002

53 4 0
                                    

"tumben mauan aja kalo disuru berduaan ama cewe?" celetuk Rava pada Ezra yang baru saja kembali

"siapa yang gamau anjrit ama Diandra, udah mana cantik, pinter, anak kesayangan guru. gua juga mau" jawab Elno

"lo ma siapa aja juga mau" ucap Alden lalu menjitak kepala Elno

"emang dia siapa si? ko gua jarang ketemu ya pas kelas 10 11?" tanya Ezra kepada ketiga temannya

"anaknya emang suka diem doang dikelas, jarang ikut organisasi. tapi kalo masalah ama guru gercep banget dah"

"ko lu tau Rav?" tanya Elno dengan penuh selidik

"tetangga gua, dari kecil emak gua ama emak dia udah sahabatan. ampe akhirnya juga tetanggan sampe sekarang" jawab Rava dengan santai

"jangan jangan suka lo ya sama dia, mana mungkin temenan udah lama gada rasa suka" ucap Alden

"engga... gua udah tau seluk beluk dia, ya kaya adek gua aja dia jadinya" ucap Rava dan hanya dijawab anggukan dari ketiga temannya

"ayo kantin, dah mau bel istirahat" ajak Alden

KRINGGGGGGGGG

"yuk kekantin, gua laper anjrit tadi pak gendut ngoceh mulu di aula" keluh Diandra

"tumben, emang gabawa bekel?" tanya Anira

"bawa, tapi kayaknya kurang ehehhehe"

"yauda yuk" jawab Teya dan mereka berempat meninggalkan kelas untuk pergi kekantin

"ka Diandra ya?"

"eh iya kenapa?"

"itu dipanggil sama bu Neni dikantor katanya"

"oh okeee, makasih ya---"

"Revan kak" potong Revan saat Diandra berusaha menebak namanya

"oh iya Revan, makasih"

"nitip aja gua apa kek yang bisa kenyang ok?" ucap Diandra kepada ketiga temannya

"ini nih alasan kedua Diandra gaperna kekantin"

Diandra sebenarnya malas, mager katanya untuk selalu berhubungan ama guru seperti ini. udah mana sekarang perutnya tidak bisa diajak kompromi, lapeerrrr. cukup kelas 10 11 saja dia menjadi Bucin sekolah. setiap hari dipanggil guru untuk membantu pekerjaan guru yang tidak ada habisnya, tapi ya mau gimana lagi? sudah takdirnya seperti ini.

Ternyata dia ditugaskan untuk mencetak jadwal jadwal dikelasnya yang formatnya masih ada di Renata. dan sekarang Diandra bingung, naik apa dia ketukang percetakan, sementara saja koperasi tidak buka hari ini.

"eh Renata" panggil Diandra saat melihat Renata dan Ezra yang sedang berduaan-- lebih tepatnya Renata yang mengikuti Ezra kemanapun dia pergi

"apasih lo? ganggu aja" ucap Renata kesal

"bagi format yang disuru Bu Neni kemaren. cepet. gua mau print" jawab Diandra ikut kesal karena Renata tidak berenti menatap dirinya tajam

"ambil aja kek di tas gua. ga liat apa gua lagi berduaan ama Ezra" ucap Renata sambil bergelayut manja di lengan Ezra membuat Diandra langsung menatap Ezra dengan alis terangkat satu

"ok"

"eh iya Zra, awas tangan lo panas abis ditempel cabe" ledek Diandra dan langsung lari kedalam kelas

Sesampainya dikelas, Diandra membuka laptopnya lalu mengecek format yang diberikan oleh Renata---dia ambil sendiri di tasnya Renata. "emang dasar cabe" umpat Diandra dalam hati. Diandra berniat untuk mencetaknya sehabis pulang sekolah nanti, sekalian pulang kerumah

VADETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang