kan latihan jadi suami mu, otw to be your husband, hehehe.....".

Aku yang mendengarnya sedikit terkejut dan memukul lengannya dengan senyum malu-malu, "apa sih Ki..." Dan mas Radya datang, "udah? Mau kemana nih?" Aku dan Yuki langsung melihat ke arah mas Radya.

"Katanya si Andra mau ke M•niso tuh, mau beli apa sih?" Jawab Yuki ke mas Radya, dan tanya Yuki padaku. "Mau beli headphone, earphone, power Bank, banyak sih. Hehehe..." Kataku diakhiri dengan tawa canggung.

"Oke, skuy. Tapi habis itu makan yak? Oke sip..." Kata mas Radya, aku hanya membatin 'tanya sendiri, jawab sendiri. Dasar' diakhiri dengan gelengan kepala, dan kami berjalan bertiga menuju ke Minis• dengan canda tawa dan tidak lupa saling menceritakan kehidupan masing-masing selama kami bertiga berpisah.




☘⭐⭐⭐⭐⭐☘

Maapkeun up nya lama banget

Saya nggak punya kuota jadi.... ಥ‿ಥ

Sedih lah

Tapi kalo waktu punya kuota malah lupa Wattpad

Ini saya bikin panjang karena saya sudah lama tidak update

Dan saya sedang membuat buku yang mengandung character creepypasta

Kalo kalian suka sama creepypasta, silahkan dibaca, beri vote, dan comment juga yaa...!

November Rain [On Hold]Where stories live. Discover now