that day (2)

22 1 0
                                    

Teman-teman Reza pun tertawa lepas melihat aksi Reza yang tak ingin jika harga dirinya di jatuhkan.

Berbeda dengan yang akan menjalankan tantangan tersebut, siapa lagi kalau bukan Reza. Ia tak berfikir panjang tentang semua ini. Ia hanya mengikuti egonya agar tak terlihat remeh di depan teman-temannya.

Ia sempat berfikir untuk tidak melakukannya, tetapi apa boleh buat, ia dilahirkan sebagai lelaki yang cenderung menggunakan egonya tidak seperti perempuan yang cenderung perasaannya mengambil alih semuanya.

Reza merasa tak karuan. Ia labil dengan keputusannya. Memang benar ia menyukai Almera tetapi untuk menjadikannya bahan tantangan ataupun sebagai pembuktian dirinya, itu terlalu jahat untuknya.

Dan dia akan menjadi seseorang yang memberikan perhatian kepada egonya sendiri daripada perasaannya maupun perasaan orang lain.

Tetapi apa boleh buat, sudah 2-3 pulau terlampaui, ia sudah diremehkan tadi dan ia tak mau diremehkan lagi kakrena menjilat omongan sendiri.

Selang beberapa menit, Dewi Fortuna berpihak kepadanya. Semesta mendukungnya dan tuhan mendengar doanya. Ia telah berdoa akan terjadi sesuatu yang akan membantunya daalam kondisi saat ini, dan hujan adalah jawabannya.

Hujan turun dengan sangat deras sampai siapapun enggan untuk keluar atau melanjutkan perjalannya. Reza bernafas lega, tidak dengan teman-temannya yang sedari tadi mengumpat menyalahkan semesta kenapa mesti turun hujan.

"Kenapa harus hujan sih, enggak jadi dah acara reality show nya!"Gerutu Rangga.

"Ngedumel mulu lo daritadi, yaudah gih lo jadi pawang hujan sekalian."Gilang kesal mendengar ocehan tak jelas rangga sedari tadi.

"Atau gini aja, lo ujan ujan-an aja ja, biar kek india-india gitu!" Celutuk Rangga.

"Gila lo!" Umpat Reza. Sambil membenarkan posisi berdirinya yang terkena aliran air hujan dari atas seng warung tersebut.

"boleh juga tuh idenya si dodol, gimana Ja, terima gak? Besok hari kamis ini, enggak dipakai lagi seragamnya." Saran Gilang.

"Ah enggak ah, hujannya deres gini," Tolak Reza mentah-mentah. Ia bahkan enggan melihat kedua temannya pun.

"Oh, jadi ngejilat ludah sendiri nih? Bisa jadi bahan baru nih kayaknya." Goda gilang sambil memasang ekpresi menyebalkan kepada reza.

Sadar arah omongan gilang kemana, Reza pun memutar kepalanya cepat kearah temannya tersebut.

"Oke! Gua terima!" Tantang Reza tak mau kalah.

"Oke sekarang kita tunggu dulu Almera nya." Ujar Gilang.

"Bakal asik nih gue rasa hahahahaha."

Kali ini Reza sangat kesal kepada Rangga. Bisa dipastikan Rangga masuk ke daftar teman yang menyebalkan bagi Reza.

Mereka menunggu. Rifky belum kembali juga, begitupun dengan Almera, terdapat rasa lega di dalam diri Reza, mungkin kali ini Dewi Fortuna berpihak kepadanya ataupun bisa juga sebaliknya. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Sudah terhitung 30 menit sejak hujan tak kunjung redah, butuh waktu berapa lama lagi untuk menyelesaikan ini semua.

Rasa gelisah yang kian menyelimuti Reza membuatnya tak nyaman saat ini.
Jika hujannya akan segera redah, baik untuk kebanyakan orang dan buruk untuk dirinya. Dan jika Almera muncul begitu saja maka tamatlah sudah harga diri dan perasaan Reza.

Tetapi mungkin ada nilai plus nya juga untuk reza. Ia bisa tahu bagaimana repsons Almera nanti.

Apakah ia punya perasaan yang sama untuk Reza atau tidak?
Mungkin ini bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk tahap selanjutnya atau bisa juga dijadikan sebagai boomerang untuk dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOSTALGICALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang