Twentynine

7.3K 390 60
                                    

Matahari sudah terbit dari ufuk timur dan sepasang insan itu masih tertidur dan saling berpelukan satu sama lain. Sampai akhirnya somi membuka mata nya lebih dulu, sehun masih memejamkan mata nya. Somi memandang wajah sehun dengan lekat, sinar matahari membuat wajah sehun terlihat semakin jelas, pipi sehun semakin tirus, bibir itu pucat dan kering, lingkaran hitam menghiasi mata indah itu.

Namun sehun masih terlihat cukup tampan, dulu hidung sehun tidak mancung seperti ini, walaupun sehun sakit ia tetap mempesona. Somi menyentuh alis sehun yang lebat dan hidung nya yang mancung itu. Hal itu membuat sehun mengerjapkan mata nya. Sehun tersenyum saat ia membuka mata langsung di sambut oleh wajah somi.

"Kau baik-baik saja". Sehun mengangguk.

"Aku langsung sembuh saat melihat wajah mu kembali sayang"

"Bibir mu sangat pucat aku khawatir"

"Karena belum di cium makanya pucat"

"Huh dasar, sudah sakit masih bisa mesum"

"Ayo cium~"

Akhirnya dengan senyuman kesal nya somi lalu mencium bibir sehun dan melumat nya dengan dalam seperti yang biasa sehun lakukan, namun berbeda kali ini adalah somi yang memimpin ciuman itu. Somi merasa aneh biasanya ia akan langsung muntah saat bangun tidur di pagi hari, namun ketika sehun bersamanya, somi tidak merasakan mual sama sekali.

Somi melepaskan ciuman itu dan menatap sehun dengan pandangan sayu. Sehun dapat melihat cinta dan gairah bersarang disana.

"Sejak kapan kau nakal sayang?"

"Semenjak kau tidak ada, aku merindukan mu"

Somi kembali memeluk sehun dan melesakkan kepala nya di ceruk leher sehun dan mengecup-ngecup leher nya. Sehun memejamkan mata nya dan mengelus rambut somi. Somi kembali mencium bibir sehun dan kali ini sehun membalas lumatan itu tangan somi yang bebas terus turun ke area privat sehun dan mengelus nya.

"Shh kau nakal sayang".

Somi bangkit sejenak lalu melepas pakaian nya sebelum akhirnya berada di atas sehun.

"Jangan khawatir woman on top cocok untuk yang sedang sakit", ucap somi sambil tertawa geli.

"Gadis nakal"

Somi mengangkat kaus sehun ke atas dan ia terkejut melihat banyak luka di perut sehun dan lebih parah di tulang rusuk nya masih di perban. Somi mengelus luka-luka itu.

"Ini pasti sangat sakit", somi menunduk lalu mengecup luka-luka itu dengan pelan dan penuh sayang. Sehun tersenyum lalu mengelus rambut coklat panjang itu, sehun menyibak rambut yang menutupi sebagian pipi somi. Kemudian sehun menarik tengkuk somi dan melumat bibir gadis itu, sebelum akhirnya tangan sehun turun dan mengelus seluruh tubuh somi sampai membuat somi meremang. Sehun menatap iris coklat itu dengan dalam.

"Aku mencintai mu"

"Aku juga mencintai mu sehun".

Mereka melanjutkan ciuman itu kembali dan semakin larut dalam suasana. Sehun mencumbu somi dengan penuh puja sebelum akhirnya mereka menyatu, seperti yang di katakan dalam ilmu medis seks dapat membantu penyembuhan dalam sakit dan itulah yang di rasakan sehun sekarang, dia tidak merasa lemah seperti semalam, walaupun tubuh nya sakit tapi semua nya tidak seberapa dengan kenikmatan yang di peroleh melalui bercinta.

-

Pihak rumah sakit Sokcho menelfon ke seoul bahwa sehun di nyatakan menghilang dan tidak di temukan di kamar nya. Hal itu cukup membuat Yoonseok terkejut dan geram, saat mengetahui berita itu, yoonseok dan minyoung langsung membuka pintu kamar somi dan ternyata di kunci, hal ini membuat mereka semakin curiga.

My Brother My Best Partner ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang