TALWORS

1.} Menyedihkan

-___-___-

Mentari pagi menyinari kota Vedya. Kota yang sudah sering di jumpai sihir. Hari yang cerah serta dapat mendengar kicauan burung di setiap langkah terlewati.

Tap..

Tap..

Tap..

Swuuss..

Bahkan semilir angin menambahkan suasana seorang gadis yang tadinya tengah buruk dan sekarang dapat tersenyum ceria.

Nama gadis itu Violin Crasenta. Ia berasal dari keluarga sihir terhebat. Namun, sayang dirinya tidak memiliki sihir apapun.

Dan biasanya seorang penyihir sudah memiliki bakat menggunakan sihir sejak lahir. Namun, dia berbeda. Vio hanya bisa bersyukur yang penting Tuhan telah memberikan dirinya hidup.

Braakk..

Tiba-tiba tubuh Vio menabrak seseorang hingga ia terjatuh ke belakang. Inilah akibat dirinya yang terlalu asik sendiri, hingga tidak memperhatikan sekeliling.

Uluran tangan serta ucapan khawatir terdengar, "Hei, kau tak apa? Apa kau terluka?. "

Gadis itu menatap uluran tangan itu, lalu kepalanya mendongak, agar dapat melihat si pemilik tangan, namun sayang, wajah orang itu ketutup masker. Dan Vio hanya dapat melihat mata lelaki itu. 'Hijau daun. '

"Hey, apa kau baik-baik saja?. "

Tanpa sadar Vio melamun, namun lamunannya hilang ketika tangan lelaki melambai di wajahnya.

"Eh, eh iya. " Vio segera menerima uluran tangan lelaki itu. "Lain kali hati-hati, daah!. " ujarnya berlalu pergi.

Vio menatap punggung lelaki itu yang kian menjauh, "Sebenarnya siapa dia?. "

Gadis itu mengendikkan bahu dan melanjutkan jogging-nya yang tertunda.

Setengah jam berlalu....

Kriiieeett..

"Vio, kamu sudah pulang. " tanya seorang wanita paruh baya yang sedang menuruni tangga dengan tangan yang bergerak berputar serta mengeluarkan cahaya kuning. Lalu, tak lama kemudian topi berwarna kuning cerah serta pita coklat yang jadi penghias pun melayang tepat diatas telapak tangan yang berputar tadi.

"Hm. " Vio hanya menjawab dengan gumaman. Lantas, menjalankan kakinya ke anak tangga yang lain.

Wanita paruh baya itu menghela nafas, "Maafkan, Mama sayang. "

Krieettt..

Blaamm..

Wanita paruh baya itu membuka knop pintu, lalu menjalankan kakinya keluar dari dalam rumah sederhana tersebut.