“Terkadang, satu kedipan bisa merubah segalanya.”
☆☆☆
Raya mematung di tempatnya, seolah seluruh sel dalam tubuhnya ikut diam kala manik matanya melihat seorang wanita tengah tersenyum ke arahnya.
“Sangat cantik,” batin Raya bermonolog.
Ya, wanita itu memang sangat cantik. Gaun putihnya sangat cocok di padukan dengan rambut hitamnya yang bergelombang dengan panjang mencapai pinggang. Potongan wajahnya juga sangat pas dengan matanya yang agak besar dan berwarna hitam, belum lagi bulu mata yang panjang, tebal, nan lentik bertemu dengan sepasang alis tebal yang sangat rapi menghiasi. Hidung kecil namun mancung sangat menggemaskan. Lalu bibirnya yang tipis dan berwarna pink alami membuat pria manapun yang melihatnya pasti ingin mengecupnya.
Apalagi ketika dia tengah tersenyum, sangat manis.
“Raya.” Suara lembut itu seolah membelai gendang telinga Raya.
Raya semakin terdiam dengan perasaan yang sangat tak karuan. Dadanya bergemuruh dengan jantung yang berdetak cepat. Matanya pun ikut memanas dan berkaca.
Apakah rasanya seaneh ini saat kau bertemu dengan orang yang sangat kau sayang?Getaran ponselnya sangat keras membuat Raya mengerjap, bersamaan dengan itu satu bulir air matanya jatuhnya.
“Mama,” gumam Raya sangat pelan.
Rasanya, Raya baru saja jatuh dari rooftop gedung yang sangat tinggi. Kini yang dia lihat bukan lagi wanita cantik dengan gaun putih, Vanya, Mamanya, melainkan hanya pantulan wajahnya di cermin. Tak lagi Raya melihat rambut hitam yang tergerai sepinggang, melainkan hanya rambutnya yang berwarna blue ocean dengan panjang hanya sampai tulang iga. Selebihnya, Raya masih melihat hal yang sama.
Raya tersenyum kecut, matanya kian memanas dengan air mata yang tak lagi tertahan. Pantulan wajahnya sangat kentara bahwa Raya tengah melamun.
Ponselnya kembali bergetar. Raya meraihnya dan melihat ada sebuah panggilan masuk dari nomor tak di kenal, namun Raya tahu siapa pemilik nomor itu.
“Ngapain pake nelpon segala? Padahal kan ada di bawah atap yang sama!” oceh Raya kesal.
Raya menggeser tombol merah ke atas, menandakan bahwa dia baru saja mereject panggilan dari Nurman, ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya
Teen FictionRaya Alexa Farandya, gadis SMA yang membenci keluarganya sendiri karena Raya pikir kematian ibu kandungnya disebabkan oleh ibu tirinya. Sangat lama kebencian itu bersarang di hatinya sehingga membawa Raya pada sosok bad girl, hal ini juga menjadi pe...