Brakkk...
" dokter.... dokter tolong sadarlah dokter hiks hiks"ucap gadis itu
"Uhhh ... diamlah via nanti mereka mendengar suara mu kamu nggak papa kan?"
"Bukan via yg harusnya dokter khawatirin tapi diri dokter sendiri dokter berdarah hiks.. hiks"
"Tenanglah aku tidak papa Tunggu... ki-kita ada dima-" belum sempat fatimah berkata suara gebrakan keras menghatam dinding bangunan itu seketika ia dan via langsung berdiri dan pergi ke sudut dinding bangunan.
"Tuhan apa yg harus aku lakukan tolong bantu aku " pinta fatimah dalam hati. bangunan itu hampir runtuh fatimah yakin sekali mereka ingin meledakkan fatimah dan via disini. brakk brukk gubrakkk dinding itu jatuh menampilkan para manusia keji yg tak tahu diri dan memalukan itu.
"Well lihat siapa yg kita dapat kan panglima akan senang dengan atau kau ingin jadi pemuas nafsu kami disini hahaha " ucap pria dengan mata besar dan sok berkuasa itu
Mata fatimah memicing dan memberi isyarat pada via agar berlindung dibelakang nya
"Cuihhh aku tak rela menjadi pemuas nafsu mu sialan lebih baik aku mati sekarang" kata fatimah sambil mengeluarkan pisau medis nya dari saku jas dokter yg ia kenakan sambil menaruh nya di leher nya tampa takut sedikit pun menatap tajam para prajurit yg sudah hilang rasa kemanusiannya itu
"Tuan... jangan sampai kita membuat dia bunuh diri dia pasti akan berguna nanti.. kita bawa saja dia ke basecamp." Ucap pria satu nya, baiklah kalian cepat bawa dia ucap pria tersebut.
" jangan mendekat jangan sentuh aku bajingan pergi .... pergi " ucap fatimah sambil mengayun ayunkan pisau medis tersebut tampa tahu dari belakang via disergap oleh prajurit lainnya dan dijadikan sandra
Mereka membenturkan kepala via le dinding. Darah langsung saja mengucur deras dari kepala viaa.
"Dokter jangan pedulikan via ... via nggak papa dokter" ucap via dengan lemah dan hampir kehilangan kesadaran karna benturan dikepalanya. Darah mulai bercucuran dari kepala via. fatimah tidak tega dengan itu , ia menyayangi viaa dengan tulus ia tak tahan ketika via diperlakukan begitu.
"Baiklah aku akan ikut dengan kalian dengan syarat aku ingin mengobati via" kata fatimah dengan tegas sambil menjatuhkan pisaunya dan menghampiri via
"Cepat seret dia.." ucap pemimpin prajurit . fatimah dan via di seret dan di tempatkan di dalam mobil pick up sambil ditodong senjata api sepanjang perjalanan dan fatimah hanya bisa pasrah sembari mulai mengobati pendarahan dikepala via sambil terus berdoa semoga via masih bisa terselamatkan.
Kalau kalian bertanya tanya apa yg terjadi dengan negeri ku, jawabannya semua terjadi ketika aku sudah selesai koas di salah satu rumah sakit terbesar dikotaku. Aku tak tahu apa yg terjadi tapi semua terjadi secara tiba tiba kotaku yg penuh dengan pengamanan tingkat tinggi berakhir dengan keadaan yg amat sangat mengenaskan. saat itu perayaan untuk melepas kami semua yg telah selesai koas dan saat kami akan berjalan keluar, gedung gedung disekitar rumah sakit bahkan rumah sakit itu mulai runtuh disertai dengan suara bom yg amat keras. suasana hari itu amat mencekam semua orang tanpa persiapan, banyak sekali korban jiwa. mereka ada dimana mana, hal ini terjadi sebab pemberontakan dalam negeri kami sendiri. Ada yg ingin melengserkan sultan kami dari posisi nya dan yup itu berhasil akan tetapi hal itu juga menyebabkan kerugian yg amat besar bagi negeri ini. rakyat menderita , ketakutan dan kesakitan berusaha bersembunyi dari para zionis itu dan ada juga beberapa rakyat yg mau berkhianat demi hidup enak dengan mengakui kedaulatan sultan baru itu. sedangkan aku dan masih banyak orang lain lagi bergerilya dan terjebak di bawah tanah merayap secara sembunyi sembunyi dan menyusun rencana untuk melengserkannya.
Bahkan keluarga ku pun aku tak tahu mereka masih hidup atau tidak, ini terhitung sudah satu minggu sejak hari itu bahkan kami hanya bisa mencuri dan mengambil makanan dari toko toko yg sudah hancur lebur, mengais makanan yg masih bisa dimakan. Kau bisa bayangkan betapa kotornya wajahku bahkan jas dokter ku sudah berubah dari putih menjadi agak kecoklatan. Yup aku masih ada dalam kotaku aku dan via berencana ingin melarikan diri ke daerah sumatera dari daerah jawa di jakarta karna kami tahu kalau di daerah sumatera sendiri belum mengalami kerusakan yang separah ibukota bahkan juga dekat ke daerah singapura agar kami bisa menjadi imigran disana. jika kau bertanya kenapa negara lain tidak menolong kami jawabannya karna negara kami sejak dulu adalah negara yg tertutup dan negara lain cenderung mendukung kesultanan yang baru ini . Via dan aku bertemu saat hari pertama kejadian itu saat kami mencari keluarga kami dan akhirnya kami bersembunyi dan kadang menolong orang yg terluka.
Aku memang cukup sial sekali dalam hal ini karna aku harus menjadi dokter disaat negara ku berada dalam kekacauan dan banyak orang butuh pertolongan dimana mana. dan benar sekali kami harus tetap menjaga sumpah dokter kami.
'Tin tin tin'suara klakson mobil menyadarkan ku
Ahh ternyata aku melamun lagi setelah mengobati via tadi. aku dan via memang bukan org yg dekat sebelumnya tapi setelah melewati beberapa hal bersama , via membuat ku merasa kalau via itu sama berharga nya dengan keluargaku.
"Plak srett" tanpa kata para zionis itu menyeret via dan fatimah dari atas pick up dan langsung membawa mereka ke dalam penjara .
Di dalam penjara keadaan via semakin parah dia terus demam dan fatimah terus saja meminta obat penurun demam pada mereka tapi apa mau dikata mana mungkin mereka mendengarkan kata kata fatimah yg bagaikan angin lalu bagi mereka.Sudah tiga hari mereka di dalam penjara tanpa makan sedikit pun
Keadaan via lebih mengenaskan lagi dia mulai mengigau. Fatimah tidak tahu harus melakukan apa dia hanya punya stetoskop dan juga pisau bedah ditangannya dia tidak punya obat jadi ia punya rencana untuk menyelinap diam diam keluar penjara dengan menggunakan pisau bedahnya ia punya satu lagi pisau bedah disakunya pemberian dari ayahnya ketika ia lulus kuliah di kedokteran dengan predikat cumlaude. Fatimah perlahan lahan mengendap- ngendap dan menuju pintu penjara, saat ini memang para pengawal mulai lengang para pengawal memang tidak setiap saat ada mengawasi karna adanya cctv. dia beruntung karna tidak ada kamera cctv yg mengarah langsung ke depan pintu penjara nya. ia mengeluarkan pisau bedahnya dan mulai mencoba membukanya percobaan pertama gagal, percobaan kedua gagal, wajar saja ia gagal toh ia hanya pernah melihat itu di film sebelumnya dan baru kali ini ia praktekkan.
Dan percobaan ketiga alhamdulillah berhasil, ia hampir memekik kegirangan sebelum akhirnya ia mencoba untuk memapah via dan mengendap ngendap keluar penjara satu hal yg ia lupakan ia lupa kalau di penjara itu ada banyak cctv akan tetapi tuhan membantunya saat itu tiba tiba saja mati lampu saat alarm keamanan akan berbunyi.
Fatimah langsung saja membawa via menuju toilet wanita sekedar informasi saja dulu tempat ini adalah kantor pemerintahan (DPR) yg ternyata dibawah nya ada penjara . berapa banyak lagi rahasia tempat ini yg belum ia ketahui.
Dia meletakkan via dan menyuruh via menunggu nya dan via hanya tersenyum dan mengangguk lemah.
