Lagi, dipandanginya wajah Lucas yang tengah terlelap dengan tangan yang dilipat guna menyanggah kepalanya. Satu kata yang terlintas dikepala Rara,
tampan.
Entah sudah kesekian kalinya Rara tersenyum hanya melihat wajah Lucas.
"Apa gue suka sama Lucas?"
Lagi-lagi fikiran semacam itu berkecamuk dalam benak Rara.
Rara selalu merasa jantungnya membuat ritme yang tidak beraturan setiap kali Lucas berdekatan dengannya, menyukai hal hal konyol yang selalu dia perbuat, merasa tidak suka jika dia sedang berbicara dengan perempuan lain. Apa itu bisa dikategorikan Rara menyukai lucas? Entahlah.
Tiba - tiba saja Lucas membuka matanya, tentu saja Rara sibuk mengalihkan pandangannya agar tidak ketahuan Lucas. Dapat dilihat dari ujung mata Rara dia sedang mengoletkan tubuhnya.
Ah, Rara jadi ingat dia pernah berkata seperti ini
"tau ga kenapa gue suka ngolet kalo abis bangun tidur?"
"gak tau"
"biar tambah tinggi tau"
Rara yang mengingat hal itu tidak bisa menahan tawanya. Bagaimana tidak dia mendengar omongan itu saat dirinya tk dan sekarang lelaki disebelahnya masih percaya hal seperti itu saat mereka telah SMA?
"malah ketawa sendiri ih gila lo nanti"
"lo tuh yang gila."
"iya, gua gila karna lo Ra" ucap Lucas pelan
"Hah apaan? Kaga kedengeran bego"
"gak jadi, lo bolot"
"ngomong lagi gua tampol"
"tampol pake bibir ya sayang?"
"iya bibirnya kevin ya"
Fyi aja nih, kevin itu kucing jantan punyanya Rara
"masa sama kucing sih Ra, kasian bibir gua yang seksi ini"
"yauda sama mang ujang aja gimana?"
Lucas langsung bangun dari tempat duduknya. Pasti ngambek nih anak:(
"LUCAS KOK NINGGALIN GUA SIH?!"
"siapa yang mau ninggalin lo sih Ra, gua kebelet ini anjir" jawab Lucas seraya mempercepat langkahnya.
*******
Hai~ ini cerita pertama aku, maaf kalo gaje heheheJangan lupa vote ya teman-teman~ komen juga supaya bantu aku lebih mengembangkan cerita ini lagi💚
Love,
Nuy🐢
KAMU SEDANG MEMBACA
temen jadi demen? • Lucas
Fanfictiba-tiba ngerasa deg degan kalo di deket dia tiba-tiba seneng diprioritasin sama dia tiba-tiba suasana lebih berwarna kalo ada dia tiba- tiba gue sadar, ini bukan lagi persaan antar teman. - Rara.