Sembilan belas

515 56 3
                                    

"Kalo kata lelah bisa dijabarkan segampang itu,
Aku ingin, ingin sekali"
-Park Woojin

"Maaf"
-Bunda

•○•

Ini masih pagi, ya masih waktunya woojin buat tidur damai. Sedamai- damainya deh, biar dia bisa ngerasain yang namanya tidur tenang gitu. Tapi, dari bawah udah ada teriakkan bundanya buat sarapn pagi.

"WOOJIN BANGUN!!" teriak sang bunda.

Woojin nyingkap selimutnya trus duduk sebentar, sebelum akhirnya nyamperin paduka ratunya yang dari tadi udah koar koar. Dari atas woojin bisa liat kalo orang tuanya lagi berbincang bincang, entah apa intinya woojin tidak peduli.

"Ka, bangunin felix sana" ucap bundanya.

Woojin mengangkat sebelah alisnya, lalu melirik ke belakang. Seolah memberitahu bundanya jika sang adik telah bangun dari tidurnya. Omong omong hari ini hari libur mereka.

"Yaudah yuk makan" ucap sang ayah.

Mereka berempat makan dengan khidmat, sesekali sang bunda mencuri pandang ke woojin. Entah apa guna dan tujuannya, woojin risih. Sangat amat risih ketika ada yang memperhatikannya makan.

Untung ini bundanya, jika bukan mungkin woojin akan langsung mengomelinya. Beberapa saat kemudian, mereka semua selesai makan. Woojin memilih pergi ke atas, ke kamar tercintanya untuk tidur kembali.

Baru saja, mata woojin ingin terpejam. Suara ketukan pintu kamar terdengar. Lagi dan lagi bundanya harus menganggu pagi indah milik woojin.

"Ada apa?" Tanya woojin.

"Bunda mau ngomong" ucap bunda.

"Silahkan" ucap woojin.

"Nanti ikut bunda ya, pergi nemuin nenek" ucap bunda.

"Aku gamau" ucap woojin.

Seketika raut bundanya mengeras, astaga woojin tidak ingin durhaka sungguh. Tapi, dia sangat amat membenci keluarga ibunya yang selalu mempermalukannya.

Terakhir kali ia mengiyakan ajakan ibunya untuk pergi mendatangi neneknya, dia menjadi bahan omongan. Ah bahkan ibunya juga ikut menjelekkannya. Sungguh, woojin benci jika harus pergi dan menginjakkan kaki di neraka dunia itu.

"Harus mau!" Paksa sang bunda.

"Kenapa harus?" Tanya woojin.

"Karna felix tidak bisa" ucap bunda.

"Suruh felix batalkan acara perginya, lagipula tumben sekali aku dipaksa. Biasanya juga bunda selalu menindasku disana, mending bawa felix saja." Ucap woojin.

"Maksud kamu apa?! Bunda udah ngajak baik baik loh, kok kamu nyeleneh begini sih?" Tanya bunda.

"Woojin ga nyeleneh, emang udah kenyataannya kan. Bunda gasuka aku, keluarga bunda juga. Kalo gitu kenapa masih nganggep. Lagipula emang bunda ngaku anak bunda felix doang kan?" Ucap woojin.

"Kalo ngomong sama orang tua ya dijaga dong" ucap bunda.

Woojin diam, dia hanya ingin menetralkan emosinya sebentar. Untuk tidak membemtak apalagi memukul sosok di depannya, orang yang selama ini ia hormati dengan sepenuh hati.

Gendut [LGL x PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang