Kami harus turun lagi ke lantai 1 karena ingin ke M•niso, dan letak Min•so berdekatan dengan pintu masuk depan dan d'crepes yang sangat ku sukai.Kami bertiga pun masuk dan aku mencari barang yang akan ku beli, bahkan mas Radya ikut membeli headphone dan power Bank. Sedangkan Yuki mencoba parfum yang terdapat testernya, dan aku tidak tau kenapa Yuki melakukannya.
Setelah selesai melihat-lihat, memilih, serta mengelilingi seluruh sudut toko ini, kami pun pergi ke kasir untuk membayar barang-barang yang akan kami beli.
Mas Radya membeli headphone dan power Bank serta penutup mata.
Aku membeli gelas Ice Bear, power Bank, headphone dan earphone Ice Bear, serta tas Adventure Time.
Sedangkan Yuki membeli 2 parfum yang tadi diciumnya, aku tidak tau kenapa karena parfum itu untuk perempuan. Apakah Yuki menyukai parfum untuk perempuan?
Ah entahlah, aku juga tidak tahu. Jangan berpikir yang tidak-tidak pada urusan orang lain, kita juga memiliki urusan kita masing-masing kan?
Setelah selesai membayar, aku berkata pada mas Radya jika aku ingin membeli d'crepes dulu sebelum pergi makan, dan mas Radya meng-iya-kan. Bahkan mas Radya dan Yuki ikut membeli d'crepes.
Setelah kami selesai membeli d'crepes, sekarang kami pergi ke lantai 2 untuk membeli makan di KFC. Setelah selesai memesan, kami hanya berbincang-bincang biasa.
Menanyakan kabar orang tua masing-masing, kabar hidup selama kami tidak bertemu, dan banyak lagi. Aku lebih sering mendengarkan cerita mas Radya dan Yuki karena aku suka mendengarkan, karena itu banyak juga yang curhat masalah mereka padaku.
Apa boleh buat kan?
Tapi sesekali Yuki mencuri-curi pandang padaku, aku pikir itu hal biasa karena ia sedang berbicara, namun saat mas Radya yang berbicara, dia juga melakukannya. Sudah lah, aku tidak ingin memikirkannya.
Setelah itu kami pulang ke rumah kami, dan bermain PS bertiga. Kami sedang bermain CoD, walaupun itu game tembak-tembakan entah kenapa aku menyukai game seperti itu.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Yuki meminta ijin kepada mas Radya untuk pergi bersamaku. Entah kemana ia ingin membawaku, semoga saja tidak aneh-aneh ya.
Dia ternyata membawaku ke taman dekat hutan, dan disini aku sedikit was-was dan tentu saja takut. Jika kau dibawa ke tempat seperti ini dengan lawan jenis yang tubuhnya bahkan lebih besar darimu, dan hal pertama yang kau lakukan pasti berpikir negatif kan?
Kami jalan bersampingan dengan canggungnya, lalu ia menemukan bangku taman dan mengajakku duduk disana. Kami pun saling diam dan tidak tau mau berkata apa, apalagi aku orang yang sangat canggung!!
Tolong aku tuhan....
Tiba-tiba saja Yuki menggenggam tangan kiri ku, tentu saja aku kaget setengah mati. Dia menyelipkan jari-jarinya di sela-sela jariku. Aku yang tidak bisa berkutik hanya melihatnya dalam diam.
Dan ternyata selama dia melakukan hal itu, ia menatap wajahku. Apa yang dia lakukan??
"Andra."
"Ya?"
Karena reflek, aku menjawab panggilannya dan saat itu juga aku ingin memukulkan kepalaku ke tanah. Dia melihatku dengan lembut dan aku sangat gugup dengan tatapannya, aku langsung memalingkan tatapan dengan wajah yang mulai merah.
Tapi hal mengejutkan selanjutnya terjadi, dia memegang pipi kananku dengan tangan kirinya dan mempertemukan tatapan kami kembali.
Aku pun tersesat di matanya, "maaf sudah ninggalin kamu waktu masih kecil, bahkan kita nggak saling kasih kabar atau telepon. Maaf nggak nemuin kamu waktu hari terakhir aku mau pindah ke Jepang. Maaf.." katanya tiba-tiba.
"Yuki.... Maafin aku juga, karena sebagian besar masa kecil yang sudah kita lewati nggak bisa aku inget. Maaf." Balas ku diakhiri dengan tatapan ke tanganku yang sedang digenggam oleh Yuki.
Walaupun aku tidak melihat wajahnya, pasti wajahnya saat ini menunjukkan kesedihan. Aku tidak kuasa melihatnya, aku malah merasa tambah bersalah. Dia mengelus ibu jariku dengan lembut menggunakan ibu jarinya, dan terkekeh.
Aku yang bingung langsung menatapnya, "nggak papa, waktu itu kamu masih kecil banget. Masih kawaii kawaii gimana gitu, bahkan lebih manis dari satu truk gula. Tapi sekarang malah tambah kawaii, tambah manis pula. Jadi pengen nge-claim jadi milikku." Katanya namun kalimat terakhir hanya sebatas bisikan.
Aku yang mendengarnya hanya terbengong, ujung bibirku pun terangkat. Tapi senyumku itu hanya senyum malu-malu, bahkan selama aku hidup tidak ada laki-laki yang menyukaiku -menurut ku- tapi Yuki mengatakan itu seolah-olah memang benar jika aku seperti apa yang ia katakan.
Ya ampun hatiku, aku tidak kuat.
Tetap cool Andra, tetap cool.
"Pujiannya terlalu berlebihan ah, aku kan biasa-biasa aja. Bahkan nggak ada cowok yang suka ke aku lho."
"Memang nggak ada."
Hati ku langsung hancur seketika, dan aku tersenyum kecut.
"Cuma ada aku yang mencintaimu sepenuh hatiku."
Kata-kata Yuki kemudian berhasil membuat hatiku berdetak dengan hebat, dan aku yakin pasti wajahku sudah sangat merah.
"Yukkiiii!" Teriakku sambil memukul lengannya yang kekar dan berotot itu, benar-benar lelaki idaman wanita kan?
Dan lelaki itu adalah teman masa kecilku.
☘⭐⭐⭐⭐⭐☘
YOU ARE READING
November Rain [On Hold]
RomantikAku bertemu dengannya pada hari itu, didalam sebuah cafe kucing. Tapi, wajahnya terlihat familiar. Dan saat dia sedang berada disekitarku, ia berlaku seakan-akan aku ini adalah temannya. "Jangan mengabaikanku! " "Kenapa kau tidak datang lebih cepat...