Prolog- The White Moon

703 87 4
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Istana malam adalah istana yang mencerminkan bagaimana rupa pemandangan alam surga. Luas istana ini berkali lipat dari istana kekaisaran besar yang ada di dunia fana, bangunan yang besar dan kokoh semua dibuat dengan es berusia seribu tahun. Banyak ornamen mutiara putih terang dan kristal putih yang digunakan sebagai hiasan diseluruh tempat.

Disekeliling istana, puluhan pohon bunga plum ditanam secara merata disetiap sudut-sudut halaman, membuatnya seperti hutan dengan dedaunan merah muda yang mempesona. Ketika angin bergemisik, siulannya menerbangkan kelopak bunga plum hingga tersebar ditanah padang rumput.

Di ujung timur, terdapat gunung besar yang juga termaksud wilayah kerajaan malam bernama Gunung Yushi.

Memutari gunung, ada aliran sungai yang begitu jernih hingga dapat dilihat hingga dasarnya. Semua tempat dilembah gunung ditanami ribuan ramuan herbal langka dan penuh dengan binatang spiritual tingkat atas.

Disetiap tempat adalah kesempurnaan. Tempat yang begitu indah dengan energi yang bersih, hingga hampir menyamai kenyamanan surga.

Pemandangan alamnya begitu cantik. Namun, di istana malam ini, ada seseorang yang tinggal didalamnya, dan dikatakan dia lebih cantik dari seluruh pemandangan surga.

Seseorang yang tinggal di istana malam ini adalah Dewa Bulan.

Dia adalah jenis kecantikkan surgawi yang memiliki sejuta pesona bulan. Bagaikan bunga lotus putih, yang kokoh berdiri di atas air, berwarna putih suci, dan memiliki keharuman yang menenangkan.

Dewa Bulan Bai Yueliang, adalah rupa dari sebuah keabadian yang angung dan suci. Dimanapun dia berada, dia akan dihormati. Karna dia adalah satu-satunya dewa yang penuh cinta dan kasih yang diakui makhluk fana seperti manusia.

🌼🌼🌼

Sambil bersandar pada batu, Bai Yueliang mengela nafas damai. Dengan sedikit usaha dia merenggangkan tubuhnya di dalam air sambil menikmati pemandangan alam yang ada di kolam mata air panas di istananya.

Tubuhnya begitu putih seperti giok yang halus, ketika masuk kedalam mata air panas membuat tubuhnya menjadi hangat dan sedikit berubah kemerahan.

Rambut putih panjangnya tersebar di air, mengalir seperti sutra. Sosoknya yang rupawan membawa jejak penuh godaan dari setiap gerakkan yang dia buat. Hanya dengan membiarkan orang melihat kecantikkan yang sedang mandi ini, pasti akan membuat siapapun rela untuk membayar mahal agar bisa menatap pemandangan ini selamanya.

Namun sayangnya, di istana malam ini, selain Bai Yueliang sendiri, tidak ada siapapun yang tinggal. Jadi meskipun harus mandi ditempat terbuka sekalipun dia tidak akan takut diintip.

Mendesah, sambil menatap bulan purnama dia memikirkan lagi dan lagi. "Aku jelas-jelas adalah Bai Yueliang, namun aku bukan Dewa Bulan".

"Jika dihitung....sepertinya sudah seminggu lebih aku tiba disini".

Bai Yueliang yang sedang mandi di kolam mata air panas saat ini adalah pemuda dari abad 21 yang memiliki nama yang sama dengan Dewa Bulan. Namun karna suatu hal, ketika dia membuka matanya dan menemukan dia telah dipindahkan kedalam novel genre Xuanhua berjudul 'The Annihilation Heaven and Hell'.

Sejujurnya dia merasa sangat tidak nyaman ketika tiba disini. Begitu dia membuka matanya dia menemukan dirinya terbaring di atas kasur sutra  putih yang luas, dengan desain kamar yang kuno namun elegan, dan yang hampir membuatnya jantungan adalah ketika menemukan tubuhnya sendiri bukan miliknya.

Oh saat itu dia syok berat....

Butuh beberapa waktu untuk memisahkan memori asli tuan rumah dengan miliknya sendiri. Hingga akhirnya dia sampai pada kesimpulan yang sitematis.

Dia bertransmigrasi dan menepati tubuh Dewa bulan. Dengan kata lain dia pindah ke dunia novel yang baru beberapa saat dia baca sampai tamat. Dan mau tidak mau dia akan terseret plot yang ditunjukkan pada keberhasilan protagonis.

Ho ho ho...tapi untungnya adalah, dia tidak menjadi karakter umpan meriam atau apapun yang disebut batu loncatan protagonis, justru dia adalah orang bijak yang sangat dihormati dan bahkan dijadikan Shifu-nya sang protagonis. Jadi dengan mau tak mau dia harus menerima kenyataan.

Dan disinilah dia, harus memainkan peran Dewa Bulan yang cantik juga mengendalikan kekuasaan besar.

Meskipun enggan, tapi dia jelas harus bersyukur karna setidaknya dia telah dipindahkan ditubuh orang yang kuat dan tidak kalah dari protagonis. Kalau tidak, dengan minimnya informasi tentang dunia, dan kesialan tak berunjung jika dia tidak bisa apa-apa, jelas di dunia yang mementingkan kekuatan, dan peraturan jika yang kuat harus dihormati dan yang lemah ditindas, dia orang dengan hati dan pikiran abad 21 yang taat hukum, pasti akan mati!.

Dewa Bulan tentunya cukup kuat karna dia memang seorang abadi yang menetap dipersimpangan dunia fana dan alam surga.

Lalu dia tersenyum memikirkan sesuatu. "Oh...besok, aku akan bertemu protagonis. Jika sesuai dengan alur plot maka aku harus memberikannya ujin ketegaran mental dan melihat apakah dia dapat lulus atau tidak". Dan alur plot ini sangat penting, jadi dia tidak akan melewatkan itu.

Sambil menatap wajah putih mulus dari pantulan di air, Bai Yueliang diam-diam merasa takjub.

Sesuai namanya, Dewa Bulan sang Kecantikkan surgawi.

Meskipun dulu saat membaca novel ini dia merasa tidak terlalu mengerti maksud dari kecantikkan surgawi, terlebih itu ditunjukan pada seorang pria, namun ketika melihat rupa Dewa Bulan yang kini dia tepati tubuhnya, perlahan-lahan dia mengerti.

Karna dewa bulan, terlahir dari cahaya bulan di surga. Penuh belas kasih pada makhluk hidup hingga bersedia memantulkan cahaya dan menerangi bumi ketika malam tiba, dia hangat dan dingin secara bersamaan. Rupanya putih dan suci. Tidak pernah dilanggar dan akan terus seperti abadi.

Dan betapa bagusnya, dia bisa menjadi karakter hebat ini. Memikirkannya, Bai Yueliang sedikit bersemangat.

Paling tidak dia harus berjalan mengikuti alur plot. Menguji protagonis dan menjadi tuannya, membantunya saat mengalahkan penjahat, dan di akhir novel dia dapat tetap hidup sejahtera sambil menjaga martabat kecantikkan surgawi bulan putih.

Dia bisa tenang, dan melanjutkan hidup bebas tak terhingga di dunia aneh ini.

Namun, sayangnya Bai Yueling merasa tenang terlalu cepat. Karna apa yang tidak dia ketahui adalah, bahwa pada akhirnya, dia harus dipaksa memasuki takdir protagonis dan penjahat lebih awal.


BL- Reborn as a Moon GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang