1| Menyamar & Tenang

622 63 31
                                    

Selamat menikmati dan hargai karya saya dengan baik ya🖤 tandai jika ada typo.

---

Semuanya tidak berjalan dengan mulus kok

🔥

"Gimana?"

"Di usir lagi gue."

"Lo yang sabar ya, Bal."

Iqbal hanya menganguk tipis kemudian mendudukkan diri nya di kursi kantin rumah sakit yang berhadapan dengan lelaki yang bertanya tadi, Wisnu.

"Ini udah ke tujuh kali nya lo di usir dan gak di kasih nge jenguk Azura Bal!" sahut lelaki bertubuh jangkung di samping nya dengan nada emosi.

"Ya mau begimana lagi Gar, ruangan Azura di jagain body guard. Mana badan nya gede kek sapi kakek gue lagi," celetuk Iqbal seraya menenggelamkan wajah nya pada lipatan tangan nya.

Wisnu hanya menatap Iqbal miris. Ia kasihan dengan lelaki itu. Di tuduh untuk sebuah kesalahan yang tak pernah Iqbal lakukan.

"Gue ada ide!" cetus Gara semangat dan membuat Iqbal menoleh.

"Apa?" tanya nya malas.

Yang ada di pikiran nya pasti Gara menyarankan hal aneh yang akan membuat Iqbal malu bukan main. Contoh nya kemarin, Gara menyarankan Iqbal untuk menyamar menjadi ibu-ibu Hamil. Ya Iqbal mau mau saja. Yang penting bagi nya adalah, ia bisa bertemu Azura.

Namun, penyamaran Iqbal yang kemarin itu gagal besar dan Iqbal berakhir kembali di usir oleh body guard yang badan nya sebesar sapi kakek Iqbal.

"Lo nyamar aja!" jawab Gara.

"Nyamar? Nyamar jadi apa? Jadi anak balita? Tukang sapu? Tukang parkir?" Wisnu bertanya beruntun, ia pun takut kalau Gara menyarankan hal hal yang aneh.

Gara memutar bola mata nya malas. "Nyamar jadi Aqmal lah! Kan selama ini Aqmal di kasih izin buat ngejenguk. Jadi, kalau Iqbal nyamar sebagai Aqmal gue jamin Iqbal bisa masuk!"

Cerdas!

Tumben sekali otak lemot Gara bisa berguna di saat seperti ini.

Iqbal menyeringai. "Gak nyangka gue, otak lu ada manfaat nya juga." Iqbal memuji Gara sembari mengelus pundak lelaki itu dan mendapatkan tepisan kasar.

"Makasih makasih aja! Gak usah pake elus elusan! Gue masih suka di elus sama cewek ketimbang di elus sama lo," sarkas Gara kemudian lelaki itu berdiri dan di ikuti Wisnu serta Iqbal.

"Mau kemana?" tanya Wisnu.

"Ke rumah lo." jawab Gara.

"Ngapain?" imbuh Iqbal.

Gara memutar bola mata nya malas, "Wisnu, lo suruh Mauren datang ke rumah lo. Minta dia buat dandanin si Iqbal supaya mirip sama Aqmal." jawab Gara dan kemudian ia berlalu begitu saja.

Wisnu hanya mendumel saat mendengar keputusan sepihak dari Gara dan menyuruh Mauren untuk terlibat.

"Udah lah, turuti aja," ucap Iqbal.

Comparison [New Versi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang