Delapan Belas

503 52 5
                                    

"Kalo pergi bisa bikin kamu ga terbebani, kenapa enggak?"
-ong seongwoo
.
.
"Gaada pilihan lain kan? Selain berpisah"
-kang daniel

•○•

Ong lagi lagi menghela nafasnya panjang, udah sekitar beberapa kali dia kelihatan lelah. Baik hati maupun badannya dia, dia lagi disibukkan sama proposal dan beberapa persiapan untuk cup serta hubungannya dengan daniel yang sedang dalam tahap diambang batas.

Seongwoo melirik ke arah jam dinding, pukul 7. Sudah sekitar 4 jam seongwoo berkutat di ruang osis, bahkan minhyun sahabatnya itu telah pergi entah kemana bersama sang kekasih.

Seongwoo menatap hpnya, tak ada satu pun tanda tanda sang kekasih menghubunginya. Padahal sudah lebih dari jam yang biasa sang kekasih kasih di aturan berpacaran ala kang daniel. Tapi, ah sudahlah seongwoo tak ingin membuat otaknya kembali mumet.

Ong mutusin buat pulang dan lagi lagi menatap nanar foto hasil photo box miliknya dan daniel yang sengaja ong pasang di belakang hpnya, di selipkan di antara casing polos miliknya.

Setelah selesai, ong mengunci pintu osis, dan tak lupa mengambil jaket miliknya yang tergeletak di atas meja osis sembari menatap jalanan malam kotanya dengan tatapan memuja. Seolah olah baru pertama kali ia melihatnya.

"Coba ada danyel disini" ucapnya sedih.

Kaki kurusnya melangkah keluar dari ruangannya, menyusuri heningnya koridor sekolahnya. Semenjak persiapan cup hampir selesai seonhwoo selalu pulang jam 7 dan pak satpam pasti selalu hapal itu.

Sesampainya di parkiran, seongwoo mengambil motor matic miliknya. Lalu, berpamitan dengan pak satpam yang senang tiasa menemani seongwoo jika malas mengurus tugas tugasnya.

"Pak dongho, uwu duluan yaa. Lanjutin ngopinya ya pak" ucap seongwoo.

"Dadah dek uwu, hati hati di jalan" ucap dongho.

Seongwoo mengangguk pelan, dan mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan malam dalam keheningannya, dan sesekali menyenandungkan lagu lagu yang akhir akhir ini dia sukai.

Matanya menatap lurus ke depan, melihat banyaknya sejoli yang keluar pada malam hari. Maklum, besok sabtu dan seharusnya malam ini seongwoo habiskan bersama sang kekasih. Pupus sudah harapan seongwoo, karena sang kekasih tidak memberi kabar sama sekali.

Semuanya berjalan baik, hingga akhirnya matanya menangkap dua sosok yang tengah bercamda bersama di area taman dekat rumahnya. Dan mereka adalah daniel dan kaka tingkatnya lee taeyong.

"Da-daniel?" Ucap seongwoo pelan.

Seongwoo buru buru ngebut sehabis liat pemandangan di depannya, ga peduli habis ini dia nyusruk atau mati nabrak apapun itu. Intinya seongwoo cuma butuh guling dan kasurnya untuk sekedar menemaninya menangis.

Sesampainya di rumah, ya seperti biasa sepi. Kedua orang tua seongwoo pergi kerja ke banyak negara dan hal itu mengharuskan seongwoo tinggal bersama sang kaka seo jhonny. Tapi, karena johnny harus kuliah, johnny memutuskan tinggal dan menetap di amerika.

Mereka sesekali berbicara lewat telfon, bahkan menghabiskan malam seongwoo dan pagi jhonny hanya untuk sekedar berbicara banyak hal. Mereka bukan saudara kandung, tapi mereka saling ah bahkan sangat menyayangi satu sama lain.

Gendut [LGL x PWJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang