1

543 53 3
                                    

Main Cast :
Kim Taehyung / V
Bae Joohyun - Irene

°Ľøşť°
Sebuah mobil Ferrari F60 berwarna kuning melintas dengan membawa seorang pria sebagai pengemudinya.
Pria itu baru memasuki kota Daegu setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga setengah jam dengan mobil sportnya. Ia masih berada di pinggiran kota hingga yang terlihat hanya beberapa rumah yang berjarak cukup jauh, pegunungan dan juga pepohonan.
Sejuk dan damai tidak akan ia temukan saat ia sampai dipusat kota, karena itu pria itu memperlambat laju kemudinya untuk menikmati sebentar udara segar disana sebelum memasuki pusat kota.

Matanya menangkap sekilas sosok gadis cantik yang menarik setiap pasang mata untuk menatapnya lebih lama. Benar-benar kecantikan yang pantas untuk dipuji oleh kaum pria.
Kim Taehyung. Nama pria itu. Memfokuskan kembali pandangannya ke arah depan seraya menghubungkan ponselnya memanggil salah satu sahabatnya.
"Tebak aku dimana ?" Tanya pria itu begitu sambungan berhasil terhubung. Sedangkan pria diujung telepon mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Kau tidak di Seoul ?" Akhirnya pria diujung telepon menanggapinya.
"Aku di Daegu"
"Daegu ? Untuk apa kesana ?"
"Ada sedikit urusan"
"Kau bawa mobil ?" Tanya pria bernama Park Jimin itu saat mendengar suara mesin mobil diujung telepon.
"Iya.. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku melihat seorang gadis cantik dalam perjalanan"
"Dasar gila. Kau menelponku hanya untuk itu ?" Pria bermarga Park mengumpatnya setelah tahu tujuan pria itu.
"Dia sungguh cantik. Mungkin Tuhan menyuruhku menetap lebih lama di Daegu dengan memberikanku pemandangan indah saat baru tiba" kata pria itu terkekeh.
"Jangan bercanda. Kau lupa kakekmu akan kembali dalam 2 hari ? Pesta ulang tahunnya minggu depan akan menjadi pesta perjodohanmu. Kau pasti akan dipaksa pulang olehnya" Park Jimin memperingatinya.
"Tidak ada yang tahu dengan takdir. Bila Tuhan benar-benar menyuruhku menetap ditempat ini, pria tua itu tidak bisa melakukan apapun" Jimin mengerutkan dahinya mendengar kalimat pria itu. Ia belum pernah mendengar pria itu begitu percaya dengan takdir jadi sedikit aneh mendengar kalimat itu keluar dari mulut seorang Kim Taehyung.

Jantung Park Jimin mencelos saat suara debuman keras terdengar dari ujung telepon. Dan decitan aspal terdengar cukup jelas disambungan telepon hingga berakhir dengan suara hantaman yang keras.
Tangan pria bermarga Park itu seketika bergetar.
"Kim Taehyung. Hey. Jangan menakutiku.. Kim Taehyung!" Jimin berteriak kencang memanggil nama sahabatnya itu berulang kali. Tapi tidak ada sahutan apapun lagi diseberang telepon.

Mobil sport itu sudah berada diujung jurang. Menghancurkan pembatas besi hingga bagian depan mobil sudah tidak berbentuk lagi. Dengan kesadaran yang tinggal sedikit pria itu turun dari mobil secara perlahan. Tepat begitu pria itu turun dari mobil dan tersungkur dipinggir jurang dengan kepala bersimbah darah, mobil itu kehilangan keseimbangan dan meluncur turun dan jatuh dari ketinggian tujuh puluh meter.

Dengan langkah terhuyung pria itu menyusuri pinggiran jalan. Ia sudah berjalan cukup jauh saat langkahnya terhenti disebuah rumah yang menampakan seorang gadis sedang berdiri menjemur pakaiannya.
"Tolong aku" Taehyung berhasil mengucapkan dua kata itu sebelum kesadarannya benar-benar hilang dan jatuh ke tanah.

Gadis itu memekik saat matanya menangkap sosok seorang pria bersimbah darah tergeletak diteras rumahnya.
"Hey.. bangunlah.. ada apa denganmu?" Gadis itu seketika panik mencoba menepuk pelan lengan pria itu berharap ia sadar.
"Halmeoni!" Gadis itu akhirnya memanggil seorang wanita paruh baya untuk membantunya.
"Ada apa ? Siapa pria muda ini ? Apa yang terjadi ?"
"Aku juga tidak tahu" gadis itu akhirnya berusaha membawa pria itu untuk masuk ke dalam. Sedangkan wanita paruh baya itu bergegas mencari obat.

