Menemukan Pemberhentian

12 4 0
                                    

Aku adalah pecinta sajak. Tidak tahu sejak kapan aku mencintainya. Aku ini pantas mendapatkan awards 'manusia teraneh sepanjang sejarah hidup orang-orang di sekitar ku' kenapa seperti itu? Karna jika ku bilang 'sejarah hidup orang-orang di dunia ini' menurut ku itu terlalu berlebihan--hiperbola.

Kembali ke topik. Ya, aku ini memang aneh, aku anak kelas XII-IPA1, anak pintar yang selalu dapat ranking 1 di kelas, bahkan di angkatan ku, aku lah yang selalu mendapat ranking satu. Namun, aku adalah ketua dari geng tawuran yang ada di sekolah ku, dan semua teman-teman ku adalah pasukan ku. Kita sering sekali tawuran dengan anak STM sebrang sekolah SMA ku. Aku tidak tahu kenapa aku bisa menyukai tawuran itu.

...

Jadi, hari ini adalah hari tawuran SMA ku dan STM sebrang. Tidak ada yang special, karna kita sudah sering seperti ini. Namun, yang special terjadi setelah tawuran. Entah apa yang membuat ku tidak bisa tidak mengikutinya.

Gadis ini. Gadis ini tidak cantik atau kelihatan asik seperti mantan-mantan ku. Dia bahkan tidak terlihat menarik. Tidak ada bedak di wajahnya, lipstik di bibirnya, maupun blus on di pipi cubbi nya. Tapiiiiiii... Entah kenapa aku sangat menyukai nya, aku terus mengikutinya tanpa tahu alasannya.

Dia berjalan cepat. Semakin cepat. Dan selalu bertambah cepat. Sampai ia harus berlari, entah apa yang mengejarnya. Namun, lari nya begitu kecil untuk ku susul dengan larian juga, jadi aku memilih menyusul dengan berjalan cepat saja.

Aku tidak akan melepaskan nya dari pandangan ku. Entah apa yang terjadi dengan ku. Aku tidak tahu. Aku menggila sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan yang ku tanyakan sendiri pada diri ku sendiri.

Setelah berlari cukup jauh. Aku masih di belakangnya. Masih menatapnya. Dan dia, gadis yang sedari tadi di depan ku, dia sudah tidak lagi berlari. Aku melihat ia sedang mengatur napasnya yang tidak beraturan sedari tadi. Namun, beberapa detik kemudian ia tumbang. Jatuh di atas tanah. Gadis itu pingsan. Tanpa pikir panjang, aku pun langsung menghampirinya. Tanpa memeriksa lagi kondisinya, aku pun langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.

...

Sesampainya di rumah sakit, aku langsung meminta dokter segera memeriksanya, dan aku baru sadar bahwa ia telah mengeluarkan darah dari hidung mungilnya. Setelah dokter mulai menanganinya, aku pun langsung mengurus administrasi rumah sakit untuk gadis yang tidak ku ketahui namanya, bahkan aku mendaftarkannya menggunakan nama belakangku--marga keluargaku 'benedict'.

Aku mendapatkan beberapa barang yang gadis itu bawa, termasuk tas ransel yang menurutku unik, seperti pemiliknya. Aku membongkar dompetnya, dan berhasil mendapatkan kartu identitasnya. Yang pertama kali ku lihat adalah namanya, yang ternyata bernama 'flavia aldebaran'.

----oo00oo----

–Nana.
[11/08/19]

Caesaro [🌻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang