#Chapter 1 ^Popay^

73 14 2
                                    


Selamat membaca :)

Jangan lupa tinggalin jejak kalian yah ,
**vote** jika suka dengan cerita ini..
coment untuk saran dan masukannya, kritik juga boleh ..

enjoy :) :) :)

                                                                                       ****^-^****

================================================================================

Jakarta, 15 Februari 2019

Dear Diary,

Sudah tahun ke-5, apakah masih sama dengan tahun sebelumnya?
Menantikan Malaikat itu tetap disini untuk menemani.
terus berharap keajaiban itu ada, sehingga bisa mengulang semua kenangan indah.

Sampai kapan dirimu terbelenggu dengan rasa bersalah?
Sampai kapan dirimu akan menerima jika pada kenyataannya semua takkan lagi sama?

Pada hatiku , aku ingin bisa mengakhiri semua ini .
mengakhiri kenangan semua tentang dirinya.
Tapi , apa yang bisa aku lakukan?
jika setiap detik yang terlewatkan,

Selalu teringat tentang dirinya.

dan Sampai saat ini,

aku masih tak yakin bila hati dan fikiran ini akan mampu untuk melupakannya.

malaikatku-mama

(Sebaris isi hati yang kutulis kedalam buku yang sudah menemaniku beberapa tahun lalu.)

                                                                                       ****^-^****

#Freya POV

Pagi yang cerah untuk mengawali aktivitas dihari Senin.
Semua murid di SMA Utara, sudah berkumpul dilapangan dan berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing untuk mengikuti kegiatan UPACARA.

Aku Freya, memilih barisan terbelakang, hanya karna tak ingin terlihat dihadapan guru-guru dan salah satunya menunggu sahabat kecilku, yang belum datang. Dia memang selalu telat jika hari senin, baginya hari senin itu hari yang membosankan.

Sudah memasuki jam 8.00, waktu dimana Bapak Kepsek memberikan arahan dan nasehatnya kepada murid-muridnya.

Mana nih si Popay, belum keliatan juga? Batinku, sambil melihat sekeliling mencari keberadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mana nih si Popay, belum keliatan juga? Batinku, sambil melihat sekeliling mencari keberadaannya.

"Hai MyCherry, pasti nyariin aku yah?" bisiknya dari belakang sambil merangkul pundakku.

"Ih Popay, Pasti Main game lagi yah sampe telat kaya gini, lihat nih udah jam berapa? Pak Kepsek juga udah berbusa tuh ngomong didepan" Cecarku padanya.

"Santai napa, jangan ngegas dong! Jadi tuh gua semalem bukannya main game tapi abis bantuin nyokap dirumah."

"Bantuin apaan?"

"Mau tau aja? Apa mau tau banget?

"Popay ga bercanda ah"

"Gua mau pindah ke Palembang."

"Apaa?"Kagetku.

Tanpa sadar, apa yg ku katakan bukan sekedar berbisik melainkan seperti orang berteriak, hingga semua orang melihat kearahku, dan bahkan bapak kepala sekolah yang sedang berpidato mengalihkan pandangannya kearah kita berdua

"Hei Kalian berdua temui saya setelah ini, jangan contoh seperti mereka, bapak sedang memberikan nasihat, malah mereka asik dengan obrolannya. Mungkin sekian yang bisa bapak sampaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" katanya dengan nada yang kesal tapi tetap dengan mata yg tertuju kepada kita berdua, seakan-akan seperti singa yang siap untuk menerkam mangsanya.

Seperti inilah aku, jika sudah bertemu dengan Popay, kenapa namanya popay? Yah karna dia suka banget segala jenis makanan yg terbuat dari bayam, sama seperti Popeye ditokoh kartun yang suka dengan bayam. Dia adalah sahabatku, Rangga Syahputra. Dia seorang teman sekaligus sahabat kecilku. Aku memang seorang yang pendiam, tidak pandai bergaul, tapi jika sudah bersamanya rasa diam itu hilang, tergantikan dengan tawa. Rangga itu orang nya ceria, jadi siapapun dekat dengannya, mudah terbawa ceria juga seperti dirinya.

Didepan kantor kepala sekolah...


"Gara-gara lu nih pay, kita jadi dipanggil Kepsek kan!"nada kesalku menyalahkan Rangga.

"Yeh, Lu juga yang ngajakin gua ngobrol, coba tadi ga ngobrol kan kaga bakal begini. Lu juga si pake teriak-teriak segala"tak mau kalah untuk menyalahkan aku.

"Bukannya teriak Pay, tapi kaget pas lu bilang mau pindah ke Palembang"

"Tapi emang benar, lu mau pindah ke Palembang? Kapan? Koq mendadak sih? Kenapa Memangnya?"lanjutku dengan nada sedih yang tak kutau kenapa.

"Etdah, Kalo nanya tuh kaya polisi tau ga! Nanya itu satu-satu cantik" Senyum Jailnya sambil mencubit idungku.


"Bukannya dijawab malah nyubit, ih ngeselin" Ngambekku, karna memang paling ga suka jika dicubit hidungnya, kupukul bahunya mengungkapkan kekesalanku kepadanya.

"Stop Fre, Sakit tau.. nanti gua cerita, mending kita masuk.."

Baru aja Popay mau buka pintu , pintu kepsek sudah terbuka menampilkan raut wajah yang terlihat kesal. 

"Kalian bedua ini bukannya masuk malah berisik disini! Berhubung kalian sudah disini, saya ga mau berpanjang lebar. Kalian tau kan salah kalian apa?"

"Iyah pak" jawabku berbarengan dengan Rangga.

"Bagus , Saya ga mau tau, cukup sekali saya melihat kalian seperti tadi, disaat ada yg memberi nasihat sebaiknya didengarkan dengan seksama, bukannya malah ngobrol berdua, bahkan tadi sampai teriak."
lanjutnya, "Hukuman buat kalian berdua bersihkan lapangan dari sampah-sampah yang berserakan, setelah itu kalian lari lapangan 3 kali puteran, terus kalian berdiri dilapangan menghormat sang bendera sampai dengan pelajaran kedua selesai"

"Banyak banget dah pak," protes rangga.

"Apa masi kurang? Baik akan saya tambahkan lagi , ber.."

"Sudah pak, baik akan kita laksanakan, permisi pak." Potongku, sambil mencubit dan menarik tangan rangga dari hadapan kepsek sebelum ditambahkan lagi hukuman yang lainnya. 

2 Hati Satu Cinta (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang