April 9, 2019
Cxnxd_99
| Selamat siang!| Siang juga
|Tapi disana kan malamCxnxd_99
| Ya gapapa, kan aku nyapa kamu| :)
Cxnxd_99
| :)Oh, sial. Terhitung sudah ini hari ketiga.
Memangnya kenapa dengan dia?
Oh, ia tidak apa-apa. Hanya saja ini—aneh? Maksudku, mengapa juga aku meladeni orang asing? Astaga dasar aku.
Aku memasukkan handphone ku ke dalam tas tangan kemudian menyempatkan diri untuk melirik jam yang melingkar di pergelanganku. Jam menunjukkan pukul 11.50 pm, yang artinya aku harus bergegas jika tidak mau disemprot si penyandang status sahabat.
Kling!
Ah, wangi kayu menyapa penciumanku saat kubuka pintu kafe grand opening tersebut.
Si empu membalikkan badan.
"Astaga, gua kira lu lupa."
Pelukannya jadi oknum pertama yang menyapaku siang ini.
Aku terkekeh sambil meregangkan pelukan kami agar aku dapat melihat wajahnya, "Mana mungkin sih."
Senyumnya kembali mengembang, membuat semua kaum hawa bermimpi indah.
"Duduk, duduk."
Lucas menarik sebuah bangku kayu, mempersilakan tamu pertamanya duduk.
"Mau apa tunjuk aja. Asal jangan mau kafenya." Katanya sambil menyodorkan buku menu bernuansa coklat padaku.
Aku tertawa sumbang, sampai otakku memerintahkanku berkata, "Cappucino Ice Coffee toppingnya Hazelnut sama Herb Crepe."
Kudengar ia mendengus, "Banyak amat mba."
Aku tertawa lagi.
Astaga, sejak kapan humorku serendah ini?
"Laksanakan tuan putri." Si pemilik kafe bergegas pergi ke singgasananya.
Tak butuh waktu lama, pria jangkung pemilik nama Lucas Wong itu sudah kembali bersama nampan berisi pesananku barusan.
Kutebak dia sudah mempersiapkannya.
"Selamat menikmati."
Ia memeluk nampannya setelah pesananku diletakkan di hadapanku. Tapi dia tak kunjung kembali ke tempat asalnya, membuatku grogi untuk makan.
Oh, mungkin ia ingin tahu kesan pertamaku. Baiklah, baiklah, patut dicoba.
"Sebelumnya...
Aku mengeluarkan sebuket bunga yang sedari tadi kusembunyikan. Senyumnya mengembang, matanya nyaris tenggelam.
"Untung tau diri lo." Dia masih tersenyum lebar sambil menerima buket bunganya dengan perkataannya yang membuatku benar-benar ingin menampar wajahnya walau sekali.
Aku mendengus keras-keras, "Uda sana cabut." Aku mendorong pinggangnya dan ia pun menurut.
nyctophilia
KAMU SEDANG MEMBACA
nyctophilia ft.mark
Random{on hold.} (n.) love of darkness or night; finding relaxation or comfort in the darkness ft. Mark Lee