Pernahkah, kau menyukai seseorang tanpa mengenal latar belakang, bahkan wajah si pencuri hatimu?
Pernahkah, kau mencintai ia dengan tulus lalu saat waktu mempertemukan dengannya, bukannya ingin membenci karena ia tidak sesuai dengan yang kau inginkan tapi malah semakin cinta dan takut kehilangannya?
Apa pernah? Berjam-jam berlalu, hari bergulir dan tahun berganti namun cintamu padanya tidak pernah berubah sedikitpun walau jarak memisahkan ribuan kilometer?
Berjanji saling setia, mencintai ia seorang saja, tidak terpikir sedikitpun mendua dan setia pada tahun-tahun yang sangat lama lalu berdoa pada yang kuasa agar dijodohkan dengannya dan memimpikan hidup bersama dengan orang yang kau cinta selamanya?
Cinta berbicara pada hati yang terpaut rasa, kata-kata dari mereka yang lebih mencintaimu tidak kau indahkan di telinga.
Kau sibuk dengan cinta di hati, berharap waktu mampu melunakan semua hati di sekelilingmu dan berdoa agar mereka ridho dengan pilihanmu?
Bertahun kau jalani cinta jarak jauh, bertahun kau yakini dia adalah milikmu saja, bertahun pula kau abadikan cintamu pada seseorang dia yang kau puja-puja, lalu semua mulai terbuka, orang-orang disekelilingmu mulai membuka hati menerimanya, menganggapnya saudara bahkan menganggap dia adalah bagian dirimu.
Lalu, karena rasa bahagia itu kau lupa kalau takdir Allah yang ada di atas segalanya, kau lupa cintamu padanya tidak seberapa besar dibanding cinta Allah padamu. Kau tahu mana yang kau suka, mana yang kau cinta dan mana yang membuatmu nyaman untuk berbagi cinta. Tapi, Allah lebih tahu mana yang kau butuhkan untuk menjadikanmu sebagai manusia yang lebih baik, tentu sebagai manusia yang mencintai-Nya di atas segalanya, termasuk mencintai makhluknya.
Ini kisahku, perjuangan cintaku yang melewati ribuan kilometer, melewati waktu yang tidak sedikit, tahun-tahun berganti untuk sebuah penantian yang berakhir sakit. Semoga dari coretan ini kau mampu membedakan mana yang kau cinta dan mana yang terbaik untukmu saja.
Salam dari hati
Nuy
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Air Mata
RomanceDeskripsi Aku pernah mencintai melebihi cintaku pada diri sendiri, aku pernah merindu untuknya hingga detik jarum jam saja cemburu karena detiknya selalu kupakai untuk memuja namanya. Mencintai terlalu banyak, merindui terlalu sering, berkorban te...