Fatimah langsung saja berlari sambil mengendap ngendap keruangan obat obata. sampai disana , ia melihat prajurit yg berjaga ...'tuhan bagaimana ini' pikir fatimah .tiba tiba fatimah mendengar suara tembakan seketika prajurit itu berlari menghampiri tempat tersebut sedang fatimah berlari pelan dan membuka pintu ruang obat obatan. ia langsung mengambil obat obatan yg di perlukan dan langsung keluar. saat dijalan ia menemukan seseorang yg terluka dengan luka tembak (saat ini masih mati lampu ya jadi wajar saja tidak ada orang yg melihatnya) fatimah berusaha mengabaikan orang itu dan langsung pergi tetapi pria itu merintih kesakitan "ishh.. akhh to-long a-ku " ucapnya sambil memegang kaki fatimah. ya tuhan kenapa disaat seperti ini ia malah ingat sumpah dokter nya, fatimah kesal sekali ingin rasanya ia menampar orang yg membuat janji itu.
Tanpa penerangan yg jelas fatimah langsung mengecek keadaan pria itu. Pria itu terkena tembakan di lengan dan perut, Pria itu sudah kehilangan banyak sekali darah. dia mengeluarkan pisau bedah dan menyirami nya dengan alkohol dan mulai mengeluarkan pelurunya serta menjahit lukanya jangan pikir ia menggunakan obat bius ia tak punya itu jadi ia hanya menyuruh pria itu menahannya akan tetapi pria itu sama sekali tak berteriak kesakitan sedikit pun tak sama seperti tadi pria itu hanya menatap nya dalam. setelah selesai ia memapah pria itu dan pergi ke arah ruang obat obatan disana ia mengambil persediaan darah dan menanyakan golongan darah pria tersebut. Ia memapah dan menidurkan pria tersebut dilantai dan mendonorkan darah tersebut dan mengecek suhu tubuh pria itu yg mulai hangat. Ia sebenarnya heran bagaimana bisa ia tahan dijahit tanpa teriak sedikit pun bahkan itu bukan hanya untuk jahitan 1 luka tembak tapi 2 luka tembak ia benar benar kuat pikir fatimah.
Ahh ya tuhan fatimah lupa.... ia lupa pada via ia buru buru kembali mengumpulkan obat dan saat akan berlari pria itu kembali memegang kaki nya dan bertanya "namamu siapa?" "Aku Fatimah senaira" jawab fatimah dan tiba tiba lampu menyala dan menampak kan penampilan fatimah yg layaknya pelarian dengan baju lusuh dan wajah kotor tapi tanpa mengurangi sedikit pun kecantikan nya. Fatimah pun sadar lampu sudah menyala 'via' pikirnya ia berlari keluar dari ruangan itu meninggal kan pria yg melihat punggungnya dengan tatapan sulit diartikan.
Sesampainya fatimah dikamar mandi ia melihat via yg sudah pucat pasi obat obat itu pun jatuh dan fatimah langsung mengecek nadi via dan benar saja apa yg ia takut kan terjadi, denyut nadi via tak terasa lagi. fatimah hanya menangis ia tak peduli lagi apabila prajurit mendengarnya dan tak beberpa lama para prajurit datang dan seketika para prajurit itu menyeretnya dan menyeret tubuh via pergi dari nya ia hanya bisa meraung raung dan menangis meminta via tanpa peduli ketika para zionis itu melemparkan nya kembali ke penjara dan mengambil semua barang nya. Saat ini ia hanya terdiam dan menyalahkan dirinya sendiri atas kematian via.
Sudah satu bulan fatimah ada dalam sel sejak kematian via ia hanya makan ketika diberi makan dan minum ketika diberi minum. Saat ini ketika Fatimah membuka matanya, matanya tertuju pada mata pria itu pria yg ditolong nya pria dengan mata hitam legam yg begitu memabukkan. Pria itu masuk ke sel nya dan melihat ia dari atas ke bawah dan seketika itu pandangan fatimah gelap dan fatimah pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Dan Ukasya
Lãng mạnasap tebal dan kabut bersatu menyengsarakan mata, membuat sang empunya menahan perih yang teramat sangat, sengsara di rasa namun semangat tak kalah oleh penat yah itu masih sebagian kecil dari yang dirasakan si empunya. Diantara bangunan yang luluh...