Tujuan

Prolog

Kamu tahu, Gi? Apa yang lebih menakutkan dari perpisahan tanpa pertemuan? Sejak tidak kudengar lagi kabarmu, hidupku berantakan. Aku mudah marah sama semesta, menjadi seseorang yang pemikir, memikirkan setiap kata yang kamu ucapkan. Hati dan logika ku tidak bisa disatukan. Mereka terus beradu argumen dan sering sekali berasumsi sendiri.

Tolong jangan buat hidupku semakin rumit.

Aku tidak tahu alasan apa yang membuatmu tega meninggalkanku. Aku pikir kamu akan membawaku pergi dari bumi dan kita akan hidup seperti Peterpan dan Tinkerbell. Bisa membuat mimpinya sendiri. Tidak perlu pergi jauh ke negara orang, tidak ada yang saling meninggalkan.

Bawa aku pergi, mau ya, Gi?

Mungkin ke Mars, atau ke Merkurius, atau kemana saja asal tidak di bumi.