Bae Joohyun nama gadis itu mengambil handuk bersih untuk menekan luka dikepala pria itu mencoba menghentikan darah yang mengalir.
Setelah mengobati kepala pria itu dan membalutnya dengan perban, Joohyun mengambil handuk basah dan membersihkan bekas darah dan debu diwajah dan tangan pria itu.

Wajahnya masih sangat pucat dan tidak ada tanda pengenal apapun termasuk ponsel.
Hingga keesokan paginya pria itu baru perlahan sadar.
"Kau sudah bangun ?" Tanya gadis itu. Tapi pria itu tidak menjawab. Terlihat masih linglung dengan sekitarnya.
"Siapa namamu ? Kau punya nomor telepon yang bisa dihubungi ? Aku akan membantumu menelpon keluargamu untuk menjemputmu"
Pria itu menggeleng lemah.
"Aku tidak tahu"
"Kau tidak ingat ? Namamu ?" Pria itu menggeleng sebagai jawaban.

Gadis bernama Bae Joohyun itu mulai berpikir keras tentang apa yang harus ia lakukan dengan pria itu.
Mungkin luka dikepalanya membuat pria itu hilang ingatan.
Satu-satunya cara adalah melaporkan orang ini sebagai orang hilang.
"Bangun dan makan bubur ini setelah itu beristirahatlah lagi. Besok aku akan membawamu ke kantor polisi untuk melaporkan orang hilang"
Saat gadis itu berdiri untuk pergi bekerja, pria itu menahan tangannya.
"Kau mau kemana ?"
"Aku harus bekerja"
"Apa aku boleh ikut ? Aku tidak ingin sendirian disini" Joohyun menatap bola mata pria itu intens.
"Kau masih harus beristirahat lagipula kau tidak sendiri. Ada halmeoni di teras belakang. Kalau kau bosan pergilah temani halmeoni dibelakang" kata gadis itu. Ia sama sekali tidak merasa takut dengan pria itu walau ia masih tidak mengetahui identitas pria itu.

Wanita paruh baya yang sedang duduk diteras belakang alias neneknya pernah mengatakan 'tatap matanya dan kau akan tahu apakah dia orang yang baik atau tidak'. Jadi sejak awal ia menatap pria itu ia sudah tahu bahwa pria itu orang yang baik.

°Bøý°
Pria itu memakai kembali baju miliknya yang waktu itu bersimbah darah dan telah dicuci bersih oleh Joohyun.
"Terima kasih halmeoni telah menolongku. Aku sangat berterima kasih. Kalau aku menemukan keluargaku nanti aku akan mengunjungi halmeoni lagi" pria itu membungkuk seraya memeluk wanita paruh baya itu. Dan mengikuti Joohyun ke kantor polisi untuk melaporkan dirinya, mungkin keluarganya mencarinya.
.
.
Gadis itu menceritakan segalanya dan akhir dari kesepakatan adalah pria itu akan tinggal di kantor polisi hingga mereka mendapat informasi lebih lanjut. Saat salah satu petugas membawa pria itu menuju sel , Joohyun berbalik kembali bertanya.
"Kenapa dia dimasukan ke sel ? Dia tidak melakukan kejahatan apapun"
"Maaf nona tapi kami tidak bisa membiarkannya tetap berkeliaran. Memang seperti ini aturannya" jawab petugas itu.

Gadis itu menatap pria itu dengan tatapan sendu. Ia merasa bersalah. Menyadari tatapan bersalah dari Joohyun pria itu menenangkannya dengan mengatakan tidak apa-apa. Walau dalam hati pria itu merasa ketakutan mulai menghinggapi dirinya. Bagaimana bila tidak ada seorangpun yang mencari keberadaannya ? Apa ia akan tetap berada di sel itu selamanya ? Menyendiri selama sisa hidupnya dan mungkin dibuang ?

Tanpa sadar pria itu menampakan senyum palsu yang bisa terbaca dengan mudah oleh Joohyun. Sorot mata itu..sorot mata ketakutan untuk ditinggal pergi..sorot mata ketakutan bila ia sendirian..sorot mata yang ia lihat kemarin saat ia akan meninggalkan pria itu untuk pergi bekerja namun kali ini lebih gelap dan kelam. Menampakan kesedihan..

Lost Boy ? Lost Memories ?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang