Prologue

14 4 1
                                    

One Sunday evening,
when there's only a two- living creature sitting right there without any other that disturb them. Only the wind and the uproarious of their beloved city. No bees are buzzing, no birds are chirping. Only these two- a man and a woman, sitting on their favorite black-park-couch.

****

"Hai-" seutas senyuman tergambar diwajah lelaki itu, wajah lelah yang selalu tampak biasa saja, lekungan yang tak pernah ingin ia untuk tunjukan didepan kerumunan- namun selalu berhasil terukir saat ia bersama gadis berambut blonde yang biasa ia sebut wanita pujaan.

"Hey"  wanita pujaan lelaki tersebut membalas dengan senyuman hangat, seperti biasa

"Apa kabar?" sang wanita melontarkan pertanyaan sembari memposisikan dirinya- duduk disamping lelaki tersebut

"I'm okay, just not that much okay" sang lelaki memberi pandangan sendu, menatap sang wanita yang sedang menatapnya juga- menutupi sinar cahaya senja sore hari
"Gua kangen lo, Sadie."

Tanpa memberi banyak waktu untuk sang wanita merespon akan kalimat spontanitas tersebut
"Lo yang bernama Sadie Inesa Quinn, lo yang suka banget ngemilin keju tengah malem, lo juga suka dengerin lagu random tanpa genre special di playlist lo yang acak kadul, kerjaan lo kalo liburan paling ngga rebahan dikasur atau disofa ruang tamu, lo ngga suka nasi goreng dipakein acar, lo kalo ketawa bisa sampe kelurahan sebelah denger suara lo, lo suka ngaku-ngaku aktor ganteng itu suami lo, lo juga suka nonton drama western. Apa lagi yang kurang?" panjang lebar kalimat yang terlontar dari mulut lelaki berkulit eksotis yang sedang duduk diatas bangku taman hitam panjang- tempat favoritenya.

"Hahahaha, engga ada yang kurang Gava Abi Putra." kekehan kecil-pula terlontar dari sang gadis lawan bicara lelaki tersebut yang duduk tepat  berada disebelahnya, sekedar untuk memecahkan kecanggungan diantara mereka.

"Lo tau apa yang gua suka?" lelaki tersebut menadahkan kepalanya, menatap senja yang sudah sangat menguning dilangit atas. Tanpa memberi waktu bagi sang gadis menjawab, dengan eluhan nafas panjang ia keluarkan diakhiri dengan kalimat yang selalu membuat gadis tersebut merasa bersalah ketika mendengarnya
"Lo,Sadie. Lo yang gua suka."

YouniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang