e m p a t

33 3 8
                                    


Setelah kejadian yang membuat jantung Ijel serasa melompat dari tempatnya, sekarang Ijel tidak dapat tidur dengan tenang. Jangankan untuk tidur, memejamkan mata saja berat untuk Ijel.

Daripada tidak bisa tidur dan malah memikirkan hal yang tidak - tidak, Ijel memilih untuk memainkan ponselnya.

Pukul 01.18 AM

Sebuah pemberitahuan pesan dari Jeffan muncul di layar ponselnya.

LINE

01.18 AM

Jeppan🍑
|woyy
|dah molor?

gue ga bisa tidur Jeff|

|tumben?
|mikirin apaan?

gapapa|

lagi susah merem aja|

|mikirin gua kan lu?

pede lu tinggi|

|hahahaha jelas lah
|telpon mau kga Jel?

Danyell is calling you...

Belum juga diiyain :'

Ijel pun menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Woyy"

"Ngegas njir"

"Biar ga ngantuk"

"Besok kuliah"

"Yang bilang besok nguli siapa?"

"Lah itu lu bilang"

"Lah bodo amat bodo amat lah"

Kira - kira seperti itulah ke-random-an percakapan Jeffan dan Ijel malam ini. Ntahlah, sebenarnya tidak ada yang perduli dengan topik pembicaraan mereka. Yang penting keduanya mendapatkan apa yang mereka mau. Ijel yang ingin menghilangkan rasa takutnya. Dan Jeffan, yang ingin mengobati rasa rindunya. Dasar. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka berpisah.

Paginya, Ijel dijemput lagi oleh Jeffan untuk pergi ke kampus. Ijel memang punya jadwal kelas pagi, tapi Jeffan, kelasnya dimulai pukul 13.00 siang nanti.

Alasannya sederhana, Jeffan tidak ingin Ijel berangkat sendiri, apalagi dengan orang lain.

"Woyyy berdua mulu, jadian kaga"

Hati Jeffan tiba-tiba mengelurkan bunyi seperti kaca yang tengah dilempari batu.

Itu akibat perkataan Dimas barusan. Sahabat Jeffan sejak zaman SMA. Bisa dibilang sebenarnya Dimas lah yang membuat Jeffan tertarik dengan Ijel, rumah Dimas berada di komplek yang sama dengan Ijel, karena itu Jeffan sangat sering menginap di rumah Dimas dengan embel-embel 'malas sendirian dirumah'.

"berisik." balas Ijel ketus dan langsung pergi menuju kelasnya.

"tuh mampus lu" tambah Jeffan. "Jel, ntar kalo udah kelar telpon aja, gua di cafe seberang"

Ijel berbalik menghadap Jeffan dan mengacungkan jempolnya, diakhiri dengan senyum manis yang menghancurkan pertahanan Jeffan untuk tidak tersenyum bahagia.

"dasar bucin" Dimas kembali mengejek Jeffan.

"kelas kita siang, cafe dulu jangan?" ucap Jeffan menghiraukan perkataan Dimas sebelumnya.

"gas, Jeff"

"gas, Jeff"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Indihome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang