"Jodoh kecil"

123 4 2
                                    

"Masa kecil adalah masa-masanya bermain dengan teman sebaya, tapi aku dulu justru malah menghabiskan waktu, dengan sibuk mencari perhatian Guruku yang cantik."

****

Bagiku saat itu bermain dengan teman, bukanlah hal yang menyenangkan. Setiap bermain ada saja hal yang membuatku tak nyaman, entah itu berebut mainan, jatuh karena terdorong, juga jadi bahan tertawaan temanku saat melihat aku yang amat cengeng.

Usia lima tahun, bukanlah usia yang sepantasnya merasakan jatuh cinta. Setidaknya di usia segitu, belum ada anak kecil yang mengerti menyukai lawan jenis.
Tapi ... itulah yang aku rasakan saat itu, aku terpesona pada guruku yang sangat cantik, baik, lembut dan penuh kesabaran.

Ya namanya Sahyuni, tapi di nametag beliau tertera nama "Sehyoen". Beliau guru termuda saat itu, saat semua Guru dipanggil "Ibu". Hanya ia lah yang dipanggil Kakak.

Suatu hari, "Crishtian, kamu kenapa tak bermain bersama teman-teman di luar?"

"Tidak, Kak. Aku di sini saja menemani Kak Sehyoen."

"Apa kamu sakit?"

"Tidak! Aku cuma ga mau Kak Sehyoen sendirian di kelas, boleh kan?"

"Tentu boleh, Sayang ..."

"Sayang? Kakak sayang sama aku?"

"Tentu Kakak menyayangimu, juga semua murid-murid di sekolah ini."

"Kak Sehyoen sangat penyayang, sama seperti Mamiku. Papi sering bilang, kalau sudah besar cari istri yang penyayang seperti Mami. Kak Sehyoen kan baik, penyayang juga. Kalau sudah besar aku ingin Kak Sehyoen jadi Istri aku."

Saat itu Bu Sehyoen menutup mulut, untuk menyembunyikan tawanya.

"Kenapa Kakak tertawa? Aku salah ya?"

"Engga sayang, kamu tidak salah. Kamu sangat lucu dan menggemaskan. Kakak yakin siapa pun yang mengenal kamu, pasti akan menyayangimu. Makanya Christian harus rajin belajar, supaya pintar! Kalau sudah besar nanti pasti kamu akan dikelilingi orang-orang yang penyayang seperti Kakak."

"Baik, Kak Sahyang."

"Hei, panggil Kak Sehyoen, Nak!"

"Aku maunya panggil Kakak Sahyang saja! Kan nama Kakak juga diubah, harusnya Sahyuni jadi Sehyoen."

"Luar biasa! Kakak bangga padamu. Kamu anak yang cerdas, pintar dan hebat ...."

"Iya dong, kan supaya dapat istri yang penyayang dan cantik seperti Kak Sahyang aku harus pintar. Berarti bisa dong, kalau aku sudah besar nanti Kakak jadi Istri aku? Seperti Mami dan Papi ...."

"Iya bisa, xixixi" jawab Kak Sahyoen dengan senyumnya yang membuat ia makin terlihat sangat cantik.

"Horeeeee ... asiiik!"

****

20 tahun kemudian

Aku saat ini menggantikan posisi Papi di perusahaannya menjabat sebagai CEO, di samping itu ada usaha yang kukelola sejak dua tahun lalu. Saat ini sudah berkembang pesat, apa pun yang kumau bisa terlaksana dalam hitungan menit. Harta dan kekuasaan membuatku dikelilingi orang-orang yang patuh dan tunduk.

"Neng Aya Stories"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang