Hal baru

3 0 0
                                    

Keesokan harinya Gita menepati janjinya dengan Putri untuk menemani dia pergi ke rumah saudaranya, Gita belum tahu siapa saudaranya dan tinggal dimana.

"rumah saudara lo dimana?", tanya Gita kepada Putri yang sedang menyetir mobil.

"deket kok", jawab Putri.

Gita melirik Putri, "iya maksudnya daerah mana?".

"nanti lo juga tau sendiri, udah diem gue lagi fokus", pandangan Putri tetap lurus kedepan mengamati jalanan.

Gita hanya mengangguk diam karena tidak ingin mengganggu konsentrasi Putri, karena nyawa taruhannya.
Tetapi mulutnya terasa gatal ingin berbicara banyak-banyak perihal dia dengan Leon kemarin.

Gita melihat ke arah Putri, "putt, gue mau curhat. "

"apaan? "

Gita mengambil nafas dalam-dalam, "gue putus sama Leoonnn!", ucap Gita dengan teriakan.

Mobil Putri seketika rem mendadak.

"lo bisa nyetir nggak sih? Sakit jidat gue nih kebentur", rengek Gita kepada Putri karena Putri rem mendadak.

Putri memukul lengan Gita, "lo kali yang bikin gue jantungan njir, suara lo kaya toak. Untung aja didepan lampu merah, gimana ceritanya lo bisa putus sama Leon sih? Pacaran juga hampir 2 tahun ngapain putus kan sayang tuh buang waktu lama-lama tapi ujungnya nggak ke pelaminan", Putri tertawa kecil lalu kembali menyetir.

"kan lo tau sendiri si Leon orangnya kaya apa, mana tahan gue." keluh Gita
"terus gue juga pusing mikir sekolah, kita juga kan mau ujian. Gue nggak mau nambahin beban pikiran, cuma gara-gara mikirin Leon yang ego nya tingginya minta ampun. "

Jawab Putri , "ada benernya juga, yaudah jangan sedih. Gua kenalin sama saudara gua mau ngga?".

Mata Gita berbinar-binar, "serius?".

"iya! Makanya lo jangan sedih-sedih ya, saudara gua mungkin lebih dewasa si dari lo, selisih 4 tahun kayanya." ujar Putri.

"oke deh", jawab Gita dengan senyum bahagia.

15 menit perjalanan akhirnya mobil Putri terparkir di teras rumah mewah berlantai 2 cat putih, lalu Gita dan Putri keluar dari mobil.
Gita berjalan dibelakang Putri dan melihat sekeliling rumah saudaranya Putri dengan rasa aneh, seperti sudah pernah mengenali tempat tersebut.

"eh non Putri, sudah lama ndak kesini non".

Jawab Putri kepada asisten rumah tangga yang membukakan pintu kepada Putri, "iya nih bi, tante Vera ada nggak?". Putri berjalan masuk ke dalam rumah diiringi Gita yang mengekor dibelakang Putri dan masih melihat suasana rumah.

"bu Vera tadi baru aja keluar non sama pak Adi, mau minum apa non? Biar bibi buatin".

Jawab Putri, "ngga usah bi, kak Nando dirumah?".

"ada non, lagi dikamar", Bi munaroh menunjuk ke lantai atas.

"yaudah kalau gitu bibi kembali kerja lagi aja, nanti kalau Putri ada perlu apa-apa nanti aku panggil bi Munaroh", ujar Putri tersenyum kepada bi munaroh.

"siap non putri", bi munaroh pergi ke dapur. Lalu Putri dan Gita duduk di sofa ruang tamu.

"gue ke atas dulu ya, lo tunggu sini aja bentar kok", kata Putri kepada Gita. Lalu Gita menjawab dengan anggukan kepala.

Putri berjalan ke lantai 2 menuju kamar saudaranya, pintu kamar terbuka sedikit lalu Putri mengetok pintu kamar lalu masuk.

"heyy! ", Ucap Putri dengan rasa bahagia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebelah Mata